Kim Jong Nam |
Korea Utara Kim Jong-un telah memerintahkan pembunuhan kakak tirinya
Kim Jong-nam.
Jika benar Kim Jong-un yang memerintahkan pembunuhan itu, maka China
akan merasa dihina Korea Utara karena selama bertahun-tahun Jong-nam
ada dalam perlindungan China.
"Lingkaran dalam pemerintah China sangat terguncang oleh hal ini,"
kata Wang Weimin, profesor Sekolah Hubungan Internasional pada
Universitas Fudan di Shanghai.
"Pembunuhan Kim Jong Nam membuat China semakin sadar mengenai betapa
sulit diduga dan kejamnya rezim Korea Utara yang sekarang ini, di
samping sikap Kim Jong Un yang membangkang terhadap China."
Kim Jong Nam tinggal selama sepuluh tahun di Beijing dan Macao,
bersama para istri dan anak-anaknya di kedua tempat itu. Para pakar
China menyebutkan bahwa Jong-nam dijaga selama 24 jam penuh oleh
aparat keamanan China, selain dukungan finansial kapan pun pria itu
membutuhkannya.
Meskipun menjadi putra tertua Kim Jong Il, dia tidak tampak memiliki
ambisi politik. Wang mengatakan China tahu Jong-nam tak akan bisa
menjadi pemimpin, namun tetap memperlakukannya sebagai tamu karena dia
berjasa intelijen berharga kepada China di masa lalu.
Pembunuhan di Malaysia itu terjadi pada momen yang tidak tepat bagi
China, hanya beberapa hari setelah Korea Utara menggelar uji coba
peluru kendali dan pada masa ketika pemerintahan Presiden AS Donald
Trump meminta China berbuat lebih banyak lagi kepada negara bermasalah
itu.
Ketika uji coba rudal Korea Utara itu, China bergegas meminta AS tidak
memperkeruh suasana, sebaliknya segera memulai dialog dengan
Pyongyang.
Lalu, terjadi pembunuhan yang membuat China punya pikiran bahwa rezim
diktatoral kejam nan plin-plan itu tidak bisa lagi dipercaya.
China membebaskan media massa untuk mengekspos luas pembunuhan
Jong-nam yang disebut cermin meluasnya kekesalan para pejabat dan
rakyat biasa China kepada Korea Utara. Bahkan kabarnya China akan
bersama-sama masyarakat internasional akan mengutuk pembunuhan itu
jika memang diperintahkan Kim Jong-un.
Hubungan China-Korea Utara memburuk belakangan ini di mana Presiden
China Xi Jinping dan Kim Jong Un tidak pernah bertemu dan kerap saling
menyepelekan, kata para pakar.
China belakangan ini sudah geregetan dengan Korea Utara dengan
terakhir menolak pengapalan batu baru dari Korea Utara, sehari setelah
uji rudal balistik oleh Korea Utara.
Dalam konteks pembunuhan Kim Jong Nam, aksi kriminal ini bisa menjadi
sinyal dari ketidaksenangan rezim Kim Jong-un terhadap sikap China
yang mendukung sanksi PBB dan sebagai cermin dari hasrat Korea Utara
menjauh dari China.
Namun sejumlah pakar malah yakin Kim Jong Nam dibunuh mafia Asia
Tenggara dan jika pun Korea Utara terlibat maka itu lebih merupakan
dinamika internal rezim Korea Utara dan ketakutannya, ketimbang hasrat
untuk memberikan sinyal kepada dunia. [Antaranews]
Komentar
Posting Komentar