Forummuslim.org - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow
harus melakukan tindakan pencegahan dengan menghancurkan ISIS di
Suriah sebelum mereka membuat ulah di Rusia.
"Satu-satunya cara yang benar dalam memerangi terorisme internasional
adalah bertindak preemtif (mendahului menyerang) dengan memerangi dan
menghancurkan para petempur dan teroris di wilayah-wilayah yang sudah
mereka kuasai, bukannya menunggu mereka mendatangi kita," kata Putin
dalam pidato yang disiarkan televisi.
Mari kita tengok ke belakang kembali tentang krisis Suriah. Kalau anda
bilang situasi perpecahan dan banyaknya fitnah di Indonesia sudah
gila, di Suriah sepuluh kali lebih gila.
Untuk menjatuhkan Presiden Bashar Assad, dihembuskanlah segala macam
keburukan yang entah tentang keluarganya. Poin-nya adalah melemahkan
kepercayaan rakyat kepada dia. Dan benar, sebagian dari mereka
terpengaruh. Bukan rakyat saja, bahkan sebagian tentara pun
terpengaruh.
Pembunuhan karakter Bashar Assad bukan dilakukan di media lokal,
tetapi di media-media internasional. Mulai dari BBC, CNN dan jaringan
globalnya menghembuskan betapa Bashar Assad sangat kejam. Kekejamannya
melebihi Saddam Hussain dan rezim otoriter global lainnya.
Pada waktu yang dianggap tepat, masuklah pasukan dari perbatasan
Suriah-Turki. Mereka menamakan dirinya Free Syrian Army. Mereka
disambut oleh penduduk perbatasan yang terpengaruh oleh kampanye
global bahwa Suriah harus dibebaskan dari Bashar Assad. Mereka membuat
lambang negara sendiri, bendera sendiri dan membuat struktur negara
sendiri. Beberapa tentara Suriah membelot dan bergabung dengan FSA,
yang mereka yakini akan mengembalikan negara ini ke tangan rakyat.
Dan propaganda apa yang paling efektif untuk membuat rakyat Suriah
perbatasan terpengaruh? Maka dihembuskanlah isu sektarian,
Pemerintahan Suriah adalah sekuler harus menjadi negara muslim yang
berdasarkan konsep khilafah.
Maka terjadilah pertempuran antara tentara pemerintah Suriah dan FSA.
FSA ini begitu kuat secara persenjataan karena memang mereka dilatih
dan dipasok koalisi Internasional melalui Turki, yang sudah berjanji
kepada Uni Eropa akan berbuat apapun sesuai perintah mereka asal Turki
bisa diterima menjadi bagian Uni Eropa.
Pada awalnya pertempuran yang terjadi mirip seperti pertempuran biasa,
dimana strategi pemberontak adalah menjatuhkan Bashar sepertii mereka
berhasil menjatuhkan Muammar Qaddhafi, mantan Presiden Libya. Tetapi
Bashar tidak jatuh-jatuh. Malah Bashar Assad mengadakan pemilu ulang
untuk menunjukkan kepada dunia bahwa para pemberontak itu bukan
warganya tetapi pasukan asing yang di bungkus pakaian jihadis untuk
menghancurkan Suriah. Dan dalam pemilu itu, Bashar menang didukung
oleh 88 persen rakyatnya.
Kegagalan FSA membuat koalisi yang memasok mereka meradang. Merekapun
menyiapkan monster selanjutnya yang lebih gila dan kejam, dan lahirlah
ISIS. Masuknya ISIS inilah yang menyadarkan rakyat Suriah yang kemarin
mendukung pemberontak bahwa mereka salah.
Tapi terlambat. ISIS menyembelih mereka, membantai mereka, menjadikan
anak-anak mereka sebagai pelaku bom bunuh diri, memperkosa istri dan
saudara perempuan mereka, dan melakukan hal-hal yang diluar akal dan
nurani manusia. Rakyat Suriah yang mudah terpengaruh propanda luar
membayar semuanya dengan sangat mahal. Semua sebab pasti akan
berakibat.
Selain itu, ISIS juga membantai pasukan FSA dimana didalamnya banyak
orang-orang al-Qaeda, yang tidak mau membaiat mereka. Dan salah
satunya adalah anak dari Abu Jibril dan adik dari pemilik media
"Arrahmah" yang telah tewas ikut berperang membela Al-Qaeda, dan
sampai sekarang ISIS dan al-Qaeda masih tetap saling berperang, tapi
juga memerangi Bashar Assad. Rumit sekali kenyataan ini.
Itulah awal perang Suriah yang melibatkan banyak negara. Yang semakin
hari semakin kompleks dan membingungkan banyak pihak menentukan mana
yang benar dan mana yang salah. Slogan jihad ternyata efektif untuk
memancing banyak orang ke Suriah, meski mereka sebenarnya heran, kok
Amerika berpihak kepada mereka sedangkan mereka juga memusuhi Amerika.
Sumber: voa-islamnews.com
harus melakukan tindakan pencegahan dengan menghancurkan ISIS di
Suriah sebelum mereka membuat ulah di Rusia.
"Satu-satunya cara yang benar dalam memerangi terorisme internasional
adalah bertindak preemtif (mendahului menyerang) dengan memerangi dan
menghancurkan para petempur dan teroris di wilayah-wilayah yang sudah
mereka kuasai, bukannya menunggu mereka mendatangi kita," kata Putin
dalam pidato yang disiarkan televisi.
Mari kita tengok ke belakang kembali tentang krisis Suriah. Kalau anda
bilang situasi perpecahan dan banyaknya fitnah di Indonesia sudah
gila, di Suriah sepuluh kali lebih gila.
Untuk menjatuhkan Presiden Bashar Assad, dihembuskanlah segala macam
keburukan yang entah tentang keluarganya. Poin-nya adalah melemahkan
kepercayaan rakyat kepada dia. Dan benar, sebagian dari mereka
terpengaruh. Bukan rakyat saja, bahkan sebagian tentara pun
terpengaruh.
Pembunuhan karakter Bashar Assad bukan dilakukan di media lokal,
tetapi di media-media internasional. Mulai dari BBC, CNN dan jaringan
globalnya menghembuskan betapa Bashar Assad sangat kejam. Kekejamannya
melebihi Saddam Hussain dan rezim otoriter global lainnya.
Pada waktu yang dianggap tepat, masuklah pasukan dari perbatasan
Suriah-Turki. Mereka menamakan dirinya Free Syrian Army. Mereka
disambut oleh penduduk perbatasan yang terpengaruh oleh kampanye
global bahwa Suriah harus dibebaskan dari Bashar Assad. Mereka membuat
lambang negara sendiri, bendera sendiri dan membuat struktur negara
sendiri. Beberapa tentara Suriah membelot dan bergabung dengan FSA,
yang mereka yakini akan mengembalikan negara ini ke tangan rakyat.
Dan propaganda apa yang paling efektif untuk membuat rakyat Suriah
perbatasan terpengaruh? Maka dihembuskanlah isu sektarian,
Pemerintahan Suriah adalah sekuler harus menjadi negara muslim yang
berdasarkan konsep khilafah.
Maka terjadilah pertempuran antara tentara pemerintah Suriah dan FSA.
FSA ini begitu kuat secara persenjataan karena memang mereka dilatih
dan dipasok koalisi Internasional melalui Turki, yang sudah berjanji
kepada Uni Eropa akan berbuat apapun sesuai perintah mereka asal Turki
bisa diterima menjadi bagian Uni Eropa.
Pada awalnya pertempuran yang terjadi mirip seperti pertempuran biasa,
dimana strategi pemberontak adalah menjatuhkan Bashar sepertii mereka
berhasil menjatuhkan Muammar Qaddhafi, mantan Presiden Libya. Tetapi
Bashar tidak jatuh-jatuh. Malah Bashar Assad mengadakan pemilu ulang
untuk menunjukkan kepada dunia bahwa para pemberontak itu bukan
warganya tetapi pasukan asing yang di bungkus pakaian jihadis untuk
menghancurkan Suriah. Dan dalam pemilu itu, Bashar menang didukung
oleh 88 persen rakyatnya.
Kegagalan FSA membuat koalisi yang memasok mereka meradang. Merekapun
menyiapkan monster selanjutnya yang lebih gila dan kejam, dan lahirlah
ISIS. Masuknya ISIS inilah yang menyadarkan rakyat Suriah yang kemarin
mendukung pemberontak bahwa mereka salah.
Tapi terlambat. ISIS menyembelih mereka, membantai mereka, menjadikan
anak-anak mereka sebagai pelaku bom bunuh diri, memperkosa istri dan
saudara perempuan mereka, dan melakukan hal-hal yang diluar akal dan
nurani manusia. Rakyat Suriah yang mudah terpengaruh propanda luar
membayar semuanya dengan sangat mahal. Semua sebab pasti akan
berakibat.
Selain itu, ISIS juga membantai pasukan FSA dimana didalamnya banyak
orang-orang al-Qaeda, yang tidak mau membaiat mereka. Dan salah
satunya adalah anak dari Abu Jibril dan adik dari pemilik media
"Arrahmah" yang telah tewas ikut berperang membela Al-Qaeda, dan
sampai sekarang ISIS dan al-Qaeda masih tetap saling berperang, tapi
juga memerangi Bashar Assad. Rumit sekali kenyataan ini.
Itulah awal perang Suriah yang melibatkan banyak negara. Yang semakin
hari semakin kompleks dan membingungkan banyak pihak menentukan mana
yang benar dan mana yang salah. Slogan jihad ternyata efektif untuk
memancing banyak orang ke Suriah, meski mereka sebenarnya heran, kok
Amerika berpihak kepada mereka sedangkan mereka juga memusuhi Amerika.
Sumber: voa-islamnews.com
Komentar
Posting Komentar