Gedung PBNU Pusat |
Oleh : Shuniyya Ruhama
Pada tahun 2005 waktu ada sebuah acara di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Jakarta, Mbah Wali Gus Dur bertanya kepada Shuniyya.
“Mbak Shuniyya itu asalnya dari Kendal ya?” tanya Mbah Wali.
“Iya, Gus,” jawab Shuniyya.
“Pencetus dibangunnya Gedung PBNU yang sekarang ini dari Kendal. Namanya Kyai Ahmad Abdul Hamid ,” terang beliau. Kami diam menyimak.
“Kyai Ahmad ini sahabatnya Bapak saya (KH Wahid Hasyim-red). Jadi sudah seperti bapak saya sendiri. Waktu saya jadi Ketua Tanfidziyah(Ketua Umum PBNU), beliau ini salah satu Mustasyarnya. Saya dan beliau itu dulu tempatnya satu ruangan.
Suatu hari pas sama-sama di ruangan itu, tiba-tiba beliau dhawuh, “Dur, iki kantor PBNU loh yo, dudu kandhang pitik” (Dur – sapaan keakraban KH Ahmad kepada Mbah Wali Gus Dur- ini adalah Kantor PBNU, bukan kandang ayam).
Saya hanya bisa menjawab, “Nggih Yai” ... Tak lama kemudian, kantor PBNU bisa dibangun dengan sangat megah untuk ukuran masa itu. Gedung 9 lantai seperti lambang NU lintang songo. Sayang sekali, beliau wafat sebelum pembangunan selesai.
Tapi ide ini sudah menjadi salah satu wakaf besar yang luar biasa dari Kyai Ahmad. Kita hanya bisa menjaga baik-baik tempat ini,” papar Mbah Wali Gus Dur.
Subhanallah... subhanallah... Luar biasa sekali ternyata sinergi antara Guru Mulia Abuya KH Ahmad Abdul Hamid Kendal dan Mbah Wali Gus Dur dalam membumikan NU dan mengangkat panji-panjinya ke segala penjuru dunia. Lahuma Alfatihah...
Shuniyya Ruhama
Pengajar Ponpes Tahfidzul Quran Al Istiqomah Weleri-Kendal
Pengajar Ponpes Tahfidzul Quran Al Istiqomah Weleri-Kendal
Komentar
Posting Komentar