Ust. Ahmad Sarwat |
Forum Muslim - Jadi gini, kalau ada yang bilang jangan pisahkan Islam dengan politik, boleh jadi kepentingan politiknya bisa 'dititipkan' lewat Islam.
Kampanye di masjid tidak boleh secara resmi, maka lewat sisipan pak ustadz dalam khutbahnya, masuklah pesan-pesan kampanye.
Dan ini dilakukan oleh kedua belah pihak. Tinggal main kuat-kuatan nitip pesan saja.
Tapi kemarin seorang pengurus masjid tanya kepada saya secara pibadi,"Maaf lho ni pak ustadz, bukan bermaksud menyinggung. Saya perhatikan materi yang ustadz bawakan selama ini kok sama sekali tidak bawa pesan politik apapun ya? Tidak kesana dan tidak kemari?.
Saya balik bertanya,"Lho memangnya kenapa?".
Dia jawab,"Oh nggak apa-apa. Malah seneng ustadz. Cuma kok ustadz-ustadz yang lain itu saya perhatikan selalu saja menyisipkan pesan-pesan politik. Saya perhatikan hampir semuanya lho. Masjid kita sudah mirip panggung orasi politik".
"Wah, kalau itu ente tanyain langsung saja ke yang bersangkutan. Jangan tanya saya dong", saya menimpali.
"Nah itu yang bikin kami bingung. Kan mereka kita undang judulnya biar kami dapat ilmu. Tapi kebanyakan pesan sponsor politiknya dari pada ilmunya. Itu yang kami rasakan alhir-akhir ini", keluhnya.
Saya senyum-senyum aja mendengarnya. Bukan baru satu ini pengurus masjid mengeluh, ada banyak sekali yang model begituan.
Padahal solusinya gampang banget sih. Jangan diundang aja. Titik selesai. Gitu aja kok repot.
Cuma tidak mungkin saya bilang gitu sama pengurus. Nanti dikira matikan lahan orang, tidak mau ada saingan.
Tapi saya kenal seorang pengurus masjid yang nekat. Dia batalkan semua kajian ceramah di masjidnya selama Ramadhan full dan diganti cukup dengan belajar tajwid saja. Alasannya enak didengar, biar pada bener dulu baca Qurannya. Dan alhamdulillah jamaah ternyata setuju semua. Hitung-hitung penghematan anggaran juga sih.
Soalnya keseringan dijejalin issu politik melulu tiap hari wajar kalau pada blenek juga.
Panggung politik di masjid itu pun bubar, musnah dan punah. Berganti orang pada baca Quran.
Ahmad Sarwat,Lc.MA
Sumber : Ust. Ahmad Sarwat
Komentar
Posting Komentar