Tidak aneh lagi jika teman di seberang sana senang melakukan manipulasi terhadap karya-karya para ulama, tidak terkecuali Hadrotus Syaikh KH Hasyim Asy'ari, pendiri Jam'iyyah Nahdlatul Ulama. Nama Hadrotus Syaikh seringkali dicatut untuk menguatkan argumen orang-orang yang tidak suka dengan amaliyah kalangan santri, yang menurut mereka tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Di antara karya beliau, yang dicatut adalah karya yang berjudul al-Tanbihat li man yashna'ul maulida bil munkarat (Teguran kepada orang yang mengadakan Maulid dengan Kemungkaran). Dengan menggunakan judul itu, orang-orang seberang langsung membuat simpulan bahwa Hadrotus Syaikh menganggap bahwa mauldid merupakan perbuatan munkar. Padahal, maksud dari judul tidaklah begitu.
Tidak cukup dengan memanipulasi judul, orang-orang itu kemudian menampilkan narasi dari Hadrotus Syaikh, yang dijadikan sebagai argumentasi. Narasi itu adalah:
قد رأيت في ليلة الإثنين الخامس والعشرين من شهر ربيع الأول من شهور السنة الخامسة الخامسين بعد الالف والثلاثمائة من الهجرة أناسا من كلبة العلم في بعض المعاهد الدينية يعملون الاجتماع باسم المولد.
Pada malam senin, tanggal 25 Rabiul Awwal yaitu pada tahun 1355 H, saya melihat sekelompok pelajar pesantren mengadakan kumpulan yang disebut sebagai kumpulan maulid.
وأحضروا لذلك الات الملاهي ثم قرأوا يسيرا من القران والاخبار الواردة في مبدأ أمر النبي صلى الله عليه وسلم وما وقع في مولده من الايات وما بعده من سيره المباركات
Di dalam acara itu mereka menampilkan alat-alat musik. Mereka juga membaca sedikit dari ayat al-Qur’an dan riwayat-riwayat tentang permulaan dakwah Nabi, serta peristiwa yang terjadi pada saat kelahiran beliau, seperti tanda-tanda keistimewaan dan sejarah perjalanan hidup beliau yang penuh dengan keberkahan.
ثم شرعوا في المنكرات مثل التضارب والتدافع المسمى عندهم بفنجاأن و بوكسن وضرب الدفوف.
Setelah itu mereka melakukan perbuatan-perbuatan munkar, seperti pencak silat dan tinju
كل ذلك بحضور نسوة اجنبيات قريبات منهم مشرفات عليهم والموسيقي وستريك واللعب بما يشبه القمار واجتماع الرجال والنساء مختلطات ومشرفات والرقص والاستغراق في اللهو والضحك وارتفاع الأصوات والصياح في المسجد وحواليه فنهيتهم وأنكرتهم عن تلك المنكرات فتفرقوا وانصرفوا
Semua itu dilakukan dengan menampilkan sekelompok perempuan yang bukan mahram dan juga musik. Selain itu, turut ditampilkan juga permainan cetrik yaitu sejenis perjudian. Laki-laki dan perempuan bercampur saling bertatapan, mereka larut dalam kesenangan melalui tarian, tawa, dan teriakan-teriakan di dalam masjid dan sekitarnya. Melihat itu, saya langsung melarang dan mengingkari apa yang mereka lakukan. Mereka pun bubar dari tempat maulid itu.
Jika narasi Hadrotus Syaikh itu hanya dibaca sampai sini, gambaran yang ditangkap pembaca adalah bahwa isi dari peringatan maulid adalah kemungkaran sebagaimana ditulis.
Persepsi itu akan berubah jika uraian Hadrotus Syaikh dibaca lanjutannya, sebagai berikut:
ولما كان الأمر كما وصفت وخشيت ان تسري هذه الفعلة المخزية الى امكنة كثيرة ويزيد العوام من أهلها أنواعا من المعاصي وربما تؤدي بهم الى الى ان يمرقوا من دين الإسلام وضعت هذه التنبيهات نصحا للدين وارشادا للمسلمين
Sebagaimana yang telah saya deskripsikan tadi, saya mempunyai kekhawatiran jika perbuatan tercela ini akan menyebar ke banyak tempat. Dan karena ketidaktahuannya, banyak masyarakat awam yang bertambah melakukan kemaksiatan. Bahkan bisa jadi, itu akan menyebabkan mereka keluar dari ajaran Islam, maka saya tulis peringatan ini, sebagai bentuk nasihat di dalam ajaran agama, dan bimbingan bagi seluruh umat Islam.
يؤخذ من كلام العلماء الاتي ذكره ان المولد الذي يستحبه الائمة هو اجتماع الناس وقراءة ما تيسر من القران ورواية الأخبار الواردة في مبدأ أمر النبي صلى الله عليه وسلم وما وقع في حمله ومولده من الإرهاصات وما بعده من سيره المباركات ثم يوضع له طعام يأكلونه وينصرفونه وان زادوا على ذلك ضرب الدفوف مع مراعاة الادب, فلا بأس بذلك
Berikut adalah pendapat para ulama mengenai maulid: bahwa peringatan maulid Nabi yang disukai para ulama adalah berkumpulnya orang-orang , dibacakan di situ beberapa ayat al-Qur’an, serta riwayat-riwayat yang berkaitan dengan kehidupan Nabi, seperti peristiwa pada saat kehamilan Ibunya, kelahirannya, dan kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi pada saat Nabi dilahirkan. Dibacakan pula sejarah kehidupan beliau, yang penuh dengan keberkahan. Setelah itu diletakkan hidangan untuk hadirin sebelum mereka pulang. Kalaupun ditambahkan di dalam peringatan itu, memukul rebana, sambil menjaga adab, tidak mengapa itu dilakukan.
Dari uraian ini dapat dipahami bahwa Syaikh KIai Hasyim Asy'ari tidak anti maulid.
Komentar
Posting Komentar