Langsung ke konten utama

Pedoman Muslim Dalam Memberikan Nasehat dan Beramar Makruf Nahi Munkar



َبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَآلِهِ الطَّاهِرِيْنَ وَصَحَابَتِهِ أَجْمَعِيْنَ. عَنْ جَرِيْرِ بْنِ عَبْدِ اللّٰهِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : بَايَعْتُ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى : إِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ (متفقٌ عليه). عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : « لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ » (متفقٌ عليه) .
Dari Jarir bin ‘Abdullah radhiyallohu ‘anhu berkata, “Saya pernah berbaiat kepada Rasulullah shollallohu alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam untuk senantiasa menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan memberi nasehat kepada setiap muslim”.
Menegakkan shalat adalah dengan tidak meninggalkan shalat pada waktunya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman di dalam Quran Surat Al-Ma’un ayat 4-5,
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ ﴿٤﴾ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ﴿٥﴾
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (Quran Surat Al-Ma’un: 4-5)
Yakni melalaikan shalat dari waktunya, bukan lalai di dalam shalatnya. Oleh karena itulah, ayat di atas menggunakan redaksi ‘an (عَن) bukan fi (فِي).
Kalau redaksinya fi sholatihim sahun (فِي صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ) maka kita semua bakal terkena adzab dari Allah subhanahu wa ta’ala karena kita lalai di dalam shalatnya. Tidak ada seorang pun diantara kita yang ingat kepada Allah di waktu shalat kita. Ketika sedang shalat, pikiran kita selalu kemana-kemana teringat di luar shalat.
بَايَعْتُ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى : إِقَامِ الصَّلاَةِ
Aku berbaiat kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam untuk menegakan shalat, mendirikan shalat di waktunya, mengerjakan sunnah-sunnahnya, adab-adab, dan syarat-syaratnya shalat. Kemudian,
وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ
Dan aku pun membaiat Nabi di dalam menunaikan zakat, kepada orang fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fi sabilillah, dan ibnus sabil, yang termasuk dalam 8 ashnaf mustahiq zakat. Kemudian,
وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Dan aku pun membaiat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam untuk selalu menasehati atas setiap muslim, senantiasa mengingatkan setiap muslim memenuhi haknya di dalam ia melazimi haknya Islam, tidak boleh ia meninggalkan Islam. Dengan demikian orang-orang dapat mengetahui akan hukum-hukum Islam, mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh dikerjakan. Terlebih lagi di era sekarang ini yang penuh dengan badai fitnah di mana-mana.
Sayyidinal Imam Al Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Al-Masyhur pernah menyampaikan sebuah nasehat di dalam kita menghadapi terpaan badai fitnah ini. Beliau mengingatkan kita yang berada di akhir zaman seperti sekarang ini agar berpegang teguh kepada 3 poin untuk menghadapi dahsyatnya fitnah akhir zaman yang mana bisa menjadikan ia mukmin di pagi harinya dan kafir di waktu sorenya.
Poin pertama adalah At-Talaqqi, yakni belajar dengan seorang syaikh yang ‘alim, sholeh dan mempunyai sanad ilmu yang jelas, dari guru ke guru, dari ‘alim ke ‘alim, dari syaikh ke syaikh, sampai kepada sumbernya ilmu yaitu Sayyidina Muhammad Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam.
At-Talaqqi ini tidak bisa didapatkan melalui media-media seperti radio, televisi, internet, media online, dan lain sebagainya. Akan tetapi, At-Talaqqi diperoleh dengan cara kita muwajahah dan musyafahah langsung di depan guru kita. Yang mana bila didapatkan suatu permasalahan agama maka guru kita menjadi tempat kembali untuk bertanya.
Lihatlah bagaimana orang-orang pada zaman dahulu tidak ada yang menggunakan teknologi yang namanya handphone atau smartphone, tetapi justru menghasilkan banyak ulama besar. Sebagai contoh, Sayyidil Habib Abdullah bin Umar Asy Syatiri yang mempunyai 13.000-an murid di zamannya dan semuanya menjadi seorang Mufti.
Kemudian poin kedua adalah At-Taraqqi, yakni peningkatan kualitas diri di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala dengan berbagai macam bentuk ketaatan seperti shalat, dzikir, tilawah, dan amalan ibadah lainnya. Semakin hari akan semakin meningkat dan semakin baik, bukan sebaliknya yang semakin menurun.
Bagi mereka yang saat ini belum mendapatkan seorang guru atau syaikh yang dapat membimbingnya maka dianjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat kepada Sayyidina Muhammad Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam. Shalawat kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam ini merupakan guru bagi orang-orang yang belum mempunyai guru di dalam kehidupannya. Di saat yang bersamaan ia pun mesti berusaha untuk mencari guru bagi dirinya.
