Nilai tukar Rupiah terhadap dollar terus melemah. Hari ini nilai tukar
kurs Rupiah terhadap mata uang US Dollar di harga Rp 13176. Meski
rupiah terus terjun bebas, Pemerintah terlihat tenang-tenang saja.
Bahkan Menteri Keuangan membuat pembenaran yang rada "senewen" terkait
pelemahan Rupiah. Menkeu Bambang Brojonegoro menyatakan bahwa
pelemahan rupiah akan untungkan APBN. Alasannya perusahaan akan
meningkatkan ekspor mereka sehingga penerimaan APBN akan meningkat.
Pandangan Menkeu ini dibantah oleh Salamuddin Daeng, Peneliti
Indonesia for Global Justice. Menurutnya Menkeu lupa bahwa sebagain
besar kegiatan produksi untuk ekspor di dalam negeri membutuhkan dolar
mulai dari biaya investasi hingga produksi, baik untuk menghasilkan
minyak, gas, mineral, batubara, dan juga kegiatan industri lainnya.
Bahkan 70 persen bahan baku industri kita adalah impor.
"Belum lagi perusahaan swasta maupun BUMN saat ini telah tersandera
utang luar negeri yang menggunung. Bagaimana mungkin jatuhnya rupiah
akan meningkatkan penerimaan pajak?,' terang Salamudin.
Justeru sebaliknya, perusahaan akan banyak yang kolaps.
Data dari Asosiasi Batu bara Indonesia (APBI) menyebutkan, ada sekitar
40 persuhaan batu bara yang tutup lantaran tidak kuat menghadapi
anjloknya nilai jual. SKK migas menyebutkan sebagian KKKS mengurangi
kegiatan pengeboran, seperti Pertamina, PHE, CNOOC akibat penurunan
harga minyak.
Sementara Industri nasional adalah industri yang sebagaian besar
ditopang oleh bahan baku impor akan banyak yang bangkrut akibat
meningkatnya ongkos produksi, inflasi yang tidak terkendali dan suku
bunga yang menjulang tinggi.
Fakta penerimaan pajak Januari tahun 2015 kurang Rp 7 triliun dari
target yang telah ditetapkan. Para analis memperkirakan kemerosotan
penerimaan pajak akan terus berlangsung seiring ekonomi yang semakin
melemah.
"Statemen Menkeu perlu dipertanyakkan, apakah berarti bahwa rupiah
akan terus dilemahkan ? Atau menteri hanya bingung tidak tau harus
berbuat apa dalam menghadapi pelemahan rupiah? Sebelum Pak Menteri
senewen, Lebih baik mundur!," tandas Salamuddin. (fstnwsind)
kurs Rupiah terhadap mata uang US Dollar di harga Rp 13176. Meski
rupiah terus terjun bebas, Pemerintah terlihat tenang-tenang saja.
Bahkan Menteri Keuangan membuat pembenaran yang rada "senewen" terkait
pelemahan Rupiah. Menkeu Bambang Brojonegoro menyatakan bahwa
pelemahan rupiah akan untungkan APBN. Alasannya perusahaan akan
meningkatkan ekspor mereka sehingga penerimaan APBN akan meningkat.
Pandangan Menkeu ini dibantah oleh Salamuddin Daeng, Peneliti
Indonesia for Global Justice. Menurutnya Menkeu lupa bahwa sebagain
besar kegiatan produksi untuk ekspor di dalam negeri membutuhkan dolar
mulai dari biaya investasi hingga produksi, baik untuk menghasilkan
minyak, gas, mineral, batubara, dan juga kegiatan industri lainnya.
Bahkan 70 persen bahan baku industri kita adalah impor.
"Belum lagi perusahaan swasta maupun BUMN saat ini telah tersandera
utang luar negeri yang menggunung. Bagaimana mungkin jatuhnya rupiah
akan meningkatkan penerimaan pajak?,' terang Salamudin.
Justeru sebaliknya, perusahaan akan banyak yang kolaps.
Data dari Asosiasi Batu bara Indonesia (APBI) menyebutkan, ada sekitar
40 persuhaan batu bara yang tutup lantaran tidak kuat menghadapi
anjloknya nilai jual. SKK migas menyebutkan sebagian KKKS mengurangi
kegiatan pengeboran, seperti Pertamina, PHE, CNOOC akibat penurunan
harga minyak.
Sementara Industri nasional adalah industri yang sebagaian besar
ditopang oleh bahan baku impor akan banyak yang bangkrut akibat
meningkatnya ongkos produksi, inflasi yang tidak terkendali dan suku
bunga yang menjulang tinggi.
Fakta penerimaan pajak Januari tahun 2015 kurang Rp 7 triliun dari
target yang telah ditetapkan. Para analis memperkirakan kemerosotan
penerimaan pajak akan terus berlangsung seiring ekonomi yang semakin
melemah.
"Statemen Menkeu perlu dipertanyakkan, apakah berarti bahwa rupiah
akan terus dilemahkan ? Atau menteri hanya bingung tidak tau harus
berbuat apa dalam menghadapi pelemahan rupiah? Sebelum Pak Menteri
senewen, Lebih baik mundur!," tandas Salamuddin. (fstnwsind)
Komentar
Posting Komentar