Forum Muslim - Syaikhona Maimoen Zubair sering sekali dawuh : . "Biyen kapan ono wong apal Qur'an mesti dadi wong Ngalim". (Zaman dahulu jika ada orang hafal Al-Qur'an, pasti menjadi orang Alim) . Beliau memberikan sebuah fakta bahwa dulu setiap Ulama' sebelum menekuni sebuah bidang khusus seperti Ahli Fiqh, Ahli Ushul Fiqh, Ahli Hadith, Ahli Tafsir dan sebagainya pastilah didahului dengan pondasi hafalan Qur'an . Bahkan banyak di antara mereka yang hafal Al-Qur'an dari kecil seperti Al-Syafi'i, Al-Nawawi , Al-Ghozali, Al-Bukhori serta Ulama' lainnya . Dalam pengajian kitab karya Izzudin Ibn Abd Al-Salam itu , Syaikhina Maimoen mencoba memberi perbedaan antara generasi dulu dengan generasi sekarang terkait hafalan Qur'an . Beliau dawuh dan saya artikan dengan bahasa indonesia: "Pada Akhir zaman Al-qur'an itu nanti akan diangkat oleh ALLOH, dan yang diangkat terlebih dahulu adalah makna atau artinya, sehingga tidak ada yang mengetahui dan memahami makna dari lafadl yang dibacanya, kemudian pada puncaknya bacaan/lafadl dan naskahnya pun akan diangkat". . Beliau juga menyajikan fakta bahwa zaman sekarang Qur'an hanya untuk sema'an/perlombaan/pentas dan lainnya, bukan seperti Ulama' dulu di mana Qur'an dijadikan pondasi kuat dalam menjalani kehidupan . Seperti dalam dawuh: رضيت بالله ربا وبالإسلام دينا وبمحمد نبيا ورسولا وبالقرآن إماما ودليلا . Dari sini sebenarnya Beliau berpesan kepada penghafal Qur'an untuk tetap mendalami Ilmu Agama seperti Fiqh, Tafsir, Hadits, Qiroah Sab'ah dan lain sebagainya . . Semoga kita bisa meneladani Ulama' kita dan tetap husnudhon dalam semua dawuh-dawuh beliau.. . Semoga Syaikhina senantiasa sehat dan diberi umur panjang.. aamiiiin . . اللّٰهُمَّ صٙلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّد وَ عَلَى اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ اَجْمَعِيْن .
French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i
Komentar
Posting Komentar