Langsung ke konten utama

Keajaiban Nabi Muhammad SAW di Masa Kanak-kanak


 

"Demi Allah, dua atau tiga bulan setelah kami kembali, ketika kami sedang mengurus beberapa hewan ternak kami di belakang rumah kami, saudara tiri laki-laki Nabi datang, berlari, dan berteriak, 'Saudara laki-laki Quraisy-ku. Dua orang laki-laki mendatanginya memakai pakaian putih. Mereka membaringkannya dan membedah perutnya.' Ayahnya dan diriku pun berlari mencarinya. Ia tengah berdiri dan warna kulitnya berubah. Ayahnya memeluknya dan bertaya, 'Wahai anakku, apa yang telah terjadi padamu?' Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) menjawab, 'Dua orang laki-laki yang memakai kain putih mendatangiku. Mereka membaringkan tubuhku dan membedah perutku hingga terbuka. Mereka mengambil sesuatu darinya dan membuangnya, kemudian menutup perutku kembali seperti semula.' Kami membawanya ke rumah dan ayahnya berkata, 'Wahai Halimah, aku takut sesuatu telah terjadi pada anak kita yang satu ini. Mari kita kembalikan dia pada keluarganya sebelum keadaannya bertambah buruk.' "

 

"Kami pun mengembalikannya kepada ibunya di Makkah. Ibunya berkata, 'Apa yang membuatmu mengembalikannya padahal sebelumnya dirimu bersikeras untuk memeliharanya?' Kami pun memberitahukan padanya bahwa kami khawatir bahwa sesuatu yang buruk mungkin terjadi padanya. Ibunya berkata lagi, "Tak mungkin seperti itu, jadi, katakan padaku yang sesungguhnya." Sang ibu bersikeras hingga kami pun menceritakan padanya kejadian yang terjadi padanya (sall-Allahu 'alayhi wasallam). Sang ibu (Aminah, peny.) pun bertanya, 'Takutkah dirimu bahwa Setan telah berbuat sesuatu padanya? Tidak! Demi Allah, tak mungkin Setan dapat menyentuhnya. Anakku ini akan menjadi seseorang yang memiliki kedudukan luhur. Kalian boleh meninggalkannya sekarang.'"

 

Dalam hadits dari Syaddad ibn 'Aws (RA) diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) bersabda, "Aku pernah menjadi seorang anak susuan di Bani Sa'd ibn Bakr. Suatu hari saat diriku tengah berada di lembah bersama anak-anak laki-laki seusiaku, tiba-tiba muncul tiga orang. Mereka membawa sebuah bak mandi emas yang terisi penuh dengan es, kemudian mereka mengambilku dari teman-temanku, yang berlarian ke belakang ke suatu sudut. Salah satu dari ketiga orang itu membaringkan diriku dengan lembut ke atas tanah dan membelah perutku dari atas dadaku hinggu bagian tulang pinggangku. Saat itu aku mampu melihatnya dan tak merasakan sedikit pun rasa sakit. Ia mengambil keluar organ-organ dari dalam tubuhku dan mencucinya dengan seksama dengan es tadi. Kemudian mengembalikan organ-organ itu ke dalam tubuhku. Orang yang kedua bangkit dan menyuruh kawannya yang pertama tadi untuk menepi. Ia meletakkan tangannya ke atasku, memindahkan jantungku sementara aku melihatnya. Ia membelahnya, lalu mengambil keluar segumpal daging hitam, dan membuang daging hitam itu, kemudian menggerakkan kedua tangannya ke kanan dan ke kiri, seakan-akan menerima sesuatu. Tiba-tiba, mewujud sebuah cincin di tangannya yang terbuat dari suatu cahaya menyilaukan. Ia mencap jantungku dengan cincin itu, hingga dengannya jantung itu berisi kemilauan cahaya. Itu adalah cahaya kenabian dan hikmah. Ia kemudian mengembalikan jantungku ke dalam dadaku dan aku merasakan kesejukan cincin itu dalam jantungku untuk jangka waktu yang lama. Orang yang ketiga menyuruh temannya untuk menepi. Ia menaruh tangannya ke atas bagian tubuhku yang terbelah dan seketika itu pula sembuh dengan izin Allah. Ia kemudian meraih tanganku dan dengan lembut membantuku bangkit sambil berkata pada orang yang pertama, 'Timbanglah ia dengan sepuluh orang dari ummatnya.' Aku pun melebihi mereka dalam timbangan. Kemudian ia berkata lagi, 'Timbanglah ia dengan seratus orang dari ummatnya.' Aku pun lebih berat dari itu. Kemudian ia berkata kembali, 'Timbanglah ia dengan seribu orang dari ummatnya.' Aku lebih berat dari mereka. Kemudian ia pun berkata, 'Seandainya kalian menimbangnya dengan keseluruhan dari ummatnya pun, ia tetap akan lebih berat daripada mereka.' Mereka semua memelukku, mencium dahiku dan ruang di antara kedua mataku sambil berkata, 'Wahai, yang terkasih, seandainya saja kau mengetahui kebaikan apa yang tengah menanti dirimu, tentu kau akan berbahagia.'" Penimbangan di sini bermakna penimbangan moral/akhlaq. Nabi (sall-Allahu 'alayhi wasallam), dengan demikian, unggul dalam semua sifat dan keistimewaan.

