Forummuslim.org - Meneror warga, membunuh 3 petani dua di antaranya
dipenggal, membunuh 2 polisi dan menguburnya telanjang dalam satu
lubang, mengirim "pengantin" bom bunuh diri ke Mapolres Poso dll,
semua kejahatan itu sudah dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia
Timur pimpinan Abu Wardah alias Santoso.
Belum lagi jika bicara kebengisan ISIS dan Al-Qaeda di Timur Tengah,
Boko Haram di Nigeria yang menculik dan membunuh warga sipil termasuk
anak-anak, dan Abu Sayyaf di Filipina yang baru-baru ini menculik 10
WNI dan meminta tebusan 15 milyar.
Dari sekte apa mereka semua? STOP! Tidak usah disebut, para bangsat
bengis itu kita semua tahu berasal dari firqah apa. Firqah yang selalu
mempermalukan islam, berteriak Takbir paling kencang sambil
menjalankan kejahatannya, mengusung bendera bertuliskan Tauhid dan
setiap foto selalu berpose mengacungkan telunjuk agar dianggap manusia
paling bertauhid dan paling beraqidah. Dan tanpa malu para
simpatisannya di sini menyebut semua bajingan berjubah agama tersebut
sebagai "Mujahidin".
Jangan salahkan kenapa saya sangat berhati-hati ketika mendengar kata
"Mujahidin". Gelar "Mujahidin" yang punya makna sangat mulia ini
sering disalahgunakan dan menjadi rusak serusak-rusaknya di mata orang
islam sendiri karena ulah orang-orang sakit ini, apalagi orang-orang
non-muslim yang semakin eneg ketika mendengar nama islam karena ulah
orang-orang ini pula. Lalu siapa yang patut dipersalahkan kalau
non-muslim membenci islam? Apakah para non-muslim itu? ataukah para
teroris yang membuat para non-muslim tidak tertarik masuk islam?
Ini adalah hari dimana islam tidak lagi dipermalukan oleh orang kafir
melainkan oleh para pemeluknya sendiri. Ini adalah hari dimana
orang-orang yang memproklamirkan diri sebagai pembela islam justru
menjadi golongan yang paling menginjak-injak islam. Kita sudah hadir
di era dimana Islam menjadi alasan paling "indah" untuk berbuat keji,
dimana Islam justru menjadi alasan para non-muslim untuk membenci
Islam itu sendiri. (al muslim mahjubun bil muslim)
Anda tahu kenapa Imam Ali as menganjurkan kita untuk menjauhi orang
bodoh? Kata beliau orang bodoh berniat menolongmu tapi ia hanya akan
menyusahkanmu. Orang bodoh akan menyiram api yang membakar tubuhmu
dengan bensin padahal ia berniat memadamkannya. Orang bodoh akan
membela Tuhannya dengan menghina Tuhan agama lain sehingga membuat
umat agama lain akan balas menghina Tuhannya. Orang bodoh ingin
menjaga aqidahnya dengan mengkafirkan orang lain padahal dengan cara
itu ia sedang mempertaruhkan aqidahnya sendiri. Orang bodoh ingin
membela islam dari orang-orang "kafir" padahal islam lebih butuh
dibela dari diri mereka sendiri.
Orang bodoh yang mencoreng agamanya sendiri selalu ada dalam agama
apapun. Mulai ISIS, Al-Qaeda dan Abu Sayyaf dalam agama Islam,
kelompok Bhiksu Ahsin Myanmar dalam agama Budha ataupun para pengusung
Zionisme di dalam ajaran Judaisme. Hingga saya sudah sampai pada
kesimpulan bahwa untuk tercapainya kedamaian dunia tidak penting apa
agamamu, tapi bagaimana caramu beragama itulah yang lebih penting.
Karena kata Imam Ali as, pelaku kebaikan lebih baik daripada kebaikan
itu sendiri, dan pelaku kejahatan lebih jahat daripada kejahatan itu
sendiri.
Saya tidak pernah khawatir dengan fans yang pingsan tergila-gila
karena fanatisme pada artis idolanya. Saya tidak pernah takut dengan
suporter bola yang rela mati tawuran tidak jelas dengan suporter klub
lain karena fanatisme klubnya. Tapi saya sangat takut dengan orang
yang rela berbuat keji karena fanatisme agamanya, karena ia bisa
berbuat apa saja sambil membawa nama Tuhan. Jika fans artis atau klub
bola mungkin mengakui kesalahan perbuatannya, maka fans fanatik agama
mustahil mengakui kesalahannya karena ia sudah menjadikan Tuhan
sebagai pembenar bagi aksinya. Ia sudah menjadikan Tuhan sebagai
'Partner in Crime' dalam aksi kejahatannya. Dan kebodohan apa yang
lebih besar daripada berbuat jahat sambil mengajak Tuhan?
( Ahmed Zain Oul Mottaqin)
dipenggal, membunuh 2 polisi dan menguburnya telanjang dalam satu
lubang, mengirim "pengantin" bom bunuh diri ke Mapolres Poso dll,
semua kejahatan itu sudah dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia
Timur pimpinan Abu Wardah alias Santoso.
Belum lagi jika bicara kebengisan ISIS dan Al-Qaeda di Timur Tengah,
Boko Haram di Nigeria yang menculik dan membunuh warga sipil termasuk
anak-anak, dan Abu Sayyaf di Filipina yang baru-baru ini menculik 10
WNI dan meminta tebusan 15 milyar.
Dari sekte apa mereka semua? STOP! Tidak usah disebut, para bangsat
bengis itu kita semua tahu berasal dari firqah apa. Firqah yang selalu
mempermalukan islam, berteriak Takbir paling kencang sambil
menjalankan kejahatannya, mengusung bendera bertuliskan Tauhid dan
setiap foto selalu berpose mengacungkan telunjuk agar dianggap manusia
paling bertauhid dan paling beraqidah. Dan tanpa malu para
simpatisannya di sini menyebut semua bajingan berjubah agama tersebut
sebagai "Mujahidin".
Jangan salahkan kenapa saya sangat berhati-hati ketika mendengar kata
"Mujahidin". Gelar "Mujahidin" yang punya makna sangat mulia ini
sering disalahgunakan dan menjadi rusak serusak-rusaknya di mata orang
islam sendiri karena ulah orang-orang sakit ini, apalagi orang-orang
non-muslim yang semakin eneg ketika mendengar nama islam karena ulah
orang-orang ini pula. Lalu siapa yang patut dipersalahkan kalau
non-muslim membenci islam? Apakah para non-muslim itu? ataukah para
teroris yang membuat para non-muslim tidak tertarik masuk islam?
Ini adalah hari dimana islam tidak lagi dipermalukan oleh orang kafir
melainkan oleh para pemeluknya sendiri. Ini adalah hari dimana
orang-orang yang memproklamirkan diri sebagai pembela islam justru
menjadi golongan yang paling menginjak-injak islam. Kita sudah hadir
di era dimana Islam menjadi alasan paling "indah" untuk berbuat keji,
dimana Islam justru menjadi alasan para non-muslim untuk membenci
Islam itu sendiri. (al muslim mahjubun bil muslim)
Anda tahu kenapa Imam Ali as menganjurkan kita untuk menjauhi orang
bodoh? Kata beliau orang bodoh berniat menolongmu tapi ia hanya akan
menyusahkanmu. Orang bodoh akan menyiram api yang membakar tubuhmu
dengan bensin padahal ia berniat memadamkannya. Orang bodoh akan
membela Tuhannya dengan menghina Tuhan agama lain sehingga membuat
umat agama lain akan balas menghina Tuhannya. Orang bodoh ingin
menjaga aqidahnya dengan mengkafirkan orang lain padahal dengan cara
itu ia sedang mempertaruhkan aqidahnya sendiri. Orang bodoh ingin
membela islam dari orang-orang "kafir" padahal islam lebih butuh
dibela dari diri mereka sendiri.
Orang bodoh yang mencoreng agamanya sendiri selalu ada dalam agama
apapun. Mulai ISIS, Al-Qaeda dan Abu Sayyaf dalam agama Islam,
kelompok Bhiksu Ahsin Myanmar dalam agama Budha ataupun para pengusung
Zionisme di dalam ajaran Judaisme. Hingga saya sudah sampai pada
kesimpulan bahwa untuk tercapainya kedamaian dunia tidak penting apa
agamamu, tapi bagaimana caramu beragama itulah yang lebih penting.
Karena kata Imam Ali as, pelaku kebaikan lebih baik daripada kebaikan
itu sendiri, dan pelaku kejahatan lebih jahat daripada kejahatan itu
sendiri.
Saya tidak pernah khawatir dengan fans yang pingsan tergila-gila
karena fanatisme pada artis idolanya. Saya tidak pernah takut dengan
suporter bola yang rela mati tawuran tidak jelas dengan suporter klub
lain karena fanatisme klubnya. Tapi saya sangat takut dengan orang
yang rela berbuat keji karena fanatisme agamanya, karena ia bisa
berbuat apa saja sambil membawa nama Tuhan. Jika fans artis atau klub
bola mungkin mengakui kesalahan perbuatannya, maka fans fanatik agama
mustahil mengakui kesalahannya karena ia sudah menjadikan Tuhan
sebagai pembenar bagi aksinya. Ia sudah menjadikan Tuhan sebagai
'Partner in Crime' dalam aksi kejahatannya. Dan kebodohan apa yang
lebih besar daripada berbuat jahat sambil mengajak Tuhan?
( Ahmed Zain Oul Mottaqin)
Komentar
Posting Komentar