Ketahuilah bahwa menimba ilmu agama itu bukan melalui media seperti siaran radio, televisi, atau media online. Boleh kita mengikuti dan menimba ilmu melalui media-media tersebut asalkan kita mampu menjaga diri dengan benar sehingga tidak terjerumus di dalam faham-faham di luar ahlussunnah wal jama’ah. Pastikan media tersebut jelas bersumber dari kalangan ahlussunnah wal jama’ah (aswaja). Namun, perlu diperhatikan belajar ilmu agama melalui media seperti ini bukanlah merupakan bentuk At-Talaqqi. Sifatnya hanya sebatas sebagai penambahan ilmu saja.
Kemudian poin ketiga atau yang terakhir adalah At-Tawaqqi, yakni menjaga atau penjagaan diri dari berbagai bentuk kemungkaran atau kemaksiatan. Penjagaan diri ini hanya bisa dilakukan apabila sudah melewati at-Talaqqi atau lewat guru. Kita tidak dapat menjaga diri dan meningkatkan ibadah kalau tidak ada guru. Dengan tidak mempunyai guru akan memudahkan ia terkena badai fitnah akhir zaman karena ia tidak mempunyai panutan atau pegangan di dalam hidupnya yang dapat menuntunnya ke jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Untuk itulah sebagai seorang muslim perlu untuk mempunyai kekuatan dan hubungan dengan orang-orang shaleh yakni para guru dan masyaikh yang jelas sanadnya.
Di dalam sebuah hadits,
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : « لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ » (متفقٌ عليه) .
Dari Anas radhiyallohu ‘anhu dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidaklah sempurna iman salah seorang diantara kamu sekalian sehingga ia mencintai kepada saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”. (Muttafaq ‘alaih)
Juga dikatakan dalam sebuah riwayat lain,
لِأَنَّ الْإِنْسَانَ يُحِبُّ أَنْ يَكُوْنَ أَفْضَلَ النَّاسَ. وَإِذَا أَحَبَّ لِأَخِيْهِ مِثْلَهُ فَقَدْ دَخَلَ فِيْ جُمْلَةِ ذٰلِكَ الْوَارِدِ
Sesungguhnya manusia itu ingin dirinya menjadi orang yang paling utama di mata manusia yang lain. Apabila ia kemudian mempunyai perasaan yang sama seperti ini lalu ia tularkan kepada saudaranya berarti ia masuk di dalam jumlah kategori orang yang berada di warid hadits tersebut.
Manusia seperti ini ingin dikenal, ingin mendapatkan kedudukan dan kenikmatan, ingin ini dan itu, dan lain sebagainya. Kemudian ia katakan dan berharap agar tidak hanya dirinya saja yang mempunyai keinginan tersebut, maka ia pun berkeingingan agar saudaranya ikut dapat merasakan apa yang ia inginkan dan rasakan sehingga ia pun menularkannya. Ini baru dalam hal dunia, apalagi yang hendak ia tularkan terkait dengan permasalahan akherat, dimana ia ingin amal ibadah yang selama ini ia rasakan nikmat sekali bisa ditularkan kepada saudaranya agar saudaranya juga ikut merasakan kenikmatan yang sama.
Di dalam suatu riwayat disebutkan,
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Mukmin satu dengan mukmin yang lain itu seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.
مِنَ الْفِقْهَ أَنَّ الْمُؤْمِنَ مَعَ الْمُؤْمِنِ يَنْبَغِيْ أَنْ يَكُوْنَ كَالنَّفْسِ الْوَاحِدَةِ، فَيُحِبُّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ مِنْ حَيْثُ إِنَّهُ لِنَفسٍ وَاحِدَةٍ.
Mukmin satu dengan mukmin yang lain itu seperti satu tubuh. Ia akan merasakan sakit kalau ada bagian tubuhnya sakit. Misalkan jika ada telinganya yang sakit maka bagian tubuh yang lain pun ikut merasakan kesakitannya.
Ketahuilah bahwasanya kita ini adalah umat terbaik yang diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala yang menyandang satu amanat mengajak kepada perbuatan amar makruf dan mencegah daripada kemungkaran serta beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Maka, jadikan dirimu menjadi orang yang bisa memaafkan orang lain, mengajak orang untuk berbuat kebajikan, dan berpaling daripada orang-orang yang bodoh. Sampaikan nasehat dengan penuh kelembutan, santun, dan kasih sayang, bukan dengan kekerasan dan kekasaran. Lihatlah bagaimana Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihumas salam untuk mendatangi Raja Fir’aun dengan perkataan yang lembut.
