يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ ( الماۤئدة : ٩٥) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa y
Aku berkaca di depan cermin,
agar dapat ku nikmati wajahku yang bagus rupawan,
barangkali di wajahku ini tersembunyi keagungan,
agar dapat aku berbangga pada setiap orang,
dan cermin itu mengatakan dengan sungguh,
aku seperti yang ku sangkakan,
barangkali kemuliaan !
Sepuluh tahun telah berlalu,
cermin itu telah kusam dan retak-retak,
aku berkaca lagi di depan cermin itu,
ku hayati dalam-dalam,
aku terkejut bukan kepalang,
wajahku terpetak-petak !
Seperti rasa hatiku yang terkotak-kotak,
aku makin ngeri dan ketakutan,
di dalam cermin itu
bibir tuaku tersenyum,
dengan senyuman yang tak lagi menawan.
Ku sangka diri ini bahagia,
dengan keagungan dan kemuliaan yang dibangga-banggakan,
ku kira diri ini penuh keindahan dan keabadian,
ternyata jasad rapuh ditelan usia.
Aku gelap mata,
cermin itu aku banting dan hancur berantakan,
hilang bayang wajahku,
musnah senyum nestapaku.
Cermin saksi kejujuran
tunjuki aku gambar sebenarnya
mestinya, bukan hanya kepadamu aku mengaca,
tiap orang lain adalah cermin,
alam semesta adalah cermin,
kegagalan dan keberhasilan adalah cermin,
mengajari kita bijaksana.
Cermin telah hancur berantakan,
serpihmu membiaskan sinar,
hati kecilku mendapat cahaya penerang,
meski hancur, kau tetap cermin,
yang teguh dalam kejujuran.
- - -
Jakarta 29 Oktober 1995
By Muhammad Saroji
©Copyright - All rights reserved
Komentar
Posting Komentar