 

Pencucian dada suci beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) terjadi pula di waktu lain ketika Jibril AS membawa kepada beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) wahyu di Gua Hira' dan sekali lagi pada malam Mi'raj (Kenaikan ke Langit). Abu Nu'aim meriwayatkan dalam Al-Dala'il, pembelahan dada beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) terjadi pula saat beliau berumur dua puluh tahun. Hikmah dari pembelahan dada suci beliau di masa kanak-kanaknya serta pembuangan daging hitam, adalah untuk membersihkan beliau dari sifat-sifat kekanak-kanakan, sehingga beliau akan memiliki sifat-sifat seorang laki-laki dewasa. Pertumbuhan beliau pun, dengan demikian terjadi secara murni sempurna tanpa cacat. Beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) dicap/ditandai dengan cap kenabian yang terletak di antara kedua bahunya yang memiliki wangi misk dan nampak bagai sebutir kecil telur burung 'partridge'.

 

Ibn 'Abbas (RA) dan yang lainnya meriwayatkan bahwa ketika Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) berumur enam tahun, ibundanya dan Ummu Aiman (RA) membawanya selama sebulan mengunjungi paman dari sisi ibunya dari Bani Adiy ibn An-Najjar di Dar al-Tabi'a di Yatsrib. Di suatu waktu kemudian hari, beliau mengingat-ingat peristiwa-peristiwa yang terjadi saat beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) tinggal di sana. Saat melihat ke suatu rumah tertentu, beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) bersabda, "Ini adalah (rumah) tempat ibuku dan diriku pernah tinggal. Aku belajar berenang di sumur milik Bani Adiy ibn Al Najjar. Sekelompok orang Yahudi biasa mengunjungi tempat ini untuk melihat diriku." Ummu Aiman (RA) berkata, "Aku mendengar salah seorang dari Yahudi-Yahudi itu berkawa bahwa Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) adalah Nabi dari ummat ini, dan bahwa tempat ini adalah tempat hijrah beliau. Aku mengerti semua yang mereka katakan."

 

Beliau dan ibundanya kemudian bersiap untuk kembali ke Makkah, namun saat mereka tiba di suatu tempat bernama Al Abwa', tidak jauh dari Yatsrib, ibundanya jatuh sakit keras. Al Zuhri meriwayatkan dari Asma' binti Rahm, dari ibunya, "Aku berada bersama Aaminah, ibunda Nabi (sall-Allahu 'alayhi wasallam), saat ia terbaring sakit yang membawanya pada kematian. Pada saat itu, Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) masihlah seorang anak laki-laki berumur lima tahunan. Saat beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) duduk di sisi kepala ibundanya, sang ibu membacakan beberapa bait puisi, dan memandang wajah suci beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) sambil berkata, 'Setiap yang hidup suatu saat pasti akan mati, segala sesuatu yang baru pastilah suatu saat akan menua, setiap keberlimpahan pastilah suatu saat akan berkurang. Aku kini tengah meregang maut, namun ingatanku selalu akan wujud, aku telah meninggalkan di belakangku kebaikan yang berlimpah, dan telah kulahirkan suatu Kesucian,' kemudian sang ibu pun wafat. Saat itu, kami dapat mendengar Jinn menangisi kepergiannya."

 

Telah diriwayatkan bahwa Aaminah bersaksi atas kenabian Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) setelah kematiannya. At-Tabarani meriwayatkan alam suatu rantai periwayatan dari A'isyah (RA) bahwa ketika Nabi (sall-Allahu 'alayhi wasallam) tiba di Al-Hajuun, beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) demikian sedih dan berduka. Beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) tinggal di situ selama yang Allah kehendaki bagi beliau untuk tinggal di situ. Saat beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) kembali, beliau demikian bahagia dan bersabda, "Aku memohon pada Tuhanku 'Azza wa Jalla, untuk menghidupkan kembali ibundaku. Allah melakukannya dan menghidupkannya kembali." Juga telah diriwayatkan oleh baik Al-Suhaili maupun Al-Khateen bahwa A'isyah (RA) berkata bahwa Allah membangkitkan kembali kedua orang tua Nabi Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) dan keduanya bersaksi atas kenabian Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam).

