ketika langit tiada berbintang,
sejenak Engkau tiba,
menegur untuk bertutur sapa,
tapi terlanjur aku terpuruk berkubang nafsu,
Engkau memburunya,
dikatakan , itu derita.
Prasangka bertahta,
tak mungkin jua Engkau dapatkan diriku,
karena cinta kasih itu telah tiada,
terlanjur aku terpuruk di dalamnya,
terlanjur kau tak kan dapat mencapaiku,
untuk bersatu selamanya.
Mungkin ini awal dihempaskannya aku dari kesucian cinta,
dicampak jauh kasih sayang itu,
menjauhi badan.
Duh Gusti,
bukan Kau yang mesti memburuku,
karena rasa cinta dan kasih Mu,
akulah yang mesti memburumuMu.
Duh Gusti,
beri aku waktu sedetik lagi,
untuk mencampak prasangka di dada ini,
biar cinta itu mengalir,
mengalirkan air cinta sebening telaga biru,
dari surga suciMu
dan kelak Kau katakan itu kebahagiaan.
Duh Gusti,
inilah cintaku,
kehidupanku,
dan kematianku.
=======================
Created By Muhammad Saroji
Komentar
Posting Komentar