يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ ( الماۤئدة : ٩٥) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa y
Ketika mataku terpejam,
dalam kegelapan jiwaku berkelana,
aku kira hanyalah lamunan,
dengan menyebut AsmaMu pelan-pelan,
tubuhku bergetar,
berguncang hebat,
seakan separuh nyawaku keluar,
meninggalkan ragaku mengambang di angkasa,
aku mencoba tersadar,
tapi memang bukan mimpi ataupun hayalan,
dalam kesadaran yang sempurna,
tapi ragaku bergetar semakin hebat,
semakin aku mencoba tersadar,
semakin aku tak berdaya,
semakin lirih ku sebut AsmaMu,
semakin diri ini terbelah dua,
mata terpejam,
lisan terbungkan,
tapi aku sadar aku ada,
dengan kesadaran kehendakku,
aku berharap menuju kehadiratMu,
memelukMu,
melepas rindu,
mengagungkan AsmaMu,
dalam cahaya dan jalanMu,
tapi aku tak berdaya,
menembus tiraiMu aku tak kuasa,
aku lemah,
aku lelah,
kemudian ku buka kelopak mata,
aku sadar aku bukan siapa-siapa,
tapi aku tahu,
merinduMu bukan sia-sia.
dalam kegelapan jiwaku berkelana,
aku kira hanyalah lamunan,
dengan menyebut AsmaMu pelan-pelan,
tubuhku bergetar,
berguncang hebat,
seakan separuh nyawaku keluar,
meninggalkan ragaku mengambang di angkasa,
aku mencoba tersadar,
tapi memang bukan mimpi ataupun hayalan,
dalam kesadaran yang sempurna,
tapi ragaku bergetar semakin hebat,
semakin aku mencoba tersadar,
semakin aku tak berdaya,
semakin lirih ku sebut AsmaMu,
semakin diri ini terbelah dua,
mata terpejam,
lisan terbungkan,
tapi aku sadar aku ada,
dengan kesadaran kehendakku,
aku berharap menuju kehadiratMu,
memelukMu,
melepas rindu,
mengagungkan AsmaMu,
dalam cahaya dan jalanMu,
tapi aku tak berdaya,
menembus tiraiMu aku tak kuasa,
aku lemah,
aku lelah,
kemudian ku buka kelopak mata,
aku sadar aku bukan siapa-siapa,
tapi aku tahu,
merinduMu bukan sia-sia.
Komentar
Posting Komentar