Langsung ke konten utama

Puasa sebagai Tradisi

Kang Sobary

Oleh: Mohamad Sobary


Di kantor sebuah media ada seorang wartawan, ahli kriminologi, yang gerak- gerik dan segenap tingkah lakunya diamati wartawan yang lain.


Secara rutin wartawan itu tak menyentuh minuman yang disediakan dimeja kerjanya pada setiap hari Senin dan Kamis. Diperlukan waktu lama untuk meyakinkan bahwa memang bukan hanya kebetulan sahabatnya tak menyentuh minuman tersebut. Pada hari-hari itu sudah menjadi tradisi bagi wartawan ahli kriminologi tadi untuk tidak meminum minumannya pada siang hari, setiap hari-hari yang disebutkan tadi. Dia tahu sahabatnya itu berpuasa Senin-Kamis.


"Jadi minumanmu boleh kuambil bukan?" tanya sahabatnya itu sambil memindahkan gelas panjang itu ke mejanya. "Ambillah," jawab si ahli kriminologi sambil tersenyum ikhlas. "Terima kasih. Kudoakan kau cepat naik pangkat menjadi pemred." Di luar kantor, wartawan ahli kriminologi tadi bercerita pada sahabatnya, bukan seorang wartawan, bahwa lama-lama dia merasa kurang enak karena dia berpuasa rutin setiap Senin dan Kamis dikiranya demi pamrih untuk segera naik pangkat. "Padahal, aku berpuasa untuk berpuasa itu sendiri.


" Di dalam kehidupan rohani orang Jawa, berpuasa Senin- Kamis, atau pada hari-hari lain, bertepatan dengan hari kelahirannya, memang memiliki arti khusus dan tujuan khusus. Mungkin puasa-puasa seperti itu untuk "mengolah" kehidupan pribadi dari dalam untuk melatih ketenangan, kesabaran, dan sikap "sumarah " pada Tuhan Yang Mahakuasa.


Berpuasa dianggap bagian dari strategi membikin nonaktif segenap nafsu yang perlu dikendalikan. Tapi, tak jarang sikap "prihatin" itu untuk menjadi sarana meraih tujuan-tujuan praktis duniawi. Bagi pegawai, puasa itu memang demi kenaikan pangkat atau agar disayangi atasan. Bagi pedagang, amalan itu menjadi sarana meraih sukses besar agar cepat berkembang.


Pendeknya, jalan rohani itu ada yang demi kepentingan rohani, ada pula yang demi kepentingan materi. Ini tergantung pada orangnya. Di dalam tradisi Jawa kedua-duanya dianggap sah dan boleh ditempuh dalam kehidupan ini. Berpuasa dalam versi lain, yang ditempuh dalam sehari semalam secara "full ", juga sudah menjadi suatu tradisi. Motif dan tujuannya pun bermacam-macam. Jenis puasa dalam tradisi Jawa ini tampaknya tidak khas Jawa.


Pada etnis-etnis lain di seluruh Nusantara ada pula jenis puasa serupa. Seperti di dalam tradisi Jawa, ada pula yang tujuannya untuk meraih kesaktian. Lagi pula jenis kesaktian di sini sangat bervariasi. Ada kesaktian tingkat sederhana, sekadar tidak mempan senjata tajam. Ada tradisi puasa yang tujuannya agar tidak tertembus peluru atau antipeluru.


Ada yang dimaksudkan untuk bisa menghilang atau tidak terlihat oleh pihak lain, dan masih banyak variasi kesaktian yang hendak diraih melalui tradisi puasa tadi. Ini jenis amalan yang biasanya tak bisa dijalankan sendiri. Di dalam tradisi Jawa maupun tradisi Nusantara pada umumnya, biasanya ada guru yang membimbing dan mengamati dari "jauh". Biasanya, ketika melatih muridnya berpuasa seperti itu sang guru juga ikut berpuasa.


Guru tidak sekadar menjadi pengamat yang berjarak. Dalam urusan rohaniah seperti itu sang guru terlibat. Dia "melihat" bukan dari kejauhan, tetapi dari dekat, bukan dari "luar", melainkan dari "dalam". Berpuasa yang sudah menjadi tradisi itu terpelihara dengan baik melalui mekanisme dan variasi yang bermacam macam coraknya. Tiap etnis memiliki jenis kearifan tersendiri.


Lagi pula, etnis yang satu tak bersaing dengan etnis yang lain. Jalan rohani mungkin memang tak mengenal persaingan. Memang ada efek rohaniah yang lebih dalam bagi seorang murid dan kelihatan biasa-biasa saja pada murid yang lain. Tetapi, murid yang satu tidak bersaing dengan murid yang lain. Jika berpuasa untuk sesuatu yang rohaniah sifatnya, terutama bila demi kesalehan yang tulus Kita kaya akan tradisi.


Tiap tradisi memiliki makna yang mendalam. Ada makna "bumi" sekaligus makna "langit", makna "profan" sekaligus makna "kudus", makna "manusiawi" sekaligus makna "ilahi". Kelihatannya, berpuasa dalam konteks kebudayaan Nusantara itu merupakan sebuah "perjalanan". Di sana manusia Nusantara sedang berjalan "mencari" atau "menuju" dirinya sendiri. Kapan berpuasa jenis itu lahir di bumi kita ini, kita tidak tahu.


Di dalam kitab suci ada disebutkan bahwa berpuasa sudah menjadi kewajiban bagi umat manusia sejak zaman nabi-nabi yang lebih tua. Berpuasa sebagai kewajiban "baru" bagi umat manusia dimulai lagi pada masa kenabian Rasulullah, Gusti Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Inilah puasa yang menjadi rujukan kita.


Kita berpuasa tidak untuk kepentingan pribadi, tidak untuk naik pangkat, tidak pula untuk meraih sukses dalam perdagangan maupun untuk memperoleh kesaktian. Di sini berpuasa itu sebagai wujud sebuah ketulusan, sebuah pengabdian. Kita berpuasa untuk Allah. Tapi, Allah tak mengambilnya secara mutlak. Kita, yang berpuasa, diberi suatu kenaikan derajat rohaniah yang tinggi; derajat orang takwa.


Kita menjadi takwa. Setidaknya kita mencalonkan diri untuk bisa meraih derajat tinggi itu. Kita ikhlaskan puasa kita untuk Allah dan imbalannya, Allah melimpahkan kemurahan tak terhingga, membuat kita bisa mencapai derajat orang yang bertakwa tadi. Apakah setiap hamba yang berpuasa otomatis bisa meraih derajat takwa itu? Apakah takwa itu bonus bulanan yang gratis bagi setiap hamba-Nya? Tiap hamba yang berpuasa berharap begitu.


Tapi, Allah tahu, puasa tiap hamba tidak sama. Ada yang berpuasa dan sepanjang hari kerjanya hanya menengok jam, menantikan datangnya saat berbuka. Berpuasa seperti itu apa tak berarti bahwa sebenarnya dia telah berbuka setiap saat, ketika memandang jarum jam dengan rasa tidaksabar? Apakah puas aseperti itu masih bisa disebut puasa? Ada yang berpuasa dengan niat ikhlas, tapi sebenarnya yang dibayangkan bukan Allah Yang Maha murah, melainkan tercapainya urusan-urusan duniawi yang membuatnya menjadi orang sukses dan jaya.


Di sini dia berpuasa untuk sesuatu yang bersifat duniawi. Apakah puasa seperti ini yang disebut puasa untuk Allah semata? Apakah puasa seperti ini juga bisa disebut puasa? Berpuasa itu amalan yang sangat pelik. Ikhlas dan tidak ikhlas tak begitu mudah kita nilai sendiri. Sebaiknya, bila kita ingin betul- betul ikhlas, kita tak usah membuat penilaian.


Mungkinsebaiknya kita beristigfar, mohon ampun, dengan rasa khawatir bahwa kita telah dihinggapi sikap tidak ikhlas. Kita mohon ampun karena kekhawatiran, puasa kita mengandung motivasi lain selain ketulusan. Lalu, kita persembahkan puasa kita itu kepada Allah dengan kerendahan hati bahwa hanya inilah yang hamba mampu lakukan.


Bahwa kita mohon yang kurang-kurang digenapkan, yang keliru-keliru dibetulkan, yang bengkok-bengkok diluruskan. Kita tak henti-hentinya mengetuk pintu-Nya, dan dengan kekhawatiran tak dibukakan- Nya. Tapi, tugas kita hanya mengetuk. Dibuka atau tidak bukan urusan kita.


Berpuasa, bagi kita, merupakan jalan membangun tradisi untuk bisa menjadi hamba yang tulus. Kalau tidak bisa, kita mohon agar Allah membuat kita menjadikan kita dengan roda-Nya agar kita menjadi orang tulus tadi. []

 

Koran SINDO, 2 Juli 2015

Mohamad Sobary | Esais, Anggota Pengurus Masyarakat Bangga Produk Indonesia, untuk Advokasi, Mediasi, dan Promosi. Penggemar Sirih dan Cengkih, buat Kesehatan. Email: dandanggula@hotmail.com Guru Besar (Emeritus) Unpad/Unpas

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.