Forummuslim.org - Islam Nusantara yang terus digaungkan oleh salah satu organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, diyakini mampu menangkal paham radikal yang tengah berkembang di tengah masyarakat. Penerapan Islam Nusantara mengedepankan cara berpikir yang dinamis dan berlandaskan pada nilai-nilai kebaikan diharapkan mampu mewujudkan praksis Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
"Islam Nusantara menjunjung cara berpikir yang dinamis, tetapi tetap sesuai aturan dan disampaikan dengan sopan santun, tanpa kekerasan. Dengan begitu, masyarakat dapat terjaga dari radikalisme," kata Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ma'ruf Amin saat menyampaikan pengarahan di Jakarta, Rabu (16/9) malam.
Di sela-sela acara pelantikan pengurus lembaga-lembaga PBNU masa Khidmat 2015-2020 itu, Ma'ruf juga menekankan, tanggung jawab utama pengurus NU adalah menjaga masyarakat dari paham radikal serta cara-cara berpikir yang menyimpang. Menurut Ma'ruf, paham radikal justru dapat memicu konflik dan perpecahan.
Ma'ruf mengatakan, para nahdliyin harus menerapkan prinsip cara berpikir Islam Nusantara yang dinamis. Artinya, gagasan yang kreatif dan inovatif untuk perbaikan bangsa harus terus digagas.
Selain itu, para nahdliyin juga perlu menanamkan sikap toleran dan menghargai perbedaan. "Kita tidak boleh merasa paling benar dengan pendapat pribadi," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf menambahkan, Islam Nusantara juga mengedepankan prinsip rasa cinta antarumat beragama. Tidak boleh ada upaya intimidasi, pemaksaan, dan ancaman di tengah masyarakat.
Selain menyampaikan prinsip Islam Nusantara, Ma'ruf juga mengingatkan para pengurus yang baru dilantik, amanah menjadi pengurus NU harus dijaga dengan baik. Pengurus diharapkan tidak hanya menjalankan tanggung jawab, tetapi juga mampu memberdayakan umat Islam.
Menurut Ma'ruf, kontribusi umat Islam untuk memajukan sektor riil akan mampu mendorong perbaikan perekonomian bangsa Indonesia. Perbaikan di bidang lain, seperti pendidikan dan kesehatan, juga harus dilakukan dengan bergotong royong.
Warna budaya
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj menuturkan, Islam Nusantara akan mewarnai peradaban kebudayaan Indonesia. Menurut dia, kemunculan Islam yang berbarengan dengan agama-agama lain di Indonesia telah menjadi bukti bahwa ajaran Islam telah berakar sejak lama.
Said mengatakan, di era globalisasi umat Muslim harus menjunjung tinggi identitas dan kebudayaan bangsa. Dengan demikian, umat Muslim tidak kehilangan arah di tengah banyaknya pemikiran yang muncul di masyarakat. "Di era globalisasi ini, karakter kepribadian sebagai muslim Indonesia harus memiliki tipologi Islam Nusantara," katanya.
Lebih lanjut, kata Said, agama tidak membatasi seseorang untuk menerapkan nilai-nilai budaya. Sebaliknya, jangan sampai, atas nama agama, kebudayaan yang memiliki nilai kebaikan justru dihilangkan. Matinya nilai-nilai budaya berdampak pada tersisihnya masyarakat dari peradaban dunia. (B08)
KOMPAS, 17 September 2015
Komentar
Posting Komentar