Forummuslim.org - Alunan shalawat Nabi mengiringi peringatan Maulid
Nabi yang dilaksanakan PBNU, Rabu (16/3) di lantai 8 Gedung Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta.
Puluhan Habib Se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi) turut hadir meramaikan kegiatan tersebut.
Setelah pembacaan shalawat burdah, acara disusul dengan sambutan Ketua
Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan perwakilan Habaib se-Jabodetabek
Habib Husein bin Hamid Al-Attas.
Kiai Said mengatakan bahwa banyak orang yang salah paham terhadap
konsep Islam Nusantara. "Banyak yang salah paham, tapi mereka tidak
mau bertabayun (minta penjelasan atau konfirmasi, red) ke PBNU," jelas
Kang Said.
Kang Said menjelaskan bahwa Islam Nusantara adalah Islam yang
menggabungkan Islam dengan budaya, Islam yang bersatu dengan
nasionalis, dan Islam yang bersatu dengan kebangsaan. Ia menerangkan
bahwa Wali Songo-lah yang menjadi panutan dalam mengembangkan Islam
Nusantara yang melebur dengan budaya, toleran, dan ramah.
Adapun puncak konsep Islam Nusantara, imbuh Kang Said, adalah
dicetuskan oleh KH Hasyim Asy'ari dengan konsep penggabungan Islam dan
kebangsaan.
"Islam Nusantara bukan mazhab, bukan aliran, tapi tipologi,
mumayyizaat, khashais," terangnya.
Demikian, Kang Said menegaskan bahwa Islam Nusantara bukanlah Islam
yang anti-Arab dan Islam yang benci Arab. "Islam yang santun,
berbudaya, ramah, toleran, berakhlak, dan berperadaban. Inilah Islam
Nusantara," tegasnya.
"Setuju dengan Islam Nusantara silakan, tak setuju tidak apa-apa," pungkasnya.
Pengasuh Pesantren Ats-Tsaqofah tersebut mengaku kalau istilah dan
konsep Islam Nusantara adalah gagasan PBNU. Ia membeberkan bahwa
konsep ini dibahas di rapat gabungan Tanfidziyah dan Syuriyah PBNU
sebelum akhirnya menjadi tema Muktamar Ke-33 NU di Jombang 2015 lalu.
Sejauh ini, banyak pihak yang tertarik dan ingin mengetahui lebih
dalam tentang konsep Islam Nusantara, diantaranya adalah Laurent Booth
(adik ipar Tony Blair), Dubes Perancis, Dubes Austria, Dubes
Australia, Dubes Inggris, Mufti Ankara, dan Rektor Dar Al-Quran Sudan.
Acara tersebut dihadiri juga oleh Habib Abdurrahman Al-Attas, Habib
Mahdi, Habib Muhsin Al-Habsyi, Sayyid Abu Bakar Al-Hamid, Habib Zein
bin Hamid Al-Attas. (nu.or.id)
Nabi yang dilaksanakan PBNU, Rabu (16/3) di lantai 8 Gedung Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta.
Puluhan Habib Se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi) turut hadir meramaikan kegiatan tersebut.
Setelah pembacaan shalawat burdah, acara disusul dengan sambutan Ketua
Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan perwakilan Habaib se-Jabodetabek
Habib Husein bin Hamid Al-Attas.
Kiai Said mengatakan bahwa banyak orang yang salah paham terhadap
konsep Islam Nusantara. "Banyak yang salah paham, tapi mereka tidak
mau bertabayun (minta penjelasan atau konfirmasi, red) ke PBNU," jelas
Kang Said.
Kang Said menjelaskan bahwa Islam Nusantara adalah Islam yang
menggabungkan Islam dengan budaya, Islam yang bersatu dengan
nasionalis, dan Islam yang bersatu dengan kebangsaan. Ia menerangkan
bahwa Wali Songo-lah yang menjadi panutan dalam mengembangkan Islam
Nusantara yang melebur dengan budaya, toleran, dan ramah.
Adapun puncak konsep Islam Nusantara, imbuh Kang Said, adalah
dicetuskan oleh KH Hasyim Asy'ari dengan konsep penggabungan Islam dan
kebangsaan.
"Islam Nusantara bukan mazhab, bukan aliran, tapi tipologi,
mumayyizaat, khashais," terangnya.
Demikian, Kang Said menegaskan bahwa Islam Nusantara bukanlah Islam
yang anti-Arab dan Islam yang benci Arab. "Islam yang santun,
berbudaya, ramah, toleran, berakhlak, dan berperadaban. Inilah Islam
Nusantara," tegasnya.
"Setuju dengan Islam Nusantara silakan, tak setuju tidak apa-apa," pungkasnya.
Pengasuh Pesantren Ats-Tsaqofah tersebut mengaku kalau istilah dan
konsep Islam Nusantara adalah gagasan PBNU. Ia membeberkan bahwa
konsep ini dibahas di rapat gabungan Tanfidziyah dan Syuriyah PBNU
sebelum akhirnya menjadi tema Muktamar Ke-33 NU di Jombang 2015 lalu.
Sejauh ini, banyak pihak yang tertarik dan ingin mengetahui lebih
dalam tentang konsep Islam Nusantara, diantaranya adalah Laurent Booth
(adik ipar Tony Blair), Dubes Perancis, Dubes Austria, Dubes
Australia, Dubes Inggris, Mufti Ankara, dan Rektor Dar Al-Quran Sudan.
Acara tersebut dihadiri juga oleh Habib Abdurrahman Al-Attas, Habib
Mahdi, Habib Muhsin Al-Habsyi, Sayyid Abu Bakar Al-Hamid, Habib Zein
bin Hamid Al-Attas. (nu.or.id)
Komentar
Posting Komentar