Langsung ke konten utama

Habib Rizieq Shihab, Tokoh Ulama Kharismatik Penuh Kontroversi





Oleh: KH. Abdi Kurnia Djohan, MA

Pertama kali saya tahu nama beliau pada tahun 1996 di salah satu
Masjid di Kawasan Roxy. Beberapa kali saya melihat nama beliau
terpasang di spanduk acara-acara keislaman di Kawasan Petojo dan Roxy. Pada waktu itu, nama beliau belumlah setenar sekarang.

Ceramah-ceramah beliau masih kalah pamor dibandingkan ceramah da'i sejuta umat, alm KH Zainuddin MZ, yang memang mendominasi di mana-mana.
Saya sering bertanya kepada kawan yang tinggal di Kawasan Petojo perihal nama Habib Rizieq, siapa beliau dan bagaimana penyampaian ceramah beliau. Beberapa kawan yang berlatar belakang Persis menganggap bahwa ceramah Habib Rizieq agak berbeda dengan kebanyakan habib di Jakarta, yang lebih suka mengangkat persoalan fadhoil (keutamaan ibadah) dibandingkan persoalan umat. Sementara itu, beberapa lagi berpendapat bahwa isi ceramah Habib Rizieq tidak berbeda dengan Habib Alwi Jamalullail atau puteranya Habib Idrus Jamalul Lail.

Memang pada masa-masa itu nama Habib Rizieq belum dikenal luas, di samping karena beliau juga baru kembali dari menuntut ilmu di Riyadh Saudi Arabia. Pasca lengsernya Soeharto dari kekuasaan, tepatnya pada tahun 1998 nama Habib Rizieq mulai muncul ke permukaan. Naiknya nama beliau menyertai beberapa isu, di antaranya adalah dibentuknya organisasi milisi oleh salah seorang petinggi ABRI ketika itu, yang diberi nama PAM SWAKARSA, isu Rusuh AMBON dan terakhir berdirinya FPI
yang menjadi "kendaraan politik"--jika boleh dikatakan begitu--Habib Rizieq.

Ingatan ini masih menyimpan informasi bahwa kemunculan nama beliau terkait dengan peristiwa pembunuhan di Cawang dan bentrokan massa di Tugu Proklamasi berkaitan dengan akan diadakannya Sidang Istimewa MPR 1998. Momentum-momentum itu yang "memaksa" Habib Rizieq tampil ke gelanggang politik massa untuk pertama kalinya. Bisa dikatakan bahwa Habib Rizieq ketika itu "dipaksa matang" untuk berpolitik. Tanpa bekal pengalaman politik yang mapan, Habib Rizieq seakan harus muncul untuk memperjuangkan kepentingan politik yang dihubungkan dengan kepentingan umat Islam. Pada saat yang bersamaan, di sisi lain Poros Tengah yang dikomando oleh Amien Rais, Akbar Tanjung, dan Hamzah Haz juga sedang memainkan nama yang sama untuk menjegal Megawati dan kawan-kawan
menempati kursi kekuasaan.

Saya bukan pakar politik atau pengamat politik, tapi secara pribadi saya merasakan betapa panasnya situasi saat itu, sehingga berita
bentrokan massa hampir setiap hari menghiasi headline media cetak atau elektronik. Tanpa bekal jam terbang yang cukup, publik bertanya-tanya atas dukungan siapa Habib Rizieq tampil ke gelanggang politik pada waktu itu? Apakah ada korelasi antara manuver yang dilakukan Habib Rizieq dengan manuver yang dilakukan poros tengah di parlemen?

Banyak spekulasi bermunculan. Tapi, yang pasti ketika Poros Tengah berhasil menjegal Megawati dan kawan-kawan untuk menduduki kursi kekuasaan, padahal PDIP adalah pemenang PEMILU 1999, Habib Rizieq tidak mendapatkan bagian apapun dari manuver yang pernah dilakukannya. Pasca perhelatan Sidang Istimewa MPR yang menghantarkan Gus Dur sebagai Presiden RI, nama Habib Rizieq mulai jarang muncul. Namun gosip tentang beliau pun terus beredar di tengah masyarakat. Ada yang
mengatakan bahwa Habib Rizieq memberi support kepada Ust. Ja'far Umar Thalib yang membentuk Laskar Ahlussunnah wal Jama'ah, untuk "berjihad" di Ambon dan sekitarnya. AdaAda pula yang mengatakan bahwa Habib Rizieq kembali ke aktivitas sebelumnya yaitu berdakwah dan menyampaikan ta'lim di masjid-masjid. Bisa dikatakan dalam kurun waktu satu atau dua tahun (1999-2000) nama Habib Rizieq jarang tampil di media. Namun
demikian, spanduk, baliho dan plang bertuliskan FPI menjamur di
beberapa kantong jamaah para habib di kota Jakarta. Agaknya media tidak begitu tertarik untuk memberitakan konsolidasi internal Habib Rizieq di beberapa tempat di ibu kota. Karena memang pada saat itu, fokus pemberitaan media lebih banyak menyoroti persoalan komposisi kabinet dan peta politik yang riuh oleh manuver Gus Dur sebagai Presiden RI yang keempat.

Sempat luput dari pemberitaan media, nama Habib Rizieq dan FPI kembali muncul. Kali ini bukan karena isu politik, tapi karena persoalan sosial, yaitu razia miras dan pelacuran. Media massa memberitakan kegiatan laskar FPI yang memburu peredaran miras di beberapa titik di Ibu Kota dan daerah penyangga, mulai dari Mangga Besar dan Depok. Dari berbagai liputan media yang memberitakan bentrok antara FPI dengan beberapa preman diskotik, berita penyerangan FPI di Kemang pada tahun 2001, mungkin yang paling heboh. Apa pasal? Selama masa Orde Baru
Kemang dianggap sebagai daerah elit yang "untouchable". Bukan rahasia lagi, jika peredaran narkoba dan miras di Kemang berlangsung aman-aman saja tanpa ada aparat yang berani menghentikannya. Kedatangan laskar FPI melabrak kawasan Kemang tentu mengagetkan banyak orang. Berbagai spekulasi pun bermunculan. Habib Rizieq dianggap sedang melakukan testing the water dengan membidik Kemang sebagai garapan
gerakan Nahyu Munkar-nya. Di sinilah kemudian, Habib Rizieq mulai berhadap-hadapan dengan kalangan elit, yang menganggapnya sebagai ancaman.

Cukup banyak pemberitaan yang disajikan tentang Habib Rizieq. Dan bisa dikatakan semua pemberitaan tentang beliau berwarna kontraproduktif. Secara pribadi saya pun terbawa oleh atmosfer yang dibangun oleh media massa ketika itu. Beberapa pertanyaan muncul di benak ini untuk apa FPI melakukan tindakan-tindakan extra law seperti itu? Kenapa Habib Rizieq dan FPI tidak berkoordinasi dengan pihak kepolisian sekiranya memang ingin membantu aparat di dalam melaksanakan penegakkan hukum?
Kenapa pula FPI memainkan peran seperti FBI yang memang bekerja sebagai penegak hukum? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang muncul di benak ini, sebagai usaha saya untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di belakang Habib Rizieq.
Secara jujur saya sempat surprised dengan Habib Rizieq. Secara
nasabiah, beliau memang keturunan Sayyidina Husain, yang berarti juga keturunan Baginda Rasulullah, nabi yang diimani oleh semua umat Islam.

Dalam sebuah obrolan dengan seorang teman, saya pernah ditanya kenapa tidak ada seorang Habib yang berpikiran revolusioner seperti datuk mereka Rasulullah? Kenapa para Habib lebih suka memainkan posisi safety player, padahal dahulu datuk mereka Rasulullah adalah pribadi yang berani menghadapi risiko dan tidak risih berada di stretch zone (zona tegang). Ketika pertama kali melihat Habib Rizieq ceramah, saya berpikir mungkin ini dzurriyyah yang ditanyakan oleh teman saya tempo
hari.

Namun, dengan tidak mengurangi sikap hormat kepada beliau, sebagai dzurriyatur rasul, perkenankan saya ingin memberi catatan terhadap
Habib Rizieq:

1. Beliau bertolak dari garis start yang keliru ketika mengusung
ide-ide revolusionernya. Berbeda dengan Rasulullah yang selalu menolak afiliasi politik sejak awal membangun gerakan dakwahnya, Habib Rizieq justru memulai gerakan dakwahnya dengan dibalut oleh pertanyaan-pertanyaan politis. Sebagai contoh, hingga saat ini Sang Habib tidak pernah menjawab dengan tuntas pertanyaan tentang kedekatan beliau dengan beberapa bintang ABRI pada masa awal reformasi, yang dianggap menjadi preseden berdirinya FPI. Pertanyaan ini semakin carut marut setelah Habib Husein al-Habsyi pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin Indonesia pernah menyebut kedekatan Habib Rizieq dengan salah satu elit tentara.

2. Jika Rasulullah berdakwah melawan totalitarianisme dengan
menumbuhkan semangat egalitarianisme, semangat ini agak sulit untuk dijumpai dari isi pidato yang sering disampaikan oleh Habib Rizieq. Saya tidak mengatakan bahwa Habib Rizieq adalah pribadi yang "kasar". Beliau adalah pribadi yang tegas. Bahwa kualitas ketegasan tiap orang itu berbeda-beda karena perbedaan gen dan lingkungan tempat dibesarkan, itu adalah sesuatu yang sifatnya alamiah (nature). Namun, ketika persoalan kasar dan halus itu dibawa ke ranah ide atau isu, saya kira di sini kita semua bisa membaca dari gesture penyampaiannya.Barangkali ini disebabkan oleh dorongan politik yang memang dipaksakan di bagian awal. Seperti sangat mudah terbaca bahwa FPI berdiri tanpa kesiapan dan kematangan ideologi. Seakan persoalan ideologi bisa dibenahi sambil organisasi ini berjalan.

3. Saya agak tidak sepakat jika dikatakan bahwa Habib Rizieq mengikuti pola Umar ibnu al-Khatthab atau seputar sahabat agung tersebut, hanya karena ketegasan dan keberanian beliau berbicara di hadapan para penguasa. Ketidaksepakatan saya itu didasarkan kepada hal-hal berikut:

a. Bahwa karakter keras Umar ibnu al-Khatthab adalah karakter bawaan orang Arab yang memang "dipaksa" keras oleh situasi dan kondisi di mana mereka tinggal.
b. Bahwa sikap keras Umar ibnu al-Khatthab selalu dikaitkan dengan kewenangan yang beliau miliki sebagai utusan Rasulullah dan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pemerintahan.
c. Bahwa Umar ibnu al-Khatthab di dalam memperjuangkan cita-cita politik mengutamakan pendekatan ilmu, dibandingkan pendekatan kekuasaan. Ini misalnya bisa kita baca dari pernyataan beliau:

تَفَقَّهُوا قَبْلَ اَنْ تُسَوَّدُوا

Dalamilah dulu pemahaman (ilmu) sebelum kalian memimpin
juga pernyataan yang lain

لاَ اِسْلاَمَ اِلاَّ بِالْجَمَاعَةِ وَلاَ جَمَاعَةَ اِلاَّ بِاْلاِمَامَةِ

tidak ada Islam kecuali dengan berjamaah dan tidak ada jamaah kecuali dengan kepemimpinan .

Dari pernyataan-pernyataan yang disampaikannya,dapat terbaca bahwa Umar bukan semata-mata orang yang katakanlah "keras" tanpa konsep. Ucapannya tentang relasi Islam dan jama'ah serta kepemimpinan, menunjukkan bahwa Umar adalah seorang perencana yang sangat matang dan cermat di dalam melihat masalah. Seakan Sayyidina Umar ingin mengatakan bahwa perjuangan Islam ini tidak akan menghasilkan apa-apa
jika tidak diawali dengan penguatan kohesi sosial di antara umat Islam itu sendiri

Tanpa kohesi di antara sesama umat Islam, perjuangan politik hanya akan berujung kepada perebutan kekuasaan politik di antara elemen-elemen pendukungnya. Saya tidak mengerti apakah ini disadari atau tidak oleh Habib Rizieq. Setidaknya Habib Rizieq telah membuang kesempatan emas yang pernah ada dihadapannya untuk membangun kohesi di antara umat Islam, yaitu ketika memperjuangkan Gus Dur sebagai presiden untuk menjegal Megawati dan ketika umat Islam mau berkumpul
dalam jumlah yang sangat fantastis--meskipun ini diragukan oleh
beberapa media--pada bulan Desember yang lalu. Mungkin akan berbeda ceritanya, ketika di dalam aksi 212 kemarin,
Habib Rizieq mengakui kekhilafannya bertahan di Istana Merdeka hingga melewati batas jam malam yang ditentukan KAPOLRI pada aksi 411 beberapa waktu yang lalu. Jika opini saya ini dianggap sebagai bentuk ketakutan terhadap rezim berkuasa, saya hanya ingin bertanya pula apakah kepatuhan Rasulullah terhadap Perjanjian Hudaibiyyah yang melarangnya masuk ke Makkah itu, juga merupakan bentuk ketakutan Rasulullah terhadap penguasa Makkah?

4. Siapa yang tidak setuju dengan perjuangan mempertahankan kemuliaan ajaran islam? Saya kira semua umat Islam setuju. Namun, dalam kaitannya dengan perjuangan tersebut, perlu pula diperhatikan beberapa irisan yang sangat sensitif dan berpotensi merusak elan perjuangan politik itu sendiri. Perjuangan mempertahankan kemuliaan ajaran Islam, khususnya di Indonesia, beririsan dengan isu nasionalisme, demokrasi, dan cita kestabilan politik yang kini tampaknya tengah diupayakan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi.

Menyikapi irisan-irisan tersebut, dibutuhkan kecermatan, ketelitian
dan kehati-hatian. Secara teoritis, saya mengakui setiap perjuangan politik mempunyai cita, manuver dan gestur gerakan yang sifat khas dan membedakan satu gerakan politik dengan gerakan politik lainnya. Namun, yang menjadi pertanyaan bagaimana ketika itu dinisbahkan kepada perjuangan politik Islam? Jawabannya tidak mudah.

Penggunaan nama Islam pada masa sekarang, berbeda dengan penggunaan nama Islam pada masa Nabi atau pada masa sahabat. Pada masa keemasan itu, penggunaan nama Islam bersifat tunggal. Dalam arti, yang dinamakan Islam itu adalah kelompok yang mengikuti Nabi Muhammad dan para sahabatnya secara definitif yang tinggal di Madinah--sebagai pusat kekuasaan--, Makkah, Yaman, Mesir, Syam, dan Irak. Di luar wilayah-wilayahitu, agak sulit--bukan tidak ada--menjumpai komunitas Islam sebagaimana yang dimaksud di atas. Sehingga dengan begitu,
penggunaan nama Islam berikut derivaat-nya tidak akan menimbulkan masalah dan pertanyaan sebagaimana terjadi hari ini.

Dalam konteks sekarang, penggunaan nama Islam tidak lagi bersifat monolitik. Pasca perang antara Ali ibnu Abu Thalib dan Mu'awiyah . penggunaan nama Islam menjadi bersifat pluralistik. Artinya setiap faksi umat Islam merasa mempunyai hak untuk menggunakan klaim Islam untuk menamakan pemikiran atau perjuangan politiknya. Kondisi seperti itu yang kini sedang dan mungkin akan terus berlangsung di Indonesia.

Masalah penggunaan nama Islam akan semakin meruncing ketika tiap-tiap faksi umat Islam merasa tidak terwakili oleh perjuangan politik yang mengatasnamakanIslam oleh kelompok lain. Sebagai contoh, ketika PKS memposisikan diri sebagai Partai Dakwah, tidak semua umat Islam merasa menjadi bagian dari perjuangan dakwah PKS. Pun begitu juga ketika PKB dan NU mengangkat tema Islam Nusantara sebagai identitas keislaman di Indonesia, semua simpatisan PKS, warga Muhammadiyah, apalagi jamaah
Wahabi merasa tidak terwakili dengan identitas Islam yang diusung NU tersebut.

Masalah fragmentasi di tubuh umat Islam, sebagai konsekuensi dari tumbuh berkembangnya ragam penafsiran ini, yang sepertinya tidak begitu dicermati oleh Habib Rizieq. Seruan-seruan Habib Rizieq tentang perjuangan politik Islam, seperti menisbikan fenomena fragmentasi dan menafikan realitas multitafsir tentang Islam yang sudah ada di tengah-tengah umat Islam tersebut. Ditambah lagi dengan belum terlihatnya di hadapan publik, usaha Habib Rizieq membangun komunikasi dengan ormas-ormas Islam, terutama NU dalam rangka membangun saling pemahaman terhadap tafsir yang digunakan di masing-masing organisasi.
Kondisi seperti itu diperparah lagi dengan sikap Habib Rizieq yang
seperti "memusuhi" Ketua Tanfidziyah NU, yang merupakan simbol kehormatan warga NU. Bisa jadi, Habib Rizieq lupa bahwa kultur Islam tradisional lebih bercorak patronisme dibandingkan dengan kultur Islam moderen yang cenderung egaliter dan bebas. Padahal, jika kita lihat dari dekat kultur seperti NU pun juga berkembang di lingkungan FPI.

Tulisan ini saya coba sajikan secara obyektif, dengan tidak bermaksud men-diskredit-kan al-Mukarram Habib Rizieq Shihab. Terlepas dari kontroversi yang muncul dari manuver politik beliau, saya tetap menaruh hormat kepada beliau. Doa saya yang terbaik semoga Allah selalu menjaga dan melindungi beliau Semoga Allah membuka pintu kebaikan bagi umat ini

َاللَّهُمَّ اَفْتَحْ لَنَا الْخَيْرَ وَاجْعَلْنَا ِمنْ اَهْلِ الْخَيْرِ


Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing