Langsung ke konten utama

Ijtihad Ulama Kontemporer Umumnya Mirip Muhammadiyah



Narasumber diskusi Syaikh Nidhol pemilik akun  Babanya Shofia (Modernis)

Hasyim Asy'ari:

oleh : Wahyudi Abdurrahim,Lc (PCIM Mesir)


 Seri Kajian Ilmu

Baru saja saya melakukan diskusi ringan dengan Ust Nidhal, salah seorang anggota Majelis Tarjih PCIM Cairo. Berikut ringkasan hasil diskusi tersebut:

Ada satu pertanyaan, apakah kita harus terikat dengan madzhab tertentu, ataukah boleh kita bernaung di semua madzhab lalu melakukan ijtihad tarjihi? Bagaimana dengan sikap ulama kontemporer?

Sering kita membaca di berbagai media yang menyindir Muhammadiyah karena tidak terikat dengan madzhab tertentu. Bahkan ada yang menuding Muhammadiyah sebagai organisasi yang anti madzhab. Ada pula yang menuduh Muhammadiyah terlalu berani dengan berijtihad langsung kepada Quran Sunnah dan tidak mengikat pada madzhab tertentu.

Bermadzhab dalam fikih maksudnya adalah mengikuti madzhab tertentu, seperti Syafii, Hanafi, Hambali, Maliki dan lain sebagainya. Untuk menjadi sebuah madzhab ada empat syarat, yaitu 


 1. Imam, 2. metodologi,  3. hasil ijtihad (fikih) dan 4. pengikut. Selama empat syarat tadi terpenuhi, maka suatu suatu madzhab sudah dapat dianggap eksis.

Dalam fikih Islam banyak sekali terdapat madzhab fikih. Sebagian ulama sampai menyebutnya lebih dari 80 madzhab, di antaranya empat madzhab yang kami sebutkan tadi, ditambah dengan Jakfariyah, Ibadhiyah, zhahiriyah, Zaidiyah, Laits, Thabari dan lain sebagainya. Dari sekian banyak madzhab, hanya sedikit yang tersisa hingga saat ini. Hal itu dikarenakan kurangnya pengikut, atau karena dominasi madzhab lain sehingga madzhabnya tadi kurang pengikut yang lama kelamaan sirna. Meski demikian, pendapat berbagai madzhab tadi, masih banyak yang terdokumen secara rapi di berbagai kitab fikih. Para ulama madzhab, umumnya akan menisbatkan pendapatnya pada madzhab tertentu dan terikat dengan fatawa dari para ulama di madzhabnya. Fikihnya pun modelnya bersambung (bersanad) hingga sampai pada imam sang pendiri madzhab. Misalnya imam subki dalam fatawanya, atau imam Nawawi, maka pendapat yang ada dalam kitab-kitab tersebut, umumnya adalah pendapat dari ulama syafiiyah. Imam Nawawi kadang juga melakukan komparasi dengan madzhab lain, namun pada akhirnya yang ditarjih adalah pendapat para ulama Syafiiyah. Artinya, secara fikih, mereka memang terikat dengan madzhab tertentu.

Bagaimana dengan ulama kontemporer? Jika kita melihat buku fikih dari para ulama kontemporer, seperti Dr. Wahbah Zuhaili, Sayid Sabiq, Dr. Yusuf Qaradhawi, Dr. Ali Jumah, Dr. Ramadhan al-Buthi, Fatawa Al-Azhar asy-Syarif, dan lain sebagainya, berbagai fatawa yang dikeluarkan oleh para ulama tersebut dan juga oleh lembaga al-Azhar, ternyata tidak terikat oleh madzhab tertentu. Benar bahwa secara personal, para ulama besar tersebut mempunyai kecenderungan pada madzhab tertentu. Bahkan secara jelas ada yang bermadzhab, seperti syaih Ali Jumah yang Syafii. Namun ketika mengeluarkan fatawa, kenyataannya tidak terikat oleh madzhab Syafii, kesimpulannya : 


Para ulama itu, mengumpulkan pendapat semua madzhab, lalu memilih pendapat yang paling rajih

Syaih Athiyah Saqar, dalam buku-buku fatawanya juga sering memberikan pendapat dari semua madzhab. Lalu beliau merajihkan pendapat tertentu dan tidak terikat dengan satu madzhab fikih. Bahkan terkadang, beliau mempersilahkan pembaca atau peminta fatawa untuk memilih pendapat yang lebih sesuai dengan kondisinya.

Hal ini juga bisa kita lihat dari buku-buku Syaih Yusuf Qaradhawi. Beliau sering mencantumkan berbagai pendapat madzhab, lalu memberikan pendapat yang paling rajih. Bahkan sering beliau memilih pendapat yang paling ringan dan sesuai dengan kondisi umat Islam saat ini.

Sikap senada juga dilakukan oleh Sayyid Sabiq pengarang fikih sunnah. Secara jelas beliau tidak terikat dengan madzhab tertentu. Jika kita baca buku fikih sunnah, kita akan menemukan pendapat para ulama dari lintas madzhab. Kemudian beliau akan merajihkan pendapat yang menurutnya paling kuat.

Semua ulama yang saya sebutkan tadi, mengakui berbagai madzhab fikih. Namun dalam praktek ijtihadnya, tidak terikat dengan madzhab tertentu. Sikap seperti ini, bukan berarti anti madzhab, atau tidak bermadzhab. Tarjih dalam ijtihad kontemporer seakan menjadi sebuah keniscayaan. 


Jadi, saat ini model fikih di dunia Islam yang berkembang dan popular sesungguhnya adalah fikih manhaji, yaitu fikih yang mempunyai landasan metodologi ijtihad yang jelas. Dari metodologi ini, lantas para ulama melakukan ijtihad dengan melihat dari hasil ijtihad para ulama terdahulu dan tidak terpaku pada satu madzhab saja. Selain melihat pendapat ulama madzhab, para ulama kontemporer umumnya akan melihat dari sisi dalil dan sistem istidlal. Lalu diambillah pendapat yang paling kuat. 

 Selain ijtihad tarjihi, tentu ijtihad insyai, yaitu berijtihad terhadap berbagai persoalan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Ijtihad insyai ini sangat penting, mengingat sangat banyak persoalan kontemporer yang membutuhkan pemecahan. Dunia menjadi sangat cepat, sebagaimana masalah yang dihadapi manusia juga sangat cepat. Butuh kepiawaian ulama untuk menghadapi kecepatan persoalan tersebut. 



Bagaimana dengan Muhammadiyah?


Ternyata Muhammadiyah juga seperti ini. Muhammadiyah mengakui seluruh madzhab fikih, mengakomodir pendapat mereka, melihat sisi dalil dan istidlal mereka dan kemudian mengambil pendapat yang paling rajih. Jadi, apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah itu bukan anti madzhab, namun Muhammadiyah menganut fikih manhaji. 

Disini anggapan orang yang sering menuding Muhammadiyah tidak bermadzhab atau mengharuskan Muhammadiyah untuk mengikuti madzhab tertentu, nampaknya harus dikoreksi lagi. “Save madzhab” dengan maksud menyindir Muhammadiyah menjadi tidak relevan. Sikap ijtihad Muhammadiyah melalui sistem tarjih tersebut kenyataannya tidak sendirian. Para ulama kontemporer kelas dunia, bahkan lembaga besar Azhar pun juga melakukan sesuatu yang sama. Wallahu a’lam

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )