Langsung ke konten utama

Tujuan Akhir

Bismillahir Rohmaanir Rohim

Grandsyeh kita berkata, "Allah Yang Maha Kuasa menciptakan semua umat manusia, semua sifat manusia, dan Dia berfirman, 'Aku telah mengarahkan setiap orang pada tujuannya.' Jadi bagi setiap orang, ada satu tujuan, yang mana ia akan dituntun.

"Tuhan kita berkata kepada Rasulullah (saw), 'Wahai Muhammad! Untuk meraih Kehadirat Illahiku, ada banyak jalan! Sebanyak semua nafas dari semua mahluk!' Setiap hari satu orang mempunya dua puluh empat ribu nafas. Berapa banyak, kalau begitu, untuk semua umat manusia, untuk
semua mahluk? Sebanyak jumlah tersebut ada banyak jalan guna mencapai kepada Allah.

"Ini merupakan kabar yang sangat baik, tapi apakah tandanya? Allah berfirman, juga, tak seorangpun tahu dari jalan mana umatKu, hamba-hambaKu, datang kepadaKu.' Semua jalan menuju kepadaNya. Di
setiap arah yang dilalui oleh seseorang, dia pasti tiba pada Kehadirat Illahiah. Dia Yang Maha Kuasa berfirman, lagi, 'Tak seorangpun tahu kecuali Aku jalan mana yang oleh hamba-hambaKu datang kepadaKu. Dengan sekilas, kamu mungkin melihat seorang hamba melalui jalan yang lain. Tapi ia datang kepadaKu juga. Dia tidak bisa menemukan apapun kecuali
Aku, tidak peduli ke mana dia akan berjalan! Jalan mana saja yang hambaKu ikuti, dia pasti datang kepadaKu!'

"Umat Budha, umat Kristen, umat Katolik, orang komunis, kaum
Konfusius, kaum Brahma, orang Negro; siapa yang menciptakan mereka? Dialah yang menciptakan mereka, semuanya, dan masing-masing berkata,
"Kita pergi melalui jalan yang sampai pada Kehadirat Illahi. Sangat, amat banyak jalan; kamu tidak bisa tahu. Oleh karena itu, Allah berfirman, 'Allay sa'llahu biya kaymi hajimn.' Ini artinya, 'Tak seorangpun yang mengadili hamba-hambaKu, kecuali Aku! Akulah yang akan mengadili hamba-hambaKu. Tak seorangpun dari kamu yang akan mengadili, tidak Iblis, dan tidak pula para nabi! Mereka tidak punya wewenang
untuk mengadili hamba-hambaKu. Akulah Sang Hakim!' Inilah perintah Tuhan kita, Allah Yang Maha Kuasa."

"Maulana?" tanya seorang murid, "bagaimana dengan jalan menuju ke Neraka? Apakah akan sampai kepada Allah, juga?"

"Betul," jawab Syeh. "Jalan ke Neraka akan sampai kepadaNya juga, setelah neraka. Neraka untuk membersihkan orang-orang, membersihkan
mereka dari dosa dan sifat-sifat buruk, dan kemudian menuntun mereka kepada Allah."

"Ya." Sang Syeh berhenti, dan kemudian melanjutkan, "Iman bersifat abadi, kufur bersifat sementara. Pada semua orang, iman merupakan keadaan yang permanen. Mungkin ada orang yang akan berada di Neraka
selamanya, jika Dia memerintahkan demikian, tapi setiap orang akan sampai pada Kehadirat IlahiNya. Dia tidak akan meninggalkanhamba-hambaNya dalam genggaman Setan dan Setan tidak akan menjadi hakim bagi hamba-hambaNya juga! Kamu pikir Setan akan menang? Setan
tidak akan pernah menang! Allah yang Maha Kuasa adalah Maha Agung! RahmatNya tidak meninggalkan apa-apa dalam Neraka tiada batas.

"Saya tidak mengerti hal ini," ujar salah seorang saudara. Kemarin
anda bilang bahwa seseorang harus mempunyai pembimbing, yang berada di jalan Allah yang harus dia ikuti. Sekarang, anda bilang bahwa semuanya
berada di jalan Allah."

"Untuk memahami hal ini," jawab Maulana, "Kamu harus mengetahui bahwa ada dua macam orang. Orang-orang biasa, orang-orang awam yang secara umum puas pada tindakannya. Mereka tidak melihat kebutuhan untuk
mengikuti seseorang. Tapi siapapun yang memohon tingkatan yang lebih tinggi dalam Kehadirat Ilahi, dia harus memiliki penuntun. Apakah
semua orang punya gelar diploma? Tidak, hanya beberapa orang. Orang-orang biasa tidak meminta gelar diploma.

"Namun demikian ada juga beberapa orang yang perlu mencapai kedudukan yang lebih mulia, tingkatan yang paling tinggi di hadapan Kehadirat
Ilahi. Tingkatan pertama yaitu para nabi dan mereka yang berada di jalan para nabi. Kemudian datang tingkatan kedua, ketiga, dan seterusnya. Namun semua keagungan datang pada tingkatan pertama.
Merekalah yang akan memiliki keagungan paling banyak, rahmat paling banyak, cahaya paling banyak. Tentu saja mereka mendekati Kehadirat
IlahiahNya.

"Oleh karena itu, Allah berfirman, 'Kamu harus mengikuti satu orang yang mendekat kepadaKu agar berada dalam tingkat pertama.' Jika kamu tidak tertarik pada tingkat pertama, kamu boleh mengambil yang kedua,
atau ketiga...kamu mengerti?"

"Tapi bagaimana dengan mereka yang membelakangi Ka'bah?"

"Beberapa mungkin kembali kepadaNya dengan keinginannya sendiri, tapi sebagian besar membutuhkan dorongan dengan kekuatan. Bila mereka tidak
menerima kekuatan (memiliki bimbingan), maka kekuatan Ilahiah akan memaksa mereka untuk siap kembali."

"Jadi, pada akhirnya, setelah Surga dan Neraka, hanya ada Allah?"

"Semua hal ada dalam samudra kekuatanNya. Kita sedang berenang dalam samudra kekuatan. Kita hanya seperti bayang-bayang; kita tidak
memiliki keberadaan yang nyata bagi Allah yang Maha Kuasa. Dia berdiri sendiri. Dia Qayyum; tidak memerlukan yang lain untuk membuatnya berdiri. Dia berdiri sendiri. Tapi, kita sedang berdiri bersamaNya."

Mencoba memahami hal ini, murid yang lain bertanya, "Maka, Allah pada akhirnya akan selesai dengan ciptaan? Akankah nantinya hanya Dia semata?"

Sang Syeh berbicara, "Tidak akan habis bagi ciptaan. Ciptaan selalu berlanjut, dan kita merupakan mahluk."

"Jadi apakah maknanya ketika Quran berfirman bahwa, "Semuanya akan musnah, kecuali wajahNya?"

"Ya," jawab Syeh Nazim, "dunia ini akan musnah. Tapi semua yang milik Allah yang Maha Kuasa, ruh kita, tidak habis, tidak musnah. Jasmani kita akan musnah, tapi ruh kita akan bersamaNya selalu. Kita katakan
bahwa jasmani kita berasal dari Alam-al Kahlq,' dan ruh kita (arwah) berasal dari 'Alam al-amr.'"

Saudara yang lain melanjutkan, "Kadang-kadang kelihatannya seperti semua adalah Allah, dan tidak ada 'saya.'"

Maulana berkata kepadanya, "Kamu menanyakan apakah sang Pencipta dan apakah mahluk?"

"Ya," jawab sang murid. "Saat kita pergi dari dunia ini apakah kita
tetap sebagai individu? Apakah kita akan duduk, insya Allah, di Surga bersama Nazim Effendi?"

"Betul, ada kehidupan individu," jawab Syeh. "Dan apakah kita akan mempunyai ilmu sendiri juga?" Sang Syeh tersenyum, "Kita akan punya ilmu mutlak."

"Dan keberadaan individu?" salah seorang saudara melanjutkan.
"Dan keberadaan individu!" balas Syeh.
"Betul?"
"Betul!" ucap Maulana. "Kalian mengerti?"

Salah seorang murid menggeleng kepalanya. "Siapa yang bisa menuliskan itu!"
Syeh Nazim tetap sabar. "Kita semua memiliki pribadi individu dalam Kehadirat Ilahi."

"Saya pernah membaca hal-hal seperti ini, "ucap murid yang lain, "tapi saya tidak tahu bagaimana untuk benar-benar memahaminya. "

Maulana tersenyum lagi, "Ya," beliau menjelaskan, "karena sekarang, kita masih di permulaan. Kamu tidak bisa melukiskan kepada seseorang
bagaimana caranya bekerja." Beliau berhenti sejenak, dan menggerakkan alat rekam yang kita sedang gunakan untuk merekam kuliah beliau. "Ini
adalah alat rekam," ujar beliau. "Dapatkah kamu menjelaskan pada orang awam bagaimana caranya bekerja? Kamu tidak bisa menjelaskan. Dia bisa
mengamatinya dan melihat bahwa alat tersebut bekerja. Hanya beberapa orang yang bisa mengetahui ini. Setiap waktu kita meningkatkan derajat ilmu kita, kita semakin memahami. Kamu meminta hal-hal yang kita belum
siap untuk pahami."

"Kita mengetahui bahwa kita mahluk," sang Syeh melanjutkan, "dan bahwa kita diciptakan oleh sang Pencipta. Bagaimana kita diciptakan, berada di mana, dan ke mana kita melangkah, kita tidak bisa tahu hingga realitas tersebut dibuka kepada kita. Setiap waktu kita melangkah
maju, melangkah maju, datang...

Tidak mungkin berbicara mengenai warna kepada orang buta. Kamu tidak bisa melukiskan wajah yang baik dari wajah yang buruk, atau malam dari siang, hijau dari merah, putih dari hitam, apakah hijau? Apakah biru? Apakah merah? Apakah cantik? Apakah buruk? Dapatkah kamu melukiskanini pada orang buta? Tidak mungkin. Sekarang mata hati kita tertutup.
Masih harus dibuka, guna melihat realitas tersebut. Sekarang, kita sedang meyakini saja. Kita harus meyakini, maka hal ini akan tumbuh; akan terbuka."

"Maulana? Mohon, apakah yang orang-orang lakukan di Surga? Apa pekerjaan mereka?"

Syeh Nazim menjawab, "Sebagaimana Allah berfirman, 'pekerjaan yang amat menyenangkan! '"
"Namun apakah Allah menyebutkan di Quran apa yang dikerjakan para penghuni Surga?"

"Pekerjaan yang sangat menyenangkan, " ulang Maulana. "Mereka menatap WajahNya dan menatap Cahaya IlahiahNya datang di Surga; berenang dalam
samudra keindahan, berenang dalam samudra kebahagiaan. Mereka mabuk! Mabuk dengan kenikmatan atas Wajah Ilahiahnya dan samudra keindahan! Pekerjaan apa yang kamu minta! Kamu gila!"

Pada saat ini semua orang mengalami keadaan yang menggelikan, tertawa dan tersenyum, seperti dalam keadaan setengah mabuk. Saudara yang terus bertanya pada Syeh Nazim tentang penghuni Surga mencoba
melanjutkan pendapatnya:
"Tapi," ujarnya, "bukankan mereka tetap berhubungan dengan bumi?"

"Bumi!" jawab sang Syeh, dengan keheranan, "Phtt!" beliau membuat isyarat yang tidak menyenangkan.

Sang murid melanjutkan, "Tapi para wali - mereka bekerja di atas bumi bukan? Bukankah Grandsyeh berada dalam hubungan dengan anda, walaupun beliau berada di Surga?" "Setelah kiamat, kita berada di Surga," jawab Maulana.
"Tapi bukankah beberapa orang sudah berada di Surga?" tanya sang murid.

"Surga?" ulang sang Syeh, "Ini adalah Surga Barzakh! Ketika semua pengadilan selesai, maka orang akan berada di Surga!"
Lagi-lagi, sang murid bertanya, "Apakah Awliya hidup di Barzakh?" "Ya."
"Mereka senang di sana juga?"
"Ya," sang Syeh kini tertawa, "bersenang-senang. ..melihat kamu; terlalu banyak tertawa sekarang!"
Sekarang, setiap orang tertawa. Lebih banyak pertanyaan muncul:

"Apakah Rasulullah (saw) juga berada dalam eksistensi Barzakh?"
"Ya."
"Tapi beribadah di bumi?"
"Beribadah apa!"
"Para wali beribadah di bumi dari Barzakh juga bukan?"

Pada saat ini, saudara yang lain mengajukan pertanyaan lain: "Saya ingat pertama kali saya di London." dia memulai, "anda menggambarkan kubur. Anda menceritakan dua kisah malam itu. Satu tentang Mi'raj; di
mana Rasulullah (saw) melihat samudra rahmat dan kasih sayang yang tiada batas. Pintu terbuka bagi beliau dan beliau melihat sebuah pohon."

"Oh ya!" ingat Maulana.
Saudara tersebut melanjutkan, "Dan, dalam pohon itu ada seekor burung, dengan segumpal kotoran dalam mulutnya. Muhammad (saw) berkata pada burung tersebut, 'Apa benda yang kamu pegang?' dan burung tersebut menjawab, 'Wahai Rasul, inilah dosa-dosa umat manusia; segumpal kecil
kotoran ini! Apa jadinya ketika jatuh ke dalam samudra yang amat luas yang engkau lihat di hadapanmu? Tak ada!'"

Sang murid melanjutkan, "Lalu anda menceritakan kisah tentang seperti apa di dalam kubur. Anda berkata, 'ketika kamu mati dan malaikat
menunjukkan kamu sebuah nama Ilahiah. Maka ruh kamu keluar dan kemudian habis."

"Ya, saya ingat," ujar Syeh.
"Lalu," ujar saudara kami, "anda menceritakan kepada kami bahwa orang mati akan melihat benda yang mengerikan di hadapannya. Orang mati
tersebut akan mencoba melarikan diri darinya, tapi benda tersebut akan datang mengejarnya dan berkata, 'Oh betapa engkau senang ketika
bersamaku saat engkau masih hidup! Mengapa kau lari dariku sekarang? Bukankah engkau mengenali aku? Akulah perbuatan-perbuatan burukmu!'
Yang saya tanyakan adalah: apakah kita terbatas setelah mati di dalam kubur? Apakah kita betul-betul berada dalam tanah?"

Syeh Nazim menjawab seperti ini: "Betul, ada jasmani dan rohani dalam kubur. Itu berasal dari RahmatNya; untuk membersihkan hambaNya
sebanyak hamba tersebut membuat kotor dirinya di kehidupan ini. Dia harus bersih, maka Allah membuatnya bersih di dalam kubur. Dia membersihkan hamba tersebut hingga Hari Kiamat. Maka, hamba tersebut akan datang dalam keadaan suci.

Seorang murid berkomentar, "Anda memberikan pelajaran yang baik, Maulana ketika anda menceritakan kepada kita bahwa tidak ada raja tanpa kerajaan, tidak ada nabi tanpa umat, tidak ada Pencipta tanpa ciptaan. Allah tidak tercipta dan para hamba juga tidak tercipta. Tapi
saat kita datang ke dalam kehidupan ini, kita lupa."

"Ya," jawab Syeh. "Sudah cukup. Kalian tidak bisa masuk lebih dalam lagi tanpa tenggelam!"



Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.