Imam Al-Ghazali rahimahullah di dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin menyebutkan tentang bagaimana adab seseorang di dalam melakukan amar makruf nahi munkar agar berhasil. Beliau membaginya ke dalam 3 sifat, yaitu:
Pertama, Al-’Ilm, artinya ia harus berilmu, paham bagaimana kondisi masyarakat dan mengetahui apa yang dibutuhkannya sehigga pesan yang disampaikannya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Kedua, Al-Wara’, yakni ia mampu menjaga pandangan, makanan, lisan, dan senantiasa mengucapkan yang baik. Mampu mencegah dan menjauhkan diri dari hal-hal yang berdosa sebelum ia melangkahkan kakinya untuk memberikan nasehat kepada orang lain. Dalam hal ini sering terjadi kekeliruan di dalam persepsi masyarakat dimana ia masih sering melakukan dosa sehingga merasa dirinya belum pantas untuk memberikan nasehat. Semestinya kita memberikan nasehat sambil kita berjalan membersihkan diri dari hal-hal yang berdosa.
Ketiga, Husnul Khuluq, yakni akhlak yang baik. Artinya seseorang yang melakukan amar makruf nahi munkar tidak memberikan nasehat dengan perkataan marah-marah, membentak, dan lain-lain, akan tetapi ia tetap harus menjaga sikap yang baik.
Dikisahkan Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam pernah dicekik lehernya oleh seorang A’rabi ketika sedang membagi-bagikan harta ghanimah. A’rabi ini berkata kepada Rasulullah, “Engkau belum berbuat baik kepadaku”. Ia mengatakannya sambil membentak dan berbicara keras kepada Rasulullah di hadapan sahabat-sahabatnya. Tidak terima dengan perlakuan si A’rabi, para sahabat naik pitam dan meminta izin kepada Rasulullah untuk membunuhnya, tetapi Rasulullah melarang para sahabatnya ini. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam kemudian menuntun A’rabi ini dan memasukan ia ke dalam rumahnya, kemudian diberikanlah tambahan harta ghanimah oleh Rasulullah. Setelah itu, A’rabi tersebut mengatakan Rasulullah telah berbuat baik kepada dirinya. Rasulullah pun meminta A’rabi ini untuk mengucapkan perkataan tersebu kembali di hadapan para sahabatnya agar tidak ada prasangka buruk kepadanya. Ia pun melaksanakan perintah Rasulullah dan pulang.
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam kemudian berkata kepada para sahabatnya, kalau kalian tadi menangkap orang A’rabi tersebut dan kalian membunuhnya maka tentunya ia akan masuk ke dalam api neraka karena ia telah menyakiti Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam tidak ingin ada umatnya ini berada di dalam neraka. Hal ini tidak lain karena begitu cintanya Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam kepada umatnya.
Oleh karena itulah, melakukan amar makruf nahi munkar harus tetap mengedepankan Husnul Khuluq, akhlak yang baik, tidak cukup hanya Al-’Ilm dan Al-Wara’ saja. Inilah resep yang diberikan Imam Ghazali bagi orang-orang yang ingin berhasil dalam melakukan amar makruf nahi munkar, yaitu Al-’Ilm, Al-Wara’, dan Husnul Khuluq. Hal ini semuanya hanya bisa didapatkan dengan kita duduk bertalaqqi dengan seorang guru atau syaikh yang mempunyai sanad yang tersambung sampai kepada Sayyidina Muhammad Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shobihi wa sallam.
(Disarikan dari kajian rutin yang disampaikan oeh Sayyidil Habib Alwi bin Ali Al Habsyi, Pengasuh Ma’had Darul Ilmi wad Da’wah Al Hidayah Surakarta, dalam rutinan majelis taklim Ahad pagi, pada 5 Jumadil Akhir 1438 H/ 5 Maret 2017 M, bertempat di Ma’had Darul Ilmi wad Da’wah Al Hidayah Surakarta).
Catatan: Kajian Ahad Pagi Majelis Ta’lim Al Hidayah Solo binaan Sayyidil Habib Alwi bin Ali Al Habsyi ini diadakan rutin setiap hari Ahad, pukul 08.30 WIB (pagi), bertempat di Ma’had Darul Ilmi wad Da’wah Al Hidayah, Jl. Kaliwidas 2 Metrodanan, Pasar Kliwon, Surakarta (timur SD Islam Diponegoro Surakarta), dengan materi kajian Kitab Fiqih Sullamut Taufiq, Kitab Riyadhus Sholihin dan Kitab Syarah Ratibul Haddad. Terbuka untuk umum, gratis, dan khusus pria.
Untuk informasi lokasi tempatnya, silahkan Anda buka website atau aplikasi Google Maps, kemudian ketikan dalam pencarian dengan kata kunci: TOKO MA’HAD ALHIDAYAH SOLO atau bisa klik tautan berikut ini: http://goo.gl/4EQCDb.9 (Sumber : Elhooda)
 

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.