 

Al-Qurtubi, dalam Al Tadhkira, berkata, "Keistimewaan dan keluhuran Akhlaq Nabi Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) tak pernah berhenti muncul dalam keseluruhan hidup beliau. [Karena itu] Mengembalikan kembali kedua orang tuanya untuk hidup sehingga mereka dapat beriman pada beliau, bukanlah suatu hal yang tak mungkin. Tak satu pun dalam hukum Agama Islam maupun logika yang berlawanan dengan hal ini." Disebutkan dalam Qur'an Suci bahwa seseorang yang terbunuh di kalangan Bani Isra'el dibangkitkan hidup kembali untuk menunjukkan siapa yang telah membunuhnya. Lebih-lebih, Sayyidina 'Isa 'alaihissalam biasa membangkitkan orang yang mati hidup kembali. Seperti itu pula, Allah Ta'ala mengembalikan beberapa orang mati untuk hidup lagi lewat tangan-tangan Nabi kita (sall-Allahu 'alayhi wasallam). Mengapakah tak mungkin bagi kedua orang tuanya untuk bersaksi atas kenabian beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) setelah mereka dibangkitkan hidup kembali, padahal peristiwa ini hanyalah menambah keunggulan dan keluhuran beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam)?

 

Al-Imam Fakhruddin Al-Razi berkata bahwa seluruh ayah-ayah [kakek moyang] dari Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) adalah Muslim, yang dibuktikan dengan sabda Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam), "Aku dipindahkan dari sulbi-sulbi laki-laki yang suci ke rahim-rahim perempuan yang suci pula." Dan karena Allah Ta'ala telah berfirman, "Sungguh, orang-orang Musyrik adalah najis," kita melihat di sini bahwa tak seorang pun dari kakek moyang beliau yang kafir.

 

Al Hafiz Shams Al-Din Al-Dimashqi berkata tentang hal ini demikian indahnya saat ia menulis:

 

"Allah karuniakan atas Nabi karunia berlimpah

Dan lebih banyak lagi, dan baginya Ia Ta'ala paling berbaik hati

Ia kembalikan ibunda beliau untuk hidup, juga ayahandanya

Hingga mereka pun dapat beriman padanya.

Hal itu adalah karunia yang lembut

Maka berimanlah pada mu'jizat-mu'jizat ini, karena Ia Ta'ala mampu atasnya

Meski sang makhluk adalah lemah."

 

Ummu Aiman (RA) adalah perawat Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) dan bibinya setelah wafatnya ibunda beliau. Beliau (sall-Allahu 'alayhi wasallam) biasa berkata tentangnya, "Ummu Aiman adalah ibundaku setelah ibundaku." Saat Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) berumur delapan tahun, kakek dan penjaga beliau, Abdul Muttalib pun wafat. Umurnya saat itu seratus sepuluh tahun (dalam riwayat lain, ia berumur seratus empat puluh tahun). Saat itulah, atas permintaan Abd Al-Muttalib, paman Muhammad (SAW), Abu Talib menjadi penanggung jawab beliau, karena ia adalah saudara kandung laki-laki dari ayahanda Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam), 'Abdullah.

 

Ibn Asakir meriwayatkan dari Jalhama ibn Urfuta bahwa Muhammad (sall-Allahu 'alayhi wasallam) bersabda, "Aku datang ke Makkahsaat musim kering. Beberapa orang laki-laki dari suku Qurasiy mendatangi Abu Talib dan berkata, 'Wahai, Abu Talib, lembah-lembah tengah kering dan keluarga-keluarga tengah menderita. Mari kita pergi dan berdoa memohon hujan.' Abu Talib pun keluar, dan bersamanya seorang pemuda yang nampak bagai 'Matahari-setelah-Awan-menghilang'. Ia (sang pemuda) dikelilingi oleh anak-anak laki-laki lainnya. Abu Talib pun membawanya ke Ka'bah dan membuatnya berdiri dengan punggungnya membelakangi Ka'bah. Saat itu, bahkan tak nampak secuilpun awan di langit. Namun, sesaat setelah sang pemuda itu mengangkat kedua tangannya, awan pun mulai berdatangan dari segenap penjuru, dan hujan pun mulai turun. Lembah pun bersemi dan baik di dalam Makkah maupun di padang pasir sekelilingnya menjadi subur. Tentang mu'jizat ini, Abu Talib menulis bait-bait berikut:

 

'Untuk ia yang memiliki wajah benderang,

hujan dikirimkan demi kemuliaan akhlaqnya,

Ia tempat berlindung para yatim,

Dan penyokong para janda.'"

 

Allaahumma shalli afdalas salaati 'ala habiibikal mushtofa sayyidina muhammadin wa 'ala aalihi wasahbihi wasallaam.

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )