Habib Luthfi Bin Yahya |
Hal itu terjadi pada hari Sabtu, 4 Maret di Masjid Shalahuddin, perumahan Puri Surya Jaya, Gedangan, Sidoarjo, tempat diselenggarakannya pengajian, dg nara sumber salah satu tokoh ulama dari kalangan kelompok jidat hitam Attakfiri assalafi Khalid Basalamah.
Keadaan memanas ketika beberapa anggota GP Ansor meminta agar acara pengajian tersebut dihentikan. Peristiwa itu sempat memicu ketegangan, hingga akhirnya Khalid Basalamahpun memutuskan untuk menghentikan ceramahnya.
Ada beberapa alasan yg membuat GP Ansor dan banser bersikap tegas terhadap kegiatan yg tengah mereka laksanakan tersebut.
1. Karena ulah mereka itu dapat menimbulkan permusuhan dan konflik herisontal di masyarakat.
2. Ceramah Khalid Basalamah cenderung menjelek-jelekkan dan mendiskreditkan aliran tertentu, menyatakan ini kafir, haram dan lain sebagainya.
3. Bahkan dalam satu moment dia memberikan statement bahwa untuk pemanggilan Sayyidina untuk Nabi Muhammad juga tidak diperbolehkan.
4. Hampir seluruh apa yg dusampaikan oleh saudara Khalid Basalamah sangat provokatif.
5. Ditambah lagi bahwa Khalid sendiri juga selalu mendapatkan penolakan dari berbagai pihak di setiap daerah di Indonesia ketika ia hendak mengisi acara pengajian.(Lihat pernyataan Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sidoarjo, Jawa Timur H. Rizza Ali Faizin sebagaimana dikutip oleh NU-ONLINE).
Melihat sikap mereka yg begitu keras, suka menghakimi, mengkafirkan orang lain dan BERTINDAK SEBAGAI TUHAN, sehingga kerap kali menimbulkan permusuhan dan konflik herisontal di masyarakat, sebagaimana yg kerap dilakukan oleh kelompok jidat hitam dan celana cingkrang, maka kami teringat dg firman Allah Swt dalam surat Al Fath ayat 29:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا
سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي
وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
Syaikh Ahmad Ash-Shawi dalam tafsirnya Hasyiah Tafsir Al-Jalalain, halaman 134 juz ke empat, ketika memberikan penafsiran ayat tersebut di atas, memberikan beberapa catatan sebagai berikut:
Pertama, bahwa ayat tersebut yakni surat al-Fath (dari awal sampai akhir) diturunkan dalam peristiwa Hudaibiyyah (suatu tempat antara Mekah dan Madinah), sebuah peperangan atau perjanjian antara kaum Muslimin dan kuffar Quraisy yang terjadi pada tahun ke-6 hijriyah pada bulan Dzulqa’dah.
Kedua yg dimaksudkan dg "Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud".
وليس المراد به ما يصنعه بعض الجهلة المرائين من العلامة في الجبهة.الخشوع الذي يظهر على الاعضاء. الاخلاق.
Bukan tanda hitam yg tergores di jidat dan dahi, sebagaimana banyak dilakukan oleh orang-orang bodoh, suka pamer dan riya dalam beribadah, akan tetapi itu adalah syimbol kekhusyuan, ketenangan jiwa, hati dan anggota tubuh serta akhlak yg mulia yg menghiasi diri dan jiwanya, yg membuatnya tawadhu' dan tidak sombong.
Menurutnya bahwa jidat dan dahi hitam adalah:
من فعل الخوارج.
Termasuk perbuatan yg dilakukan oleh orang-orang khawarij.
Rasulullah saw adalah orang yg sangat banyak sujudnya, tiada yg dapat menandinginya, akan tetapi dahi beliau saw tetap putih, bersih dan bersinar.
ان مواضع سجودهم يوم القيامة ترى كالقمر ليلة البدر.
Sungguh kelak di akherat lah nanti seluruh anggota tubuh yg digunakan untuk bersujud akan bersinar terang laksana bulan purnama..
Yang terakhir baginda Nabi saw bersabda:
اني لابغض الرجل واكره اذا رايت بين عينيه اثر السجود.
Sungguh aku sangat membenci dan tidak suka dg seseorang yg tetlihat di antara kedua matanya (dahi dan jidatnya) goresan hitam karena bekas sujud.
Naudzubillah min dzalik.
Wallahu a'lam.. Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar