Dominasi yahudi atas dunia, khususnya Amerika, banyak difahami orang
hanya dari sisi atau sektor 'formal', seperti birokrasi, media massa,
perbankan-keuangan, industri militer terkait birokrasi (military
complex), NGO/LSM. Namun, jauh lebih dalam dari itu semua, dominasi
yahudi juga muncul dari sektor 'informal' seperti sektor hiburan dan
kriminalitas.
Jika Anda seorang anggota interpol yang berwawasan tinggi, maka Anda
akan menemukan bahwa jaringan internasional pengedar narkoba,
prostitusi, human/organ trafficking, senjata illegal, pedhopilia, judi
dan hiburan, pornografi dan pornoaksi, dipenuhi oleh orang-orang
yahudi dan beberapa kelompok etnis lainnya bekerja sebagai
kaki-tangannya.
Sebagai gambaran, selama masa kejayaan mafioso Amerika yang didorong
oleh UU larangan minuman keras (Prohibition Act tahun 1919 sampai
1933), muncul kelompok mafia yahudi yang mendominasi peredaran gelap
minuman keras di Amerika dengan dukungan mafia Italia sebagai
kaki-tangannya. Mereka dipimpin oleh Meyer Lansky dan Bugsy Siegel
yang dibantu oleh mafia Italia Lucky Luciano dan Al Capone. Mitra
terbesar mereka adalah produsen minuman keras asal Kanada, keluarga
Bronfman yang memproduksi minuman keras merek Seagrams.
Pada tahun 1931 Al Capone, dan tahun 1936 Lucky Luciano masuk penjara,
sementara Lansky dan Bronfman justru semakin berkibar. Tidak hanya
menguasai bisnis minuman keras, Lansky terus mengembangkan bisnis
judi, prostitusi dan perhotelan hingga ke Kuba dan Inggris. Pada tahun
1970, ketika pemerintah Amerika mengintensifkan upaya penumpasan
kejahatan terorganisir, Lansky melarikan diri ke Israel. Empat tahun
kemudian, dengan pengadilan yang telah diatur, Lansky bebas dari
tuduhan penggelapan pajak. Ia meninggal dengan tenang sebagai orang
kaya yang merdeka pada tahun 1983. Salah satu legasinya adalah kota
judi Las Vegas yang didirikannya bersama Siegel di tengah padang
tandus yang terpencil.
Keluarga Bronfman jauh lebih beruntung lagi. Bersih dari tuntutan
hukum, keluarga ini menjadi salah satu keluarga terkaya di Amerika
utara dengan menguasai berbagai sektor bisnis, dari produksi dan
distribusi minuman keras, makanan dan minuman (termasuk Coca Cola
Company), petrokimia, film dan rekaman hingga percetakan dan media
massa.
Keluarga Bronfman juga dikenal sebagai donatur tetap partai-partai
politik Amerika. Pada tahun 1981, Edgar Bronfman, putra tertua
generasi kedua keluarga Bronfman, terpilih sebagai Presiden The World
Jewish Congress, dengan legasi sukses memaksa pemerintah Rusia
mengakui bahasa Hebrew sebagai bahasa resmi dan mengijinkan
orang-orang yahudi bermigrasi ke Israel. Selain itu, Edgar juga sukses
memaksa perbankan Swiss untuk memberi kompensasi miliaran dollar
kepada keluarga orang-orang yahudi korban Perang Dunia II.
Itu adalah gambaran mafia yahudi masa lalu. Bagaimana dengan sekarang?
Jawabnya, tidak jauh berbeda.
Seperti para pionirnya, Meyer Lansky dan Bronfman, mafia yahudi
(Kosher Nostra) berasal dari Rusia dan Eropa Timur. Mereka datang ke
Amerika dalam kondisi miskin. Namun dengan cepat mereka berhasil
membangun bisnis hitam mereka dengan mengandalkan kekejaman dan ambisi
mereka yang tiada duanya. Satu lagi, mereka memiliki 'patron' yang
sangat kuat, yaitu keluarga-keluarga bankir dan industrialis yahudi
global yang melindungi mereka dari segala bentuk jeratan hukum. Berkat
para patron itu pulalah para kriminal itu memiliki akses ke kekuasaan.
Kekuatan mereka mampu membuat 'legenda' mafia Italia seperti Al
Capone, hanya menjadi tukang pukul bagi mereka, yang setiap saat bisa
dikorbankan kepada aparat penegak hukum. Sedang mereka sendiri, bahkan
media-media massa pun tidak pernah memberitakan keberadaan mereka.
Merekalah orang-orang di balik karier cemerlang Donald Trump. Maka,
permusuhan Donald Trump dengan Hillary Clinton dan orang-orang yahudi
'formal', media massa, birokrat neokons, orang-orang The Feds hingga
George Soros yang mengorganisir aksi-aksi penolakan atas kemenangan
Trump, hanyalah permainan belaka untuk mengelabuhi publik.
( Indonesian Free Press)
Komentar
Posting Komentar