Forummuslim.org - Tradisi yang berkembang di Nusantara sejak ratusan tahun silam sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Sebab oleh para Wali maupun Ulama sudah diislamisasi sehingga meski tradisinya bisa saja tinggalan agama lain tetapi ruhnya tetap sejalan dengan ajaran Islam.
Pernyataan ini disampaikan KH Muhammad Syarofudin Ismail saat didaulat menjadi badal Gus Mus dalam pengajian implementasi Islam Rahmatan Lil Alamin di Masjid Baitul Makmur, Jepara, Sabtu (5/9) malam.
Menurut pengasuh pesantren Roudlotut Thalibien Rembang ini, tradisi-tradisi yang dilestarikan hingga saat ini secara lahiriah tidak diubah sama sekali tetapi isinya yang mulanya mengandung akidah agama lain lalu diubah sesuai dengan ajaran Islam semisal tradisi sedekah bumi.
Sehingga hal ini sebut Kiai Syarofudin sejalan dengan Jawa tetap dibawa. Arab digarap. "Budaya Jawa ayo digawa. Arab digarap," jelasnya kepada ratusan hadirin.
Di belahan Arab, urainya Towaf semasa era jahiliyah dilakukan dengan bertepuk tangan dan telanjang bulat. Oleh Nabi kemudian ritual mengelilingi Ka'bah ini dilakukan seraya membaca talbiyah.
Hal lain ditambahkan KH Mastur. Kiai sepuh yang berdakwah dengan media wayang ini menambahkan wayang merupakan media untuk menunjukkan kepada kebaikan.
Kiai Mastur menerangkan wayang yang dikendalikan dalang bertindak sebagai pengatur perkara yang benar. Jika perkara yang benar itu dilaksanakan tentu akan bernilai pahala.
Ihkwal kebaikan dalam wayang imbuh pengasuh pesantren Al-Istiqomah ini ditandai dengan sosok satria. Sedangkan sosok negatif misalnya di pewayangan ada sosok butho cakil. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)
Sumber : NU Online
Pernyataan ini disampaikan KH Muhammad Syarofudin Ismail saat didaulat menjadi badal Gus Mus dalam pengajian implementasi Islam Rahmatan Lil Alamin di Masjid Baitul Makmur, Jepara, Sabtu (5/9) malam.
Menurut pengasuh pesantren Roudlotut Thalibien Rembang ini, tradisi-tradisi yang dilestarikan hingga saat ini secara lahiriah tidak diubah sama sekali tetapi isinya yang mulanya mengandung akidah agama lain lalu diubah sesuai dengan ajaran Islam semisal tradisi sedekah bumi.
Sehingga hal ini sebut Kiai Syarofudin sejalan dengan Jawa tetap dibawa. Arab digarap. "Budaya Jawa ayo digawa. Arab digarap," jelasnya kepada ratusan hadirin.
Di belahan Arab, urainya Towaf semasa era jahiliyah dilakukan dengan bertepuk tangan dan telanjang bulat. Oleh Nabi kemudian ritual mengelilingi Ka'bah ini dilakukan seraya membaca talbiyah.
Hal lain ditambahkan KH Mastur. Kiai sepuh yang berdakwah dengan media wayang ini menambahkan wayang merupakan media untuk menunjukkan kepada kebaikan.
Kiai Mastur menerangkan wayang yang dikendalikan dalang bertindak sebagai pengatur perkara yang benar. Jika perkara yang benar itu dilaksanakan tentu akan bernilai pahala.
Ihkwal kebaikan dalam wayang imbuh pengasuh pesantren Al-Istiqomah ini ditandai dengan sosok satria. Sedangkan sosok negatif misalnya di pewayangan ada sosok butho cakil. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)
Sumber : NU Online
Komentar
Posting Komentar