Sebuah Catatan Ide Gila Santri Ciamis Jalan Kaki Menuju Jakarta Untuk Melakukan Aksi Super Damai 212 (16)
Waktu menunjukan pukul 18.30. Selepas berjamaah Magrib semua peserta
melepas lelah di masjid Perum Perhutani. Ada yang saling pijit, ada
pula yang menikmati hidangan teh hangat dan jenis minuman hangat
lainnya yang disediakan ibu-ibu dengan penuh hidmat dan antusias.
Entah ibu-ibu dari mana namun dari sorot matanya beliau ingin sekali
berhidmat dan untuk melayanai para peserta. Lagi-lagi pemandangan yang
sangat mengharukan.
Seiring waktu berjalan, di malam kamis semakin banyak yang datang dari
berbagai daerah sekitar bandung yang ingin bergabung jalan kaki dengan
kafilah ciamis. Luar biasa magnetnya sampai sahabat-sahabat dari
HAMIDA, HAMIDU bandung raya tumplek di masjid dan aula Perum
Perhutani. Selain menyambut kami mereka juga siap berbaur dengan
kafilah menuju aksi bela islam jilid 3.
Banyak pula kenalan para pejabat dan pengusaha datang menyalami kami
mengucapkan salam dan merasa bangga dan apresiasi katanya gerakan ini
telah memantik solidaritats muslim indonesia. Saya hanya terseyum
sambil mengucapkan "hatur nuhun kasadayana".
Begitu banyak para dermawan yang berkontribusi baik berupa uang,
makanan, minuman dan pakaian serta obat obatan. Handphone tak
henti-hentinya terus berdering, ada dari saudara kita dari Purwakarta,
Bekasi dan Ciajur, semua pertanyaannya sama, "PaK Kiyai sekarang
posisi dimana? Kapan kira-kira sampai di tempat kami? Kami akan
mengadakan penyambutan rombongan", jawabanya sama. "Kami belum bisa
jawab sekarang Pak karena belum bisa diprediksi" jawab saya di ujung
telpon.
Ketika saya rebahan di masjid karena ngantuk dan pegal sekujur tubuh,
tiba-tiba adik saya Zieguz Maliex memanggil, "Ang wartawan tvone mau
wawancara di aula". "oh iya tunggu sebentar". kebetulan saya hanya
pakai kaos oblong plus sarung karena baju hanya bawa dua stel dan
semuanya basah. Saya agak kikuk masa diwawancara pakai kaos oblong
,saya cari baju namun tidak ada. Seorang alumni asal Soreang Mahfud
Abdul Muhyi namanya nyelonong mendekati saya, "Ang pakai baju saya
saja". "oh iya baik terimakasih, kebetulan pas dengan ukuran badan ,,,
bergegas saya menuju aula. Di situ awak media sudah banyak yang
menunggu. Lima menit wawancara dengan tvone selesai, puluhan awak
media cetak maupun elektronik bertanya, "Pak kapan naik bisnya?",
"Nanti kita tunggu jam 20.00, saya mau rapat dulu" jawab saya sambil
keluar ruangan menuju mesjid.
Baru sampai di teras masjid seorang peserta menyusul, "Kang ada Kang
Emil Wali Kota Bandung dan Pak Umuh Manager Persib mau ketemu, beliau
berdua sudah berada di aula" karena badan sudah lelah dan ngantuk saya
nyuruh Korlap untuk menerima beliau, maklum kedatangan tokoh-tokoh
suasana menjadi riuh. Kilatan lampu kamera datang dari berbagai arah
mengambil posisi dan momen yang paling bagus.
Tepat jam 20.00, rabu malam yang dijanjikan handphone terus berbunyi,
kebanyakan dari media yang menanyakan jadwal keberangkatan naik bus ke
Jakarta, karena di pinggir jalan sudah ada 10 armada bis yang siap
mengangkut peserta long march. Saya agak bingung jawabnya karena belum
rapat. "tunggu sebentar Bang ya, saya rapat dulu". Selalu jawaban itu
yang terlontar pada para penanya.
Saya jalan mengelilingi Masjid mencari Kiyai Maksum, Kiyai Syarif dan
Kiyai Titing karena berkali kali ditelepon hpnya tidak diangkat.
Setelah ketemu kita rapat namun karena suasananya sangat ramai sekali,
kita pindah mencari tempat yang aman untuk rapat. Rapat berjalan agak
alot sampai satu jam, namun akhirnya dicapai kesepakatan bahwa kita
akan berangkat naik bus jam 08.00 besok pagi dari perum perhutani dan
untuk malam kamis ini kita bermalam di Perhutani.
Rapat selesai, Kita semua keluar ruang rapat menuju aula, puluhan
wartawan sudah menunggu hasil keputusannya, kami berempat plus anggota
DPRD Provinsi Jawa Barat yang menemui kami naik ke podium utama yang
penuh dengan aneka makanan dan minuman serta obat-obatan kiriman para
dermawan. Saya mulai berbicara, " assalamualaikum warohmatullohi
wabarokaatuh". Semua menjawab salam dengan serempak. Pekik
"istaidduu...",
"Labbaik,,..."
"Takbiiirr..,,"
"Allohu akbar" menjadi kata-kata komando yang hadir setiap saat.
"Para peserta long marc dan wartawan setelah kami bermusyawarah maka
kami memutuskan untuk bermalam di sini, dan untuk jadwal keberangkatan
besok pagi akan dirapatkan ulang besok". Semua peserta takbir
berulang-ulang dan selalu siap satu komando. Diakhir pres release saya
mempersilahkan Kang Abdul Hadi Wijaya anggota DPRD untuk memimpin lagu
Indonesia Raya agar semangat nasionalisme peserta makin mantap
melepas lelah di masjid Perum Perhutani. Ada yang saling pijit, ada
pula yang menikmati hidangan teh hangat dan jenis minuman hangat
lainnya yang disediakan ibu-ibu dengan penuh hidmat dan antusias.
Entah ibu-ibu dari mana namun dari sorot matanya beliau ingin sekali
berhidmat dan untuk melayanai para peserta. Lagi-lagi pemandangan yang
sangat mengharukan.
Seiring waktu berjalan, di malam kamis semakin banyak yang datang dari
berbagai daerah sekitar bandung yang ingin bergabung jalan kaki dengan
kafilah ciamis. Luar biasa magnetnya sampai sahabat-sahabat dari
HAMIDA, HAMIDU bandung raya tumplek di masjid dan aula Perum
Perhutani. Selain menyambut kami mereka juga siap berbaur dengan
kafilah menuju aksi bela islam jilid 3.
Banyak pula kenalan para pejabat dan pengusaha datang menyalami kami
mengucapkan salam dan merasa bangga dan apresiasi katanya gerakan ini
telah memantik solidaritats muslim indonesia. Saya hanya terseyum
sambil mengucapkan "hatur nuhun kasadayana".
Begitu banyak para dermawan yang berkontribusi baik berupa uang,
makanan, minuman dan pakaian serta obat obatan. Handphone tak
henti-hentinya terus berdering, ada dari saudara kita dari Purwakarta,
Bekasi dan Ciajur, semua pertanyaannya sama, "PaK Kiyai sekarang
posisi dimana? Kapan kira-kira sampai di tempat kami? Kami akan
mengadakan penyambutan rombongan", jawabanya sama. "Kami belum bisa
jawab sekarang Pak karena belum bisa diprediksi" jawab saya di ujung
telpon.
Ketika saya rebahan di masjid karena ngantuk dan pegal sekujur tubuh,
tiba-tiba adik saya Zieguz Maliex memanggil, "Ang wartawan tvone mau
wawancara di aula". "oh iya tunggu sebentar". kebetulan saya hanya
pakai kaos oblong plus sarung karena baju hanya bawa dua stel dan
semuanya basah. Saya agak kikuk masa diwawancara pakai kaos oblong
,saya cari baju namun tidak ada. Seorang alumni asal Soreang Mahfud
Abdul Muhyi namanya nyelonong mendekati saya, "Ang pakai baju saya
saja". "oh iya baik terimakasih, kebetulan pas dengan ukuran badan ,,,
bergegas saya menuju aula. Di situ awak media sudah banyak yang
menunggu. Lima menit wawancara dengan tvone selesai, puluhan awak
media cetak maupun elektronik bertanya, "Pak kapan naik bisnya?",
"Nanti kita tunggu jam 20.00, saya mau rapat dulu" jawab saya sambil
keluar ruangan menuju mesjid.
Baru sampai di teras masjid seorang peserta menyusul, "Kang ada Kang
Emil Wali Kota Bandung dan Pak Umuh Manager Persib mau ketemu, beliau
berdua sudah berada di aula" karena badan sudah lelah dan ngantuk saya
nyuruh Korlap untuk menerima beliau, maklum kedatangan tokoh-tokoh
suasana menjadi riuh. Kilatan lampu kamera datang dari berbagai arah
mengambil posisi dan momen yang paling bagus.
Tepat jam 20.00, rabu malam yang dijanjikan handphone terus berbunyi,
kebanyakan dari media yang menanyakan jadwal keberangkatan naik bus ke
Jakarta, karena di pinggir jalan sudah ada 10 armada bis yang siap
mengangkut peserta long march. Saya agak bingung jawabnya karena belum
rapat. "tunggu sebentar Bang ya, saya rapat dulu". Selalu jawaban itu
yang terlontar pada para penanya.
Saya jalan mengelilingi Masjid mencari Kiyai Maksum, Kiyai Syarif dan
Kiyai Titing karena berkali kali ditelepon hpnya tidak diangkat.
Setelah ketemu kita rapat namun karena suasananya sangat ramai sekali,
kita pindah mencari tempat yang aman untuk rapat. Rapat berjalan agak
alot sampai satu jam, namun akhirnya dicapai kesepakatan bahwa kita
akan berangkat naik bus jam 08.00 besok pagi dari perum perhutani dan
untuk malam kamis ini kita bermalam di Perhutani.
Rapat selesai, Kita semua keluar ruang rapat menuju aula, puluhan
wartawan sudah menunggu hasil keputusannya, kami berempat plus anggota
DPRD Provinsi Jawa Barat yang menemui kami naik ke podium utama yang
penuh dengan aneka makanan dan minuman serta obat-obatan kiriman para
dermawan. Saya mulai berbicara, " assalamualaikum warohmatullohi
wabarokaatuh". Semua menjawab salam dengan serempak. Pekik
"istaidduu...",
"Labbaik,,..."
"Takbiiirr..,,"
"Allohu akbar" menjadi kata-kata komando yang hadir setiap saat.
"Para peserta long marc dan wartawan setelah kami bermusyawarah maka
kami memutuskan untuk bermalam di sini, dan untuk jadwal keberangkatan
besok pagi akan dirapatkan ulang besok". Semua peserta takbir
berulang-ulang dan selalu siap satu komando. Diakhir pres release saya
mempersilahkan Kang Abdul Hadi Wijaya anggota DPRD untuk memimpin lagu
Indonesia Raya agar semangat nasionalisme peserta makin mantap
Komentar
Posting Komentar