Langsung ke konten utama

Akhlak Rasulullah SAW Terhadap Keluarga



Muhammad Rasulullah Shollallohu 'Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam.
Muhammad Rasulullah Shollallohu 'Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam.
Foto: Isa Indra Permana (Dribbble)


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللّٰهُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَآلِهِ الطَّاهِرِيْنَ وَصَحَابَتِهِ أَجمَعِيْنَ

Sahabat Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu adalah salah seorang pelayan atau pembantu Nabi Muhammad Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam yang telah mengabdi kepada beliau shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam selama kurang lebih 10 tahun.

Semenjak kecil, Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu yang saat itu tinggal di kota Yatsrib (Madinah), sudah merasakan betapa hatinya sangat mencintai dan merindui akan perjumpaan dengan Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam. Tak heran, ketika ia mendengar kabar berita bahwasanya Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam dan sahabatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallohu 'anhu hendak hijrah ke Madinah, ia pun merasakan kegembiraan mendalam yang terpancar dari lubuk hatinya. Dikarenakan sosok sang kekasih pujaan yang dirindukan dan dinantikan tak lama lagi akan ditemuinya.

Berkali-kali Anas kecil bersama anak-anak yang lain berusaha pergi menemui Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam begitu terdengar kabar kedatangan beliau shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam di kotanya. Akan tetapi, ia tidak melihat apapun, yang ia dapatkan ternyata bukanlah Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam. Anas kecil pun pulang dengan hati yang muram.

Hingga akhirnya pada suatu hari, apa yang dinantikan Anas kecil menjadi kenyataan, Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam benar-benar datang dan sampai ke kotanya di Yatsrib (Madinah). Tak terbayangkan, kegembiraan yang luar biasa terpancar dari wajah dan hati Anas kecil. Ia pun larut dalam lautan kegembiraan bersama kerumunan warga kota Yatsrib (Madinah) saat itu.

Bagi Anas kecil, hari itu adalah hari yang paling bersejarah. Hari dimana ia pertama kalinya berjumpa dan bertemu untuk pertama kalinya dengan Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam. Hari perjumpaan ini senantiasa ia ingat hingga akhir usianya yang lebih dari 100 tahun. Inilah hari yang paling membahagiakan baginya.

Hingga pada suatu hari, sahabat Anas kecil yang baru berusia 10 tahun dihadiahkan kepada Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam oleh ibunnya untuk dijadikan pembantu atau pelayan bagi Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam. Saat itu sang ibu berkata,

"Duhai Rasulullah, tiada seorang laki-laki dan perempuan dari kaum Anshar kecuali ia telah memberimu hadiah. Tapi aku tidak memiliki sesuatu pun yang dapat kuberikan kepadamu kecuali anaku ini. Ambillah ia, jadikan ia sebagai pelayanmu (pembantumu) sesuka hatimu".

Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam pun menerimanya dan gembira melihat sosok Anas kecil. Sejak saat itu, sahabat Anas kecil yang mempunyai panggilan manis Unais mulai berkhidmat, mengabdi dan melayani Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam. Ia senantiasa hidup dalam lindungan Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam hingga beliau shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam meninggalkan dunia yang fana ini menemui Allah subhanahu wa ta'ala.

Selama kurang lebih 10 tahun, Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu menjadi pembantu Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam. Ia sangat merasakan betapa indahnya kelembutan hati dan perlakuan Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam terhadap dirinya. Ia begitu menikmati bagaimana mulianya akhlak budi pekerti Nabi shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam meskipun ia hanya seorang pembantu.

Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu menceritakan akan sosok Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam sebagaimana yang ia ungkapkan,

"Rasulullah adalah orang yang paling mulia akhlaknya, paling lapang dadanya, dan paling luas kasih sayangnya. Suatu hari, beliau shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam mengutusku untuk suatu keperluan. Aku pun berangkat. Di tengah jalan, di tengah keramaian pasar, aku bertemu dengan sekelompok anak yang sedang bermain. Akhirnya aku ikut bermain bersama mereka dan tidak melaksanakan tugas yang beliau berikan kepadaku. Ketika sedang asyik bermain, tanpa kusadari di belakangku telah berdiri seseorang yang memperhatikan diriku. Ia kemudian memegang pundaku. Seketika itu juga aku menoleh ke belakang dan ternyata orang itu adalah Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam. Beliau tersenyum kepadaku, lalu berkata, "Wahai Unais (panggilan manis dari Rasulullah untuk Anas bin Malik), apakah engkau telah mengerjakan perintahku?". Aku pun bingung dan berkata, "Ya, aku akan pergi sekarang, duhai Rasulullah"."

Lihatlah, Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam tiada menegur ataupun memarahi Anas kecil, tetapi beliau shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam justru tersenyum meski sejatinya Anas kecil telah lalai dalam melaksanakan apa yang ditugaskan oleh Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam.

Sepuluh tahun Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu mengabdi kepada Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam merupakan waktu yang cukup lama. Dalam waktu yang cukup lama tersebut, tentunya ada pekerjaan yang ia lakukan tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam. Tetapi, Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam tidak pernah sekalipun menegur, membentak, atau berkeluh kesah atas pekerjaannya, apalagi sampai mencela dan memarahinya.

Sebagaimana diungkapkan dalam Musnad Imam Ahmad, Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu berkata,

خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ وَمَا كُلُّ أَمْرِي كَمَا يُحِبُّ صَاحِبِي أَنْ يَكُونَ مَا قَالَ لِي فِيهَا أُفٍّ وَلَا قَالَ لِي لِمَ فَعَلْتَ هَذَا وَأَلَّا فَعَلْتَ هَذَا

"Aku melayani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selama sepuluh tahun dan tentunya pekerjaanku tidak semuanya sesuai dengan perintah beliau, tapi beliau tidak pernah membentakku dengan mengatakan 'dasar kau' dan tidak pula beliau berkeluh dengan mengatakan, 'mengapa kau lakukan ini?', dan 'mengapa tidakkah kamu melakukan seperti ini?." (Hadits Riwayat Imam Ahmad)

Dalam redaksi lain, Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu berkata,

خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ لَا وَاللَّهِ مَا سَبَّنِي سَبَّةً قَطُّ وَلَا قَالَ لِي أُفٍّ قَطُّ وَلَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ فَعَلْتُهُ لِمَ فَعَلْتَهُ وَلَا لِشَيْءٍ لَمْ أَفْعَلْهُ أَلَّا فَعَلْتَهُ

"Saya menjadi pembantu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam selama sepuluh tahun, demi Allah beliau tidak pernah mencelaku sekalipun, juga tidak pernah berkata kepadaku 'ah', tidak berkata atas yang saya lakukan 'kenapa kau melakukannya' dan tidak pula berkata atas sesuatu yang tidak saya lakukan, 'kenapa kau tidak melakukannya'." (Hadits Riwayat Imam Ahmad)

Dalam hadits lain di dalam Shahih Muslim, sahabat Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu berkata,

فَخَدَمْتُهُ فِي السَّفَرِ وَالْحَضَرِ وَاللَّهِ مَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ صَنَعْتُهُ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا هَكَذَا وَلَا لِشَيْءٍ لَمْ أَصْنَعْهُ لِمَ لَمْ تَصْنَعْ هَذَا هَكَذَا

".. Aku selalu membantu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam baik ketika di rumah maupun ketika bepergian. Demi Allah, tidak pernah aku dapatkan beliau menegurku atas apa yang aku kerjakan dengan ucapan; 'Mengapa kamu tidak melakukan ini dengan begini.' ataupun terhadap apa yang tidak aku laksanakan, dengan perkataan; 'Kenapa kamu belum lakukan ini seperti ini.'" (Hadits Riwayat Imam Muslim)

Masya Allah, inilah diantara akhlak Nabi Muhammad Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam terhadap para pembantunya. Beliau shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam senantiasa bersikap ramah dan baik, tidak pernah sekalipun marah kepada para pembantunya yang melakukan kesalahan, apalagi sampai membentak, menyakiti dan memukulnya. Bayangkan, sahabat Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu telah sepuluh tahun menjadi pembantu Rasulullah shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam, tetapi Nabi shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam tidak pernah sekalipun memarahi dan menegurnya, bahkan mengeluh pun tidak pernah.

Coba kita berkaca kepada diri kita pribadi. Di saat kita memiliki pembantu di rumah misalnya, kita mungkin begitu mudah mencaci, memaki, dan memarahi para pembantu kita, seakan-akan ia dapat diperlakukan sesuka hati kita. Bahkan tidak jarang, kita sering mendengar bagaimana perlakuan keji seorang majikan kepada pembantunya. Begitu jauhnya aklak budi pekerti sang majikan seperti itu dari apa yang dicontohkan Nabi shollallohu 'alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam.

Sahabatku, pernahkan kita ucapkan kalimat, "Terima kasih", kepada para pembantu kita atas tugas-tugas yang kita perintahkan kepadanya? Sungguh betapa indah nan menyentuh hati ketika dengan lembutnya seorang majikan sambil tersebyum berkata kepada pembantunya, "Terimakasih bi….".

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اَصْحَابِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اَنْصَارِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اَزْوَاجِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اَتْبَاعِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى ذُرِّيَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

صحـيح مســلم

و حَدَّثَنَاه أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ إِسْمَعِيلَ وَاللَّفْظُ لِأَحْمَدَ قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ عَنْ أَنَسٍ قَالَ لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ أَخَذَ أَبُو طَلْحَةَ بِيَدِي فَانْطَلَقَ بِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَنَسًا غُلَامٌ كَيِّسٌ فَلْيَخْدُمْكَ قَالَ فَخَدَمْتُهُ فِي السَّفَرِ وَالْحَضَرِ وَاللَّهِ مَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ صَنَعْتُهُ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا هَكَذَا وَلَا لِشَيْءٍ لَمْ أَصْنَعْهُ لِمَ لَمْ تَصْنَعْ هَذَا هَكَذَا

صحـيح مســلم

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ وَأَبُو الرَّبِيعِ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ وَاللَّهِ مَا قَالَ لِي أُفًّا قَطُّ وَلَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ لِمَ فَعَلْتَ كَذَا وَهَلَّا فَعَلْتَ كَذَا زَادَ أَبُو الرَّبِيعِ لَيْسَ مِمَّا يَصْنَعُهُ الْخَادِمُ وَلَمْ يَذْكُرْ قَوْلَهُ وَاللَّهِ و حَدَّثَنَاه شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا سَلَّامُ بْنُ مِسْكِينٍ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ عَنْ أَنَسٍ بِمِثْلِهِ

صحـيح مســلم

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ وَأَبُو الرَّبِيعِ قَالَا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ وَاللَّهِ مَا قَالَ لِي أُفًّا قَطُّ وَلَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ لِمَ فَعَلْتَ كَذَا وَهَلَّا فَعَلْتَ كَذَا زَادَ أَبُو الرَّبِيعِ لَيْسَ مِمَّا يَصْنَعُهُ الْخَادِمُ وَلَمْ يَذْكُرْ قَوْلَهُ وَاللَّهِ و حَدَّثَنَاه شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا سَلَّامُ بْنُ مِسْكِينٍ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ عَنْ أَنَسٍ بِمِثْلِهِ

سنن الدارمي

أَخْبَرَنَا أَبُو النُّعْمَانِ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا قَالَ لِي أُفٍّ قَطُّ وَلَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ صَنَعْتُهُ لِمَ صَنَعْتَ كَذَا وَكَذَا أَوْ هَلَّا صَنَعْتَ كَذَا وَكَذَا وَقَالَ لَا وَاللَّهِ مَا مَسِسْتُ بِيَدِي دِيبَاجًا وَلَا حَرِيرًا أَلْيَنَ مِنْ يَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا وَجَدْتُ رِيحًا قَطُّ أَوْ عَرْفًا كَانَ أَطْيَبَ مِنْ عَرْفِ أَوْ رِيحِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

مسند أحمد

حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ وَمَا كُلُّ أَمْرِي كَمَا يُحِبُّ صَاحِبِي أَنْ يَكُونَ مَا قَالَ لِي فِيهَا أُفