Muhammad Saroji - File Pribadi |
Dingin,
Untuk Kasih Sayangku, amiin
---
26 November 2010 00:00
By Muhammad Saroji
© Copyright - All Rights Reserved
menikmati bekumu di malam ini,
hari menjelang pagi,
ketika tak juga pandangan ini, menjemput mimpi,
telah kalahkah tadi siang ?
Telah pasrahkan jiwa pecundang ?
Telah berdarahkan kulit pembungkus tulang ?
Di penghujung malam ini,
ketika rembulan dan angin ditelan sepi,
embun menitik membasahi bumi ini,
bumi jiwa ini,
bumi kelana ini,
sungguh !
hari menjelang pagi,
ketika tak juga pandangan ini, menjemput mimpi,
telah kalahkah tadi siang ?
Telah pasrahkan jiwa pecundang ?
Telah berdarahkan kulit pembungkus tulang ?
Di penghujung malam ini,
ketika rembulan dan angin ditelan sepi,
embun menitik membasahi bumi ini,
bumi jiwa ini,
bumi kelana ini,
sungguh !
Berjalan-jalan itu pasti,
melangkah tertatih-tatih,
kekiri ke kanan,
melangkah tertatih-tatih,
kekiri ke kanan,
menorehkan sejarah
tentang kehidupan yang tak pasti.
Tuhan,
jangan biarkan aku tersesat di puncak kegersangan ini !
Kaki berdarah tergores kerikil-kerikil kecil.
Tuhan,
jangan biarkan hati menangis merintih-rintih,
menanti kedamaian,
tentang kehidupan yang tak pasti.
Tuhan,
jangan biarkan aku tersesat di puncak kegersangan ini !
Kaki berdarah tergores kerikil-kerikil kecil.
Tuhan,
jangan biarkan hati menangis merintih-rintih,
menanti kedamaian,
rindu tiada jawab.
Tuhan,
kekarkan badan ini,
hari mungkin masih panjang,
kabulkan keinginan ini,
karena di sana jiwa terluka, mendamba kasih sayang.
Tuhan,
kekarkan badan ini,
hari mungkin masih panjang,
kabulkan keinginan ini,
karena di sana jiwa terluka, mendamba kasih sayang.
Untuk Kasih Sayangku, amiin
---
26 November 2010 00:00
By Muhammad Saroji
© Copyright - All Rights Reserved
Komentar
Posting Komentar