Forum Muslim -- Para pejuang Yaman mengklaim telah menghancurkan puluhan pesawat dan ratusan kendaraan lapis baja Saudi dan koalisinya selama perang di Yaman yang berlangsung setelah negara itu diserang Saudi dan koalisinya pada Maret 2015. Seperti dilaporkan oleh media Lebanon Al Manar dan sejumlah media Arab lain, Minggu (24 Desember), militer pejuang Yaman pada hari Minggu, mengklaim telah menghancurkan 37 pesawat plus lebih dari 1.200 tank dan kendaraan lapis baja Saudi Arabia dan koalisinya selama perang yang telah berlangsung lebih dari 2,5 tahun. Di antara pesawat-pesawat tempur Saudi dan koalisinya tersebut adalah 5 F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon, 12 heli serbu AH-64 Apache, plus lebih dari 20 pesawat pengintai. Lebih jauh disebutkan dalam pernyataan tersebut bahwa 10 kapal perang Saudi juga berhasil dihancurkan termasuk frigat dan kapal meriam. Selain itu, para pejuang Yaman juga berhasil menghancurkan sejumlah markas komando dan pos pertahanan Saudi di wilayah-wilayah Najran, Jizan dan Assir. Sementara itu dalam laporan terpisah tanggal 20 Desember lalu, Al Manar menyebutkan bahwa pemimpin pejuang Houthi Yaman, Mohammad Ali Al-Houthi telah mengeluarkan peringatan kepada warga Saudi Arabia untuk meninggalkan wilayah-wilayah yang bakal menjadi target serangan rudal-rudal Yaman. "Kami menyerukan kepada warga Saudi untuk menjauhi wilayah-wilayah yang akan menjadi sasaran para pejuang kami," kata Al-Houthi dalam pesan melalui Twitter. Pernyataan itu disampaikan sehari setelah sebuah rudal ballistik Yaman ditembakkan ke arah kompleks Istana Al-Yamamah di Riyadh. Ini adalah tempat dimana kerajaan Saudi biasa menyambut tamu-tamu kehormatan dari luar negeri sebagaimana juga kompleks perumahan bagi para bangsawan dan pejabat tinggi Saudi.(Sumber : IFP) |
French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i
Komentar
Posting Komentar