Langsung ke konten utama

Profil Pondok Pesantren Salafiyah Kajen, Margoyoso, Pati – Jawa Tengah

Pada sekitar tahun 1900 bentuk pesantren di Kajen mulai berbentuk klasikal atau dapat dikata mulai tertata rapi meski belum berwujud madrasah/sekolah. Adalah KH. Nawawi putra KH. Abdullah yang memprakarsai berdirinya Pondok Kulon Banon yang dikemudian hari bernama Taman Pendidikan Islam Indonesia (TPII). Selang dua tahun di susul oleh KH. Siroj, putra KH. Ishaq juga mendirikan Pondok Wetan Banon yang dikemudia hari bernama Salafiyah.

Penamaan Kulon dan Wetan Banon ini disandarkan pada letak posisinya dari makam Kanjengan, makan dekat pesarean Syekh Mutamakkin yang diyakini makam para ningrat Pati. Keberadaan makam itu yang dikelilingi tembok besar (Banon) menjadikan kompas bagi masyrakat Kajen untuk menyebut pesantren yang berdiri hampir bersamaan itu.



Baru sekitar delapan tahun (1910), KH. Abdussalam (Mbah Salam), saudara KH. Nawawi mendirikan pondok di bagian paling Ujung Barat desa Kajen, dan dinamakan Pondok Pesantren Polgarut yang dikemudian hari bermama Pondok Pesantren Maslakul Huda Polgarut Utara (PMH Putra). Ketiga pesantren di atas boleh dikata awal kebangkitan pesantren di Kajen yang kemudian baru muncul pesantren-pesantren kecil lain yang jika ditelusuri tidak terlepas dari ikatan keluarga dengan ketiga bani tersebut. Bahkan masyarakat meyakini bahwa ketiga ulama tersebutlah yang kemudian menjadi panutan di desa Kajen.

Pradjarta Dirdjosanjoto pernah melakukan penelitian tentang perkembangan Islam di sekitar wilayah Tayu, menganggap bahwa keturunan ketiga bani (Bani Siroj, Bani Nawawi dan Bani Salam) tersebut yang kini mempunyai pengaruh besar di desa Kajen. Embrio Pondok Kajen Wetan Banon yang berdiri tahun 1902 merupakan bentuk kepedulian KH. Siroj untuk meneruskan perjuangan Syekh Mutamakkin dalam menegakkan kebenaran agama Allah.

Pada masanya, karena beliau sebelumnya seorang saudagar kaya raya, maka tak mudah untuk mendirikan beberapa pondokan dan satu musholla. Musholla di depan rumahnya merupakan tempat pada mana orang menimba ilmu dari beliau. Tempatnya yang pinggir jalan persis membuat orangmudah mengenalnya. Disertai dengan bangunan besar dari kayu di seberang jalan, KH. Siroj memulai pengajian-pengajian tentang keagamaan dan kemasyarakatan. Dengan kelebihannya yang mendapatkan ilmu ladunni, para santrinya pun semakin hari semakin bertambah. Inilah awal yang baik bagi Yayasan Salafiyah yang disertai dengan keikhlasan dan kebersahajaan pendirinya. Semoga benih yang telah ditanam KH. Siroj ini betul-betul dirawat oleh keturunannya secara benar dan amanah.

Kemajuan Pesantren Wetan Banon yang cukup pesat tidak dapat dipisahkan dari kepribadian KH. Siroj yang merupakan ulama dan ilmuwan ternama. Para murid senior yang juga keluarga dekatnya, mendapat kesempatan untuk membantu mengelola pesantren dan mempunyai andil dalam kemajuan pesantren. Para santri tertarik dengan sistem pengajaran yang diberikan olehnya. Dapat dilihat muridnya seperti KH. Bisri Syamsuri yang menjadi ulama besar di Denanyar Jombang, atau KH. Hambali yang menjadi tokoh terkemuka di Waturoyo. Pondok Wetan Banon ini dipegang oleh KH. Siroj selama 26 tahun dalam kondisi ketegangan politik oleh kolonial Belanda.

Sepeninggalan KH. Siroj pada tahun 1928, Pondok Wetan Banon ini diasuh oleh putranya, KH. Baedlowie dan KH.Hambali. Tepatnya pada tanggal 1 Januari 1935 barulah duet kepemimpinan ini membuka Madrasah yang dinamakan Madrasah Salafiyah. Madrasah ini dibangun tiga tahun setelah Madrasah Matholiul Falah yang dirikan oleh KH. Thohir, KH Durri, KH. Mahfudz dan KH. Abdullah Salam dari Kajen Kulon Banon dan Pol garut. Madrasah Salafiyah dibangun di samping rumah dan pondok Wetan Banon bagian timur yang kebetulan KH. Siroj memberikan tanah itu untuk dikelola oleh KH Baedlowie. Saat Salafiyah dipegang oleh sosok kharismatik KH Hambali dan KH Baedlowi, Madrasah sebagai pelengkap dari pengajaran agama di pesantren tersebut tampak pola-pola pengelolaannya yang masih digarap secara individual.

Penamaan Salafiyah ini akhirnya lebih kentara dan dikenal oleh khalayak ramai untuk pesantrennya juga. Makanya masyrakat kemudian menyebut Madrasah Salafiyah tidak lepas dari Pondoknya, yaitu Pondok Wetan Banon yang kemudian entah mulai kapan berganti dengan Pondok Salafiyah. Hanya sekitar enam tahun madrasah ini melakukan aktifitasnya, namun sejak masa pendudukan fasis militer Jepang (1942) madrasah ditutup sementara. Kajen menjadi tempat yang diawasi secara ketat. Beberapa pengelola Madrasah Salafiyah ikut terjun ke kancah politik perjuangan, seperti ke Hisbullah atau menangani keagamaan di Pemerintah (sekarang DEPAG).

Peristiwa ini mengakibatkan banyak warga pria Kajen meninggalkan desanya untuk mencari suaka, dan ikut terjun memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, tak ketinggalan KH. Hambali. KH. Hambali pergi ke rumah mertuanya di Bareng Jekulo Kudus. Dan disana pada tahun 1955, KH. Hambali juga membuka madrasah dan pesantren baru yang juga dinamakan Salafiyah. Setelah situasi tanah air mengijinkan pada tahun 1945 madrasah Salafiyah Kajen dibuka kembali, di bawah asuhan KH Baedlowie dengan dibantu H. Hamzawie dan angkatan mudanya. Pada tahun 1948 berkat ketekunan dari pengelola madrasah Salafiyah sudah mendapat pengakuan dari pemerintah. Bahkan pada tahun 1950, Salafiyah mendapatkan subsidi pemerintah yang berupa tenaga pengajar dan alat-alat sekolah.

Pada masa ini gedung Madrasah Salafiyah baru tiga lokal di samping barat kediaman KH. Baedlowie dan beberapa lokal di depan rumahnya. Kemampuan KH. Baedlowie mengajak angkatan muda dan santri-santrinya yang dianggap mumpuni untuk ikut bergabung cukup memadai sampai metode klasikal dan tradisi diskusi/musyawarah diterapkan.

Para santri begitu tekun dan merasa cocok dengan metode seperti ini. Sehingga semakin banyak siswa yang belajar di madrasah Salafiyah. Dalam hal pelaksanaannya, KH. Baedlowie menyerahkan pengelolaan Madrasah Salafiyah kepada KH Muzayyin Hadi. Dengan kemampuan KH. Muzayyin Hadi ini tampak adanya bentuk kerangka keorganisasian yang bagus. Atas perkembangan yang baik ini pada tahun 1956 dibukalah kelas tingkat Tsanawiyah tiga tahun, dan pada tahun 1958 madrasah Salafiyah mendapat PIAGAM (Pengakuan wajib belajar) dari pemerintah/Departemen Agama Republik Indonesia).

Pada sekitar tahun 1960, atas usulan para generasi mudanya, pesantren ini dinamakan Taman Pendidikan Tamrinul Huda (TPTH), namun tak begitu lama atas kesepakatan keluarga namanya dirubah kembali ke semula, yaitu Pesantren Salafiyah. Perubahan nama itu tidak mempengaruhi proses pertumbuhan madrasahnya. KH. Muzayyin Hadi tetap berkiprah sampai ia non-aktif. Dan kepengurusan dipegang oleh keponakan KH. Baedlowi yang telah menjadi sarjana muda yaitu H. Hadziq Siroj, BA, putra KH. Abdul Kohar. Ia melakukan pembenahan sistem keorganasiasian, tata kerja, administrasi dan mata pelajaran.

Pada tahun 1968, Madrasah Salafiyah mampu mendirikan tingkat Aliyah tiga tahun dan tiga tahun kemudian yaitu tahun 1971 tingkat muallimat enam tahun di buka untuk perempuan yang ingin sekolah di madrasah Salafiyah. Pada kepengurusan Hadziq Siroj, keorganisasian Pelajar salafiyah mulai dibentuk dengan nama Persatuan Pelajar Salafiyah (PPS).

Namun pada tahun 1973, kesibukan Hadziq Siroj di badan legislatif Daerah Pati meningkat, hingga kepengurusan pun diserahkan kepada Muwaffaq Noor. Perubahan ke arah perbaikan itu semakin tampak jelas saat kepemimpinannya dipegang Muawwaq Noor, menantu KH. Abdul Wahab (1973-1979). Pada kepengurusannya Madrasah Salafiyah menerima surat akte Pengesahan Perguruan Agama Islam dari pemerintah pada tahun 1975 nomor : K/127/III/75. Organisasi Siswa yang bernama PPS (Persatuan Pelajar Salafiyah) kemudian seiring perkembangan diubah menjadi KPS-KPPS (Keluarga Pelajar Salafiyah-Keluarga Pelajar Putri Salafiyah).

Wadah ini merupakan alternatif yang apik bagi siswa-siswi yang mau mengembangkan kreatifitasnya. Menyadari hal itu Muwaffaq Noor dengan dibantu Mas’udi mengadakan penataran leadership selama sepekan pada setiap kepengurusan. Hasilnya sungguh luar biaa, bursa-bursa calon ramai dengan kampanye sepekan sebelum pemilihan. Hal itu menunjukkan sifat kompetitif di antara siswa. Pada era ini pula, tampak pelebaran sayap ke berbagai kegiatan dan drama. Antara lain pertukaran pelajar, pengembangan bahasa Arab dan bahasa Inggris, serta daya apresiasi seni yang mengantarkan Salafiyah ke kancah PORSENI se-eks Karisedanan Pati. Namun kekhasan di madrasah ini yang juga kekhasan madrasah di Kajen adalah adanya testing Baca Kitab ketika akan menyelesaikan studinya.

Kitab yang ditestingkan adalah Fiqh tahrir dan Hadis Bulughul Marom. Tak ketinggalan tingkat tsanawinya. Mengenai pelaksanaan pengajian di pesantrennya, tetap berjalan seperti biasa dengan metode bandongan, sorogan yang dipandang masih efektif. Karena kondisi KH. Baedlowie sakit parah, maka pengelolaannya pesantren dilakukan oleh KH. Faqihuddin, putra KH. Baedlowie. Dengan dibantu oleh saudara-saudaranya dan santri senior, santri yang berdatangan juga semakin meningkat. Hingga harus membangun gedung di depan rumah KH. Faqihuddin untuk menambah daya tampung santri.


Proses pengajaran di pesantren pada saat ini dipandang berjalan seiring dan saling melengkapi dengan kurikulum yang diajarkan di madrasah. Berbeda dengan tahap-tahap metamorfosis sebelumnya, ketika kepemimpinan madrasah kembali ke tangan H. Hadziq Siroj (1980-1997), peningkatan mutu dan sistem yang ditampilkan sungguh mencolok. Sekitar tahun 1982 dibentuk tim drumband yang di kemudian hari mengharumkan Salafiyah.

Mulai saat itu pula sistem pendidikan di Salafiyah terkait dengan sistem pendidikan pemerintah. Sebagai manifestasinya adalah dengan adanya persamaan ujian dan pengambilan jurusan. Dalam hal  pengambilan jurusan, Salafiyah mengalami lika-liku dan proses yang panjang. Pertama kali Salafiyah mengikuti persamaan ujian tahu 80-an dan mengambil jurusan IPS. Semula induknya di Boyolali, Solo namun kemudian dialihkan Kanwil (DEPAG) ke Semarang. Pada era 80-an ini Madrasah Salafiyah dapat dikatakan masa bangkitya. Madrasah Salafiyah mempunyai siswa yang boleh dikata kuantitasnya dan kualitasnya terbaik di data statistik Semarang. Meski pada tahun 1980 kondisi KH. Baedlowie sedang sakit parah, tidak menghalangi perjuangan beliau untuk berjuang lewat jalur pendidikan. Dalam kondisi terbaring, KH. Baedlowie menganjurkan untuk memperluas spektrum ruang gerak Salafiyah. Pada tanggal 2 Pebruari 1981, lembaga tersebut dijadikan Yayasan yang diberi nama Yayasan Assalafiyah kedudukan tetap berpusat di desa Kajen Margoyoso Pati. Namun di tengah alur yang semakin membaik ini, datanglah sebuah berita duka pada subuh hari Jum'at Pahing tanggal 3 Ramadhan 1402/25 Juni 1982 tentang wafatnya KH Baedlowi

Untuk pertama kalinya, Yayasan ini diketuai oleh KH. Faqihuddin yang juga menjadi pengasuh Pesantren Salafiyah. Untuk sekertarisnya dipegang saudara sepupunya, K. Masruhin dengan dibantu oleh saudara-saudara yang lain baik dari keturunan KH. Abdul Kohar, KH. Baidlowie maupun Nyai. Hj. Fathimah. Masa kepngurusannya hingga kini belum juga diadakan restrukturisasi meskipun ada beberapa personil yang sudah meninggal dunia. Pada era ini, Madrasah Salafiyah tetap melaju pesat. Penambahan-penambahan gedung tak dapat dielakkan lagi. Ada 18 Lokal untuk proses belajar mengajar. Untuk pelajar putra masuk pagi sedangkan pelajar putri masuk siang.

Namun, pada era ini pihak pemerintah mengeluarkan kebijakan baru mengenai jurusan untul Madrasah tingkat Aliyah. Dengan beberapa konsideran dan pertimbangan yang matang oleh para dewan guru, Madrasah Salafiyah mengganti jurusan IPS menjadi jurusan Agama. Pergantian ini terjadi pada tahun 1987. Siswa pada masa ini sudah mencapai 2000 orang dan kebanyakan berasal dari daerah Pati dan selebihnya dari kabupaten tetangga. Namun setelah delapan periode berlangsung, kebijakan pemerintah pusat menghapus jurusan agama jikalau tidak memenuhi syarat. Jurusan agama atau yang dsiebut MAK (Madrasah Aliyah Keagamaan) hanya dilanjutkan jika memenuhi dua syarat, yaitu siswa-siswinya harus diasramakan dan harus ada tutor, tiap sepuluh anak memiliki satu tutor. Menimbang dua syarat tersebut tidak bisa dipenuhi maka Salafiyah memutuskan untuk membubarkan jurusan Agama dan mulai tahun 1994/1995 untuk kelas satu menjadi MAN (Madrasah Aliyah Negeri) dengan pilihan jurusan Sosial. Dan setahun kemudian dicoba membuka satu kelas MAK (Madrasah Aliyah Keagamaan), namun baru berjalan setahun ternyata kurang mampu untuk mengimbangi kurikulum yang ada. Hingga akhirnya dileburkan kembali dalam jurusan Sosial. Pilihan ini tetap berjalan sampai sekarang (2001). Seputar penghapusan jurusan agama dan peralihannya ke jurusan IPS sebenarnya menjadi perbincangan sendiri.

Para pengajar dan pengurus Yayasan Assalafiyah memberikan respons yang berbeda. Seperti pendapat Sholihul Hadi, Wali Aliyah, yang mengatakan bahwa peralihan jurusan tersebut akan mendatakan kesulitan baru bagi Salafuyah yakni kesulitan mendapatkan tenaga guru untuk jurusan IPS. Hal senada juga dikemukakan oleh HA, Soleh Ibrahim. Menurutnya, posisi Salafiyah saat ini cenderung menurun untuk bertindak dan bergerak yang lebih hati-hati. Karena diakuinya bahwa menciptakan bentuk pertimbangan antara ilmu agama dan ilmu dunia sangatlah rumit. Namun secara optimis, KH Ali Ajib Baedlowi mengatakan bahwa peralihan jurusan agama ke jurusan IPS tidak perlu dirisaukan karena Salafiyah mendapat peluang besar dalam mencapai idealismenya untuk menelorkan generasi paripurna akseleratif pada tuntutan eranya, mampu menjadikan seniman strategi yang layak tampil di masyarakat.

Di astu sisi, generasi paripurna tersebut berperan sebagai cerdik cendekia yang ikut ambil bagian dalam penggarapan sains dan tehnologi dunia, memegang kendali laju IPTEK dan di sisi lain (sekaligus) sebagai ulama-ulama religius yang turut serta memberi corak keagamaan dalam dunia IPTEK, menanamkan unsur-unsur religi ke alam berbagai bidang tehnologi dan menjadi sosok pengayom masyarakat sehingga lengkaplah mereka berperan sebagai Khalifah fil ardhi. Menanggapi hal itu, KH. Muhibbi mengemukakan beberapa hal yang diperlukan agar tercipta siswa-siswi yang sesuai dengan krteria KH Ali Ajib, yaitu kegetolah guru dalam menyampaikan materi, kesadaran dan kesungguhan siswa menerima materi dan kecintaan siswa terhadap materi.

Alamat:
Jalan Salafiyah, Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati – Jawa Tengah 59154


Pengasuh:


KH. Siraj Ishaq, KH Baidlowie Siraj, KH. Faqihudin Baidlowi, KH. Ali Ajib Baidlowi, KH. Asmui Hasan, KH Ubaidillah Wahab.
Penulis: H. Kamaluddindonesia Weoengepeatei

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

KENAPA SUAMI BISA SELINGKUH??

Ilustrasi Keluarga Oleh :  Mufrodah Odah Pernah menonton drama Korea berjudul LOVE, MARRIAGE AND DIVORCE? Drama ini mengisahkan tiga perempuan yang diselingkuhi oleh suami mereka. Jadi, aku rasa drama ini cukup menjawab, kenapa seorang suami bisa berselingkuh.  Kita bahas satu persatu ya. 🫰 PEREMPUAN PERTAMA: Boo Hye Ryung, 30 th. Penyiar radio Cantik, muda, modis, karir cemerlang. Itulah Boo Hye Ryung. Namun, sang suami yang bekerja sebagai pengacara, tetap berselingkuh dengan seorang janda yang usianya jauh lebih tua hingga janda itu hamil.  Suami Boo Hye Rung bilang jika dia selingkuh karena istrinya tidak pandai dalam urusan rumah tangga (tidak menyiapkan dan memasakkan makanan), juga karena istrinya tidak ingin segera punya anak alias ingin fokus di karir dulu. Juga, karena kadang istrinya lebih mendominasi.  Kata kunci: cantik, modis, muda, karir cemerlang, tapi tidak pandai mengurus urusan rumah tangga. 🫰 PEREMPUAN KEDUA: Lee Si Eun, 50 th.  Penulis program radio Ibu dari dua

Tafsir Kemenag : Tafsir Al-Qur'an Surat Al-An'am Ayat 155

وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۙ  ( الانعام : ١٥٥)   Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. ( QS. Al-An'am ayat 155 ). Ayat ini menjelaskan peranan Al-Qur'an bagi manusia. Dan ini adalah Kitab Al-Qur'an yang Kami turunkan melalui Malaikat Jibril dengan penuh berkah, yakni segala macam kebaikan, baik lahir maupun batin, yang sangat berguna bagi kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat. Ikutilah apa yang ada di dalamnya, amalkanlah isinya, dan bertakwalah, jagalah dirimu dari api neraka, waspadalah, dan taatilah ketentuan yang ada di dalam kitab itu. Itu semua agar kamu mendapat rahmat kasih sayang dari Allah. Orang yang diberi kasih sayang dari Allah akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ayat ini kembali menerangkan sifat-sifat dan kedudukan Al-Qur'an yang mencakup segala macam petunjuk dan hukum syariat yang di

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Kenapa Mimbar Rasulullah SAW Berada Di Kiri Arsyi ?

Rasulullah Saw bersabda, "Ketahuilah bahwa mimbarnya Nabi Ibrahim AS berada disebelah kanan Arsy dan mimbarku disebelah kiri Arsy-Nya Allah Swt". Maka para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, engkau lebih utama dari Nabi Ibrahim. Kenapa engkau ditempatkan disebelah kiri Arsy, sedangkan Nabi Ibrahim disebelah kanannya Arsy?". Rasulullah menjawab, "Jalan ke Surga berada disebelah kanan Arsy, sedangkan jalan menuju Neraka disebelah kiri Arsy. Aku berada disebelah kiri, supaya aku dapat melihat umatku yang akan dimasukkan ke Neraka dan kemudian aku berikan syafa'at kepadanya". Ketika aku berada dimimbarku, aku mendengar jeritan umatku, berteriak-teriak seraya berkata,"Pahalaku sedikit dan dosaku banyak!". Rasulullah Saw berkata kepada Malaikat,"Jangan masukkan dia ke Neraka". Malaikat menjawab, "Aku adalah Malaikat yang melaksanakan apa saja yang diperintahkan Allah Swt kepadaku". Maka Rasulullah turun dari mimba