Forum Muslim -- "Kami selalu berada di belakang ekor mereka, yang berarti kami menang dalam perang udara," kata pilot-pilot Rusia tentang pertemuan-pertemuan udara dengan pesawat-pesawat tempur Amerika di udara Suriah, seperti dilaporkan Veterans Today, 28 Desember. "Ketika bertemu dengan mitra-mitra kami dari koalisi Barat di udara, kami selalu mendapati mereka berada di depan kami, yang berarti kami menang dalam perang udara," kata Maksim Makolin, seorang pilot pesawat tempur Rusia setelah mendapat medali kehormatan dari Presiden Rusia Vladimir Putin karena tugasnya di Suriah. Situasi yang disebut 'lag pursuit' adalah kondisi paling optimal dalam sebuah perang udara, dimana hidung satu pesawat tempur berada di belakang ekor lawannya. Pada posisi ini pilot bebas melakukan apapun, seperti hanya menjaga jarak hingga menembak jatuh lawan. Maksim Makolin adalah satu dari 14.000 orang prajurit Rusia yang mendapatkan medali kehormatan karena keberanian dan profesionalismenya selama bertugas di Suriah. "Penghargaan ini mencerminkan kerja keras dalam misi udara di Suriah. Saya rasa penghargaan 'Pahlawan Rusia' harus diberikan kepada Letkol Penerbang Oleg Peshkov, dan mereka semua yang tidak bisa kembali ke Rusia dari Suriah," kata Makolin. Peshkov meninggal dalam tugas pada 24 November 2015, ketika pesawat Su-24-nya ditembak jatuh oleh pesawat-pesawat tempur Turki. Ia sempat melompat dengan kursi pelontar, namun ditembaki saat mendarat oleh para pemberontak. Turki mengklaim pesawat Rusia itu melanggar wilayah Turki, namun dibantah Rusia. Misi udara Rusia di Suriah dimulai pada September 2015 hingga Desember 2017. Hal ini menjadi faktor penentu kemenangan Suriah dalam konflik yang telah berlangsung sejak tahun 2011, selain dukungan Iran dan Hizbollah yang mengirim ribuan pasukan untuk mendukung regim Bashar al Assad. Rusia mengklaim berhasil menewaskan 60.000 teroris dan pemberontak Suriah. Selama misi tersebut pilot-pilot Rusia sering mendapat gangguan dari pesawat-pesawat tempur Amerika, meski Amerika mengklaim menjalankan misi anti teroris ISIS. Rusia mengklaim jalur komunikasi yang dibangun dengan Amerika tidak berfungsi karena Amerika enggan membagikan informasi tentang misi mereka di Suriah. Pada insiden terakhir yang terjadi 23 November lalu, sebuah pesawat SU-35S Rusia mengusir pergi pesawat F-22 Amerika setelah pesawat itu mencoba menghalang-halangi pesawat pembom Rusia yang hendak membom pangkalan ISIS di barat Sungai Eufrat. Dalam acara pemberian pengharaaan yang digelar di Kremlin tersebut, Presiden Vladimir Putin juga memberikan penghargaan khusus kepada mereka yang gugur dalam tugasnya di Suriah, dengan mengajak seluruh hadirin untuk mengheningkan cipta. Menurut data resmi Rusia, tercatat 39 personil militernya gugur dalam tugasnya di Suriah.(IFP) |
French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i
Komentar
Posting Komentar