jam karena sangat laris. Para pelanggan kebanyakan adalah tukang ojek, karyawan pabrik, dan masyarakat sekitar. Namun karena tempat yang sangat strategis itulah akhirnya lapak bubur kacang ijo itu digusur dan oleh pemilik lahan tempat itu dijadikan mini market.
Akhirnya si penjual bubur itupun berpindah tempat, beruntung dia
pindah jualan ke rumah sendiri, bergeser sekitar 200 meter dari tempat semula. Tempatnya memang tidak strategis dan sepi bila dibandingkan dengan tempat semula. Tapi apakah si tukang bubur ini kehilangan pelanggannya? Ternyata sama sekali tidak. Di tempat yang baru ini dia mendapatkan pelanggan baru terutama dari masyarakat sekitar dia jualan, dan yang pasti pelanggan-pelanggan lama dari tempat dulu dia jualan pun tetap setia membeli bubur di sana. Jarak yang bertambah jauh memang "agak" sedikit merepotkan. Tapi kadang jual beli itu tidak melulu berbicara untung rugi, tapi juga melibatkan rasa dan emosional.
Jadi, rejeki memang tak kan kemana, rejeki memang tidak pernah tertukar. Dimanapun tempat, di situ ada rejeki, yang penting ada
usaha, dan tentu ada ciri khas terhadap kualitas jualan kita. (FM)
Komentar
Posting Komentar