SURAT TERBUKA UNTUK PAK ANIES DAN BANG SANDI
===========================
Assalamu'alaikum warohmatullah,
Pak Anies Rasyid Baswedan dan Bang Sandiaga Salahudin Uno.
Hanya tinggal hitungan jam ke depan, anda berdua akan dilantik dan mengucapkan sumpah atas nama Allah, Tuhan anda, Tuhan semesta alam, untuk mengemban amanah rakyat menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta selama 5 tahun masa jabatan.
Saya turut bangga dan bahagia. Bahagia karena meski bukan warga DKI yang punya hak pilih, saya sempat ikut "menikmati" hiruk pikuknya pilgub DKI dan hadir di TPS. Bangga karena pada akhirnya di DKI terpilih seorang pemimpin yang dipilih oleh 52% warganya bukan karena kecurangan dan bukan pula karena menyuap rakyat pemilih dengan sekantong sembako, sehelai baju dan selembar amplop berisi uang.
Pak Anies dan Bang Sandi,
Kemenangan ini adalah kemenangan bersama, BUKAN kemenangan anda berdua. Ada peran para ulama, ada kontribusi kelas menengan terdidik, ada turun tangannya ibu-ibu langsung ke TPS-TPS di putaran kedua, itu sebabnya tak ada lagi Iwan Bopeng dan pemilih siluman yang hanya berbekal KTP tapi wajahnya tak pernah dikenali warga sekitar, sehingga dengan proses pemilihan yang fair akhirnya kemenangan telak 2 digit bisa diraih.
Dan jangan lupa pula ada dukungan tulus penuh harap dari wong-wong cilik, yang tidak didapat petahana. Bahkan sebaliknya wong-wong cilik itu memasang spanduk penolakan dan mengusir kehadiran petahana. Ada ribuan doa-doa diiringi air mata dari orang-orang teraniaya, warga DKI yang selama ini terpinggirkan dan jadi korban pembangunan yang abai terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Pak Anies dan Bang Sandi harus ingat, bahwa doa orang teraniaya itu makbul. Maka jangan sekali-kali kalian khianati amanah mereka.
Pak Anies dan Bang Sandi,
Besok mungkin akan jadi hari penuh suka cita bagi hampir dua pertiga warga Jakarta, namun juga jadi hari duka cita dan kemurungan bagi sepertiga warga Jakarta yang tak memilihmu.
Jadilah pemimpin bagi semuanya. Rangkullah mereka yang dulu berkampanye untuk rivalmu. Tapi bagi yang die hard dan bersumpah untuk MENOLAK MOVE ON, biarkan sajalah. Sebab dunia terus berputar, hari terus berganti, sementara mereka telah memutuskan untuk "menghentikan" hidupnya hanya sampai pada titik kenangan lama, yang jelas tidak akan bisa waktu diputar kembali. Biarkan sajalah mereka merencanakan akan menaruh duri di jalanan yang akan kalian lalui, biarkan sajalah mereka menebar kulit pisang agar kalian terpeleset. Karena akan terus ada orang-orang baik yang berjalan bersama kalian, menyingkirkan duri itu karena keyakinan bahwa menyingkirkan duri adalah bagian dari perbuatan yang mendatangkan pahala. Akan selalu ada orang-orang tulus yang akan membuang kulit pisang, karena dia tak mau kulit pisang itu menggelincirkan orang lain, termasuk dirinya.
Tapi..., Pak Anies dan Bang Sandi,
Esok lusa, ketika kalian mulai berkantor di Balai Kota, yang kalian hadapi bukan lagi sekedar kelompok relawan yang berguling-guling di jalanan, yang menangis meraung-raung, tapi kemungkinan besar ada banyak jebakan yang sudap disiapkan, secara terencana dan baik, oleh tangan-tangan profesional. Inilah yang sesungguhnya sangat perlu diwaspadai. Berhati-hatilah, tetap waspada dan jangan sungkan berkonsultasi pada para pakar agar tidak terjerat kasus hukum.
Pak Anies dan Bang Sandi,
Mulai esok lusa, mungkin argo sudah dijalankan untuk menagih janji kampanye kalian berdua. Kami paham ini sangat berat, bahkan anda berdua belum lagi dilantik ada yang sudah menagih janji.
Padahal, menurut seorang anggota DPRD DKI dalam acara talk show di sebuah stasiun tv swasta, dari 71 triliun rupiah APBD DKI, hanya ada 1% saja yang bisa dialokasikan untuk menjalankan program kerja Anies-Sandi. Bahkan untuk program Oke Oce katanya hanya ada duit 1,5 milyar saja. Tapi Alhamdulillah, program ini sudah dirintis dan bahkan dimulai sejak kampanye, tidak perlu terlalu bergantung pada kucuran dana APBD.
Pak Anies dan Bang Sandi,
Anda berdua berencana akan sowan menemui para mantan Gubernur DKI, ini sungguh langkah awal yang baik, sebab silaturahmi membukakan pintu-pintu rizki. Dan mereka pun akan senang merasa dianggap, diorangkan, dihargai, diminta pendapat dan sarannya.
Tapi jangan lupa pula untuk berbicara dengan rakyatmu. Bersikaplah terbuka tentang pengejawantahan janji-janji kampanye. Paparkan mengenai struktur dan alokasi APBD, ajaklah para camat dan lurah berbicara dan memahaminya, agar mereka juga bisa memahamkan kepada warganya.
Seseorang akan dilihat dan diukur dari seberapa upayanya mewujudkan sesuatu, bukan dari seberapa banyak hasilnya. Sebab tidak semua hal ada di tangan kalian berdua.
Lihatlah bagaimana proyek reklamasi Teluk Jakarta dikawal dengan sangat luar biasa hebat oleh banyak pihak dan dikebut agar sebelum anda dilantik semua payung hukumnya sudah siap.
Sertifikat tanah jutaan meter persegi sudah siap hanya dalam waktu sehari saja setelah diukur. Moratorium juga dicabut hanya berselang 10 hari sebelum anda berdua dilantik. Bahkan, ultimatum agar anda meneruskan proyek reklamasi, tidak bisa tidak, sudah dikeluarkan sejak bulan Juli 2017, sekitar 3 bulan sebelum pergantian gubernur.
Sungguh kedua tangan anda berdua telah dibelenggu, Pak Anies dan Bang Sandi. Kedua kaki kalian sudah dibatasi gerak langkahnya Tidak apa-apa, publik sudah tahu prosesnya. Mereka mencatat kejadian demi kejadian dalam benak mereka. Tapi yang terpenting adalah bagaimana anda berdua menyikapinya. Apakah anda berdua memilih menyerah pasrah karena sudah dibelenggu, atau mencoba sekuat tenaga melawan, berupaya melepaskan belenggu itu, meski hasilnya belum tentu berhasil.
Sekali lagi Pak Anies dan Bang Sandi, BUKAN seberapa besar kemungkinan berhasilnya, tapi seperti apa/bagaimana SIKAP anda, sejauh mana PERJUANGAN anda dalam berupaya menunaikan janji kepada masyarakat sekitar Teluk Jakarta dan para nelayan.
Mereka tahu kok, segala cara sudah dilakukan untuk membuat anda tidak bisa menolak reklamasi. Maka, tetaplah berjalan bersama mereka, tetaplah tangan-tangan kalian bergandengan erat dengan tangan-tangan lemah mereka, saling menguatkan, bersama mencoba melepas belenggu.
Kalaupun toh yang terpahit hasilnya ternyata gagal, karena kekuasaan yang lebih besar yang dimenangkan, maka secara moril kalian berdua telah menang. Rakyat tidak akan lagi menuntut pada anda berdua.
Sungguh aneh sebenarnya, seorang gubernur dan wakil gubernur yang dipilih langsung oleh mayoritas rakyat, yang punya legitimasi kuat untuk menjalankan amanah dari warga DKI, yang punya tanggung jawab moral menunaikan janjinya terhadap rakyat Jakarta, dipaksa untuk menuruti keputusan pejabat yang tidak dipilih oleh rakyat.
Pak Anies dan Bang Sandi,
Di DPRD musuh anda mungkin akan lebih banyak lagi. Moment pertama anda hadir di sidang DPRD DKI saja, sudah ada yang "ngambek" tak mau hadir. Tidak apa-apa, tetaplah cool nd calm, jangan menunjukkan sikap permusuhan, jangan anggota DPRD diajak "berkelahi" apalagi sampai mencaci maki dengan kata-kata sumpah serapah kasarbdan kotor seperti yang dilakukan pendahulu anda. Bersikaplah bersahabat kendati anda dimusuhi, namun tetaplah tegas bahwa anda berdiri bersama rakyat, anda memperjuangkan kepentingan rakyat. Tak usah khawatir akan dilengserkan, karena anda berdua dipilih rakyat, bukan dipilih wakil dari parpol di DPRD. Ibu Tri Rismaharini di Surabaya pernah mengalaminya di awal tahun 2014, diancam dimakzulkan. Tapi karena beliau berdiri di atas kepentingan rakyat, maka rakyat yang jadi tamengnya.
Pak Anies dan Bang Sandi,
Mayoritas pejabat di Pemda DKI mungkin bukan orang yang bersimpati pada anda. Bisa jadi mereka tidak mendukung anda pada pemilihan gubernur dan tidak pula nanti ketika anda berdua jadi atasannya. Binalah mereka dengan baik, tapi jika tetap tidak bisa diajak bekerjasama mewujudkan program-program kerja kalian demi kebaikan Jakarta dan masyarakatnya, jangan sungkan menerapkan punishment sebagaimana mestinya. Tapi tetap pendekatan komunikatif yang utama.
Kami para pendukungmu hanya bisa berdoa, mengawal langkah kaki anda berdua. Jika kalian tetap pada jalur yang benar, berdiri bersama rakyat, istiqomah dalam kebaikan, insyaa Allah kami akan tetap jadi benteng mempertahankan kalian.
Namun jika kalian keliru apalagi melenceng, kami pun tak akan segan mengkritisi anda berdua. Sebab bagi kami, anda berdua bukanlah sosok yang kami kultuskan, yang harus selalu kami puja dan puji. Standar kebenaran bukanlah apa saja yang kalian lakukan, lalu kami akan begitu saja mengangguk membenarkan hingga kehilangan logika. Tidak, bagi kami mendukung adalah memberikan support jika benar, sekaligus kritik jika ada yang tidak benar, tidak pada jalurnya.
Akhir kata, selamat bekerja dan berjuang Pak Anies dan Bang Sandi. Semoga Allah meridhoi perjuangan kalian.
Wassalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh.
15 Oktober 2017,
Iramawati Oemar
Komentar
Posting Komentar