Tragedi Tsunami Selat Sunda |
Oleh : Iramawati Oemar
Sewaktu menyerahkan bantuan ke Labuan hari Senin lalu, seorang teman berujar "masih untung ya tsunaminya kemarin, coba kalau pas malam tahun baru, bisa ribuan tuh yang jadi korban".
Sudah jadi rutinitas pergantian tahun, hotel-hotel di bibir pantai Anyer, Carita, Labuan, Tanjung Lesung yang memang menjual keindahan pantai, selalu jadi destinasi pengunjung dari berbagai komunitas untuk merayakan "old n new", melihat matahari terbenam akhir tahun dan menyongsong matahari terbit awal tahun.
Tapi, dengan kejadian tsunami kemarin yang TANPA PERINGATAN, TIDAK DIDAHULUI GEMPA sama sekali, ditambah lagi kondisi erupsi GAK (Gunung Anak Krakatau) yang masih saja aktif, bahkan sekarang Cilegon dan sekitarnya mulai dilanda hujan abu vulkanik meski masih tipis-tipis, saya duga orang yang mau berpesta tahun baru disekitar pantai Selat Sunda pasti akan mikir 1001 kali.
Karenanya saya kaget mendengar kabar berita di TV, investor resort di Tanjung Lesung menyiapkan dana untuk segera membenahi hotel-hotel yang berantakan, agar siap dipakai kembali pada perayaan tahun baru 2019.
Gak kapok kowe son?!
Tidak ingatkah kaliam semua bahwa bencana ono sebagian dari peringatan Allah, bahkan bisa jadi teguranNYA??!
Wuih, saya nahan diri deh buat gak misuh.
Kesel banget sama sebagian bangsa ini yang keep dungu. Tidak mau berpikir akan tanda-tanda alam.
Bener kata Mas Ebiet G. Ade :
"Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita... yang selalu salah dan BANGGA DENGAN DOSA-DOSA" 🎶
Ya Allah, yaa Robb kami, semoga doa-doa dan dzikir hamba-hambaMu yang masih takut kepada adzabmu, mampu meredam murka alam atas seijinMu. (FM)
Komentar
Posting Komentar