Forummuslim.org - Negara Republik Islam Iran dikabarkan telah
meluncurkan rudal-rudal ballistik dengan tulisan "Israel pasti
hancur", hari Rabu (9 Maret). Hal ini merupakan unjuk kekuatan Iran
pada saat Wapres Amerika Joe Biden tengah berkunjung ke Israel.
Demikian kantor berita Perancis AFPmelaporkan.
Selain kontroversi dengan tulisan tersebut, peluncuran uji coba
tersebut juga dianggap melanggar kesepakatan dalam perundingan program
nuklir Iran dengan negara-negara maju bulan Januari lalu.
Sehari sebelumnya Iran juga sudah meluncurkan rudal-rudal yang sama,
sebagaimana beberapa uji coba yang lain sebelumnya yang diprotes
Amerika.
Belum ada komentar dari Israel, dimana Joe Biden dijadwalkan akan
bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang diketahui sangat
menentang perjanjian nuklir Iran.
Mengutip laporan kantor berita Iran Fars News Agency, pada hari yang
sama, laporan AFP tersebut menyertakan gambar rudal-rudal Qadr H yang
ditembakkan. Peluncuran itu dilakukan di wilayah pegunungan Alborz di
sebelah timur Iran, dengan jarak sasaran mencapai 870 mil atau 1.400
km di Laut Oman. Komando Armada ke-5 Amerika yang beroperasi di
wilayah tersebut juga menolak berkomentar.
Fars mengutip Jendral Amir Ali Hajizadeh, Komandan Divisi Peluru
Kendali Tentara Pengawal Revolusi Iran, yang mengatakan bahwa
peluncuran itu ditujukan untuk memberi pesan kepada Israel bahwa
negara itu bisa menembak Israel.
"Rudal-rudal kami yang berdaya jangkau 1.240 mil ini dibuat untuk
menghadapi regim zionis (Israel). Israel dikelilingi oleh
negara-negara Islam dan tidak akan bisa bertahan lama dalam
peperangan. Israel bahkan akan lenyap sebelum rudal-rudal ini
menghantamnya," kata Hajizadeh.
Namun Hajizadeh menekankan bahwa Iran tidak akan menembakkan rudalnya
ke Israel karena marah, atau untuk memulai perang.
"Kami bukan pihak yang akan memulai perang, namun kami juga tidak
ingin hancur karena serangan dadakan lawan, maka kami menempatkan
fasilitas-fasilitas ini di tempat-tempat yang tidak bisa dijangkau
musuh dan kita bisa melanjutkan peperangan," tambahnya.
Peluncuran rudal-rudal Qadr H terjadi setelah Jubir Kemenlu Amerika,
hari Selasa (8 Maret) mengecam peluncuran rudal tersebut, mengancam
akan mengadukan masalah ini ke Dewan Keamanan PBB.
Perundingan tentang pencabutan sanksi-sanksi terhadap Iran sedang
berlangsung saat ini antara para pejabat pemerintahan Hassan Rouhani
dengan para pejabat Amerika dan negara-negara maju lainnya. Namun hal
itu tidak menghentikan Pasukan Pengawal Revolusi, yang loyal dan
bertanggungjawab kepada pemimpin tertinggi Ayatollah Khamenei dan
menjadi representasi kelompok garis keras Iran, terus menggelar uji
coba rudal.
Pada bulan Oktober tahun lalu, Iran berhasil menembakkan rudal
ballistik jarak jauh permukaan ke permukaan. itu adalah uji coba
pertama senjata sejenis Iran sejak perundingan nuklir Iran. Iran juga
menembakkan rudal-rudal ke dekat kapal perang Amerika dan menerbangkan
drone ke atas kapal induk Amerika.
Amerika dan para ahli PBB menyebut teknologi rudal ballistik dilarang
oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. Menyusul hal itu pada Januari lalu
Amerika mengenakan sanksi kepada sejumlah pejabat dan lembaga yang
terkait dengan program rudal ballistik.
Pada bulan Januari Iran menangkap 10 marinir Amerika yang tersesat ke
wilayah Iran di Teluk Parsia. Namun setelah ditahan selama 15 jam dan
diperlakukan dengan baik, para marinir itu dibebaskan kembali.
(cahyono-adi)
meluncurkan rudal-rudal ballistik dengan tulisan "Israel pasti
hancur", hari Rabu (9 Maret). Hal ini merupakan unjuk kekuatan Iran
pada saat Wapres Amerika Joe Biden tengah berkunjung ke Israel.
Demikian kantor berita Perancis AFPmelaporkan.
Selain kontroversi dengan tulisan tersebut, peluncuran uji coba
tersebut juga dianggap melanggar kesepakatan dalam perundingan program
nuklir Iran dengan negara-negara maju bulan Januari lalu.
Sehari sebelumnya Iran juga sudah meluncurkan rudal-rudal yang sama,
sebagaimana beberapa uji coba yang lain sebelumnya yang diprotes
Amerika.
Belum ada komentar dari Israel, dimana Joe Biden dijadwalkan akan
bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang diketahui sangat
menentang perjanjian nuklir Iran.
Mengutip laporan kantor berita Iran Fars News Agency, pada hari yang
sama, laporan AFP tersebut menyertakan gambar rudal-rudal Qadr H yang
ditembakkan. Peluncuran itu dilakukan di wilayah pegunungan Alborz di
sebelah timur Iran, dengan jarak sasaran mencapai 870 mil atau 1.400
km di Laut Oman. Komando Armada ke-5 Amerika yang beroperasi di
wilayah tersebut juga menolak berkomentar.
Fars mengutip Jendral Amir Ali Hajizadeh, Komandan Divisi Peluru
Kendali Tentara Pengawal Revolusi Iran, yang mengatakan bahwa
peluncuran itu ditujukan untuk memberi pesan kepada Israel bahwa
negara itu bisa menembak Israel.
"Rudal-rudal kami yang berdaya jangkau 1.240 mil ini dibuat untuk
menghadapi regim zionis (Israel). Israel dikelilingi oleh
negara-negara Islam dan tidak akan bisa bertahan lama dalam
peperangan. Israel bahkan akan lenyap sebelum rudal-rudal ini
menghantamnya," kata Hajizadeh.
Namun Hajizadeh menekankan bahwa Iran tidak akan menembakkan rudalnya
ke Israel karena marah, atau untuk memulai perang.
"Kami bukan pihak yang akan memulai perang, namun kami juga tidak
ingin hancur karena serangan dadakan lawan, maka kami menempatkan
fasilitas-fasilitas ini di tempat-tempat yang tidak bisa dijangkau
musuh dan kita bisa melanjutkan peperangan," tambahnya.
Peluncuran rudal-rudal Qadr H terjadi setelah Jubir Kemenlu Amerika,
hari Selasa (8 Maret) mengecam peluncuran rudal tersebut, mengancam
akan mengadukan masalah ini ke Dewan Keamanan PBB.
Perundingan tentang pencabutan sanksi-sanksi terhadap Iran sedang
berlangsung saat ini antara para pejabat pemerintahan Hassan Rouhani
dengan para pejabat Amerika dan negara-negara maju lainnya. Namun hal
itu tidak menghentikan Pasukan Pengawal Revolusi, yang loyal dan
bertanggungjawab kepada pemimpin tertinggi Ayatollah Khamenei dan
menjadi representasi kelompok garis keras Iran, terus menggelar uji
coba rudal.
Pada bulan Oktober tahun lalu, Iran berhasil menembakkan rudal
ballistik jarak jauh permukaan ke permukaan. itu adalah uji coba
pertama senjata sejenis Iran sejak perundingan nuklir Iran. Iran juga
menembakkan rudal-rudal ke dekat kapal perang Amerika dan menerbangkan
drone ke atas kapal induk Amerika.
Amerika dan para ahli PBB menyebut teknologi rudal ballistik dilarang
oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. Menyusul hal itu pada Januari lalu
Amerika mengenakan sanksi kepada sejumlah pejabat dan lembaga yang
terkait dengan program rudal ballistik.
Pada bulan Januari Iran menangkap 10 marinir Amerika yang tersesat ke
wilayah Iran di Teluk Parsia. Namun setelah ditahan selama 15 jam dan
diperlakukan dengan baik, para marinir itu dibebaskan kembali.
(cahyono-adi)
Komentar
Posting Komentar