Pizzagate |
penyembah setan, pelaku pedhopilia dan penebar terror dan perang yang
tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan religius sama sekali. Dan
umat Islam menjadi korban terbesar dari kejahatan itu. Jutaan ummat
Islam, sejak invasi Amerika ke Irak tahun 1990, tewas oleh kejahatan
perang Amerika.
Karenanya, kemunculan Donald Trump sebagai presiden seolah-olah
memberikan harapan baru bagi Amerika yang lebih baik. Kita sempat
terbuai oleh upacara pelantikan Donald Trump, terutama dengan adanya
dua wanita cantik kulit putih yang menjadi bintang dalam acara itu :
Melanie Trump dan Jacky Evancho. Evancho, seolah hendak mengembalikan
industri musik Amerika ke arah yang lebih baik, tidak lagi dikuasai
oleh para penyanyi-penyanyi kulit hitam yang dandanan, tingkah laku
dan lirik-lirik lagunya jauh dari ajaran moral. Seperti Beyonce,
penyanyi 'lips-sinc' yang dipilih oleh Barack Obama sebagai pembawa
lagu kebangsaan Amerika pada upacara pelantikan tahun 2013.
Namun, ternyata Trump tidak lebih dari 'pemberi harapan palsu' yang
sengaja disetting untuk menang. Karena sistem politik Amerika sudah
tidak mungkin lagi dirubah lagi, kecuali dengan revolusi rakyat.
Mundurnya penasihat keamanan Trump, Jendral Flynn, karena alasan
sepele yaitu skandal telepon dengan Dubes Rusia. Flynn secara terbuka
menyatakan akan mereformasi inteligen Amerika dan menjalin kerjasama
konstruktif dengan Rusia, dan itu tidak disukai oleh 'penguasa balik
layar', penyembah setan, pelaku pedhopilia dan penebar terror dan
perang yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan religius sama
sekali. Tanpa sedikitpun pembelaan Trump terhadap Flynn, membuktikan
bahwa Trump hanya wayang belaka. Sama seperti regim penguasa Indonesia
saat ini yang rela membuat kegaduhan beresiko tinggi demi memuaskan
syahwat berkuasa sekelompok kecil manusia tamak.
Namun, kebaikan tetap ada di dalam sebuah bangsa yang tengah
berjerembab ke jurang kehancuran sekalipun. Dan itu ditunjukkan oleh
adanya aksi penangkapan besar-besaran terhadap jaringan pengorganisir
pedhopilia di Amerika baru-baru ini. Seperti dilaporkan media-media
internasional terutama media Amerika, akhir Januari lalu kepolisian
negara bagian California menangkap ratusan orang yang diduga terlibat
dalam jaringan pedhopilia. Sampai saat ini 474 orang telah ditangkap
di Los Angeles saja. Sejumlah orang juga ditangkap di Pennsylvania,
dan jumlahnya terus bertambah dan kemungkinan besar termasuk sejumlah
tokoh publik. "Child Pedophilia Arrests Begin…The Big Names Will
Follow," tulis Bix Weir di situs SGT Report. "Setelah Podesta
bersaudara dan Alefantis, akan tiba pada 1/3 anggota Congress, dan
juga anggota Democrat dan Republic. Jadi bersiap-siaplah untuk 'Good
Ole USA!'," tambahnya.
Hanya beberapa hari menjelang pilpres Amerika lalu Direktur FBI James
Comey mengumumkan dibukanya kembali kasus pedhopilia yang melibatkan
kandidat presiden Hillary Clinton. Ini menyusul terbongkarnya
praktik-praktik pedhopilia dan kemungkinan besar juga praktik
kanibalisme yang melibatkan sejumlah orang kuat Amerika termasuk
George Soros dan Barack Obama di sebuah kafe Pizza di Washington DC.
Salah satu bukti yang menjadi 'senjata' FBI adalah e-mail Anthony
Weiner, politisi yahudi, yang berisi data-data perjalanan Hillary
Clinton, termasuk gambar-gambar dan percakapan tidak senonoh yang
melibatkan Hillary. Namun, karena tekanan kekuasaan yang terlalu
besar, Comey membatalkan niatnya hanya dua hari menjelang hari
pemilihan.
Kita memang tidak bisa berharap kasus ini benar-benar bisa menyentuh
kalangan elit. Namun, penangkapan massal ini setidaknya menunjukkan
masih adanya 'semangat kebaikan' di antara aparat penegak hukum
Amerika. [Cahyono Adi]
Komentar
Posting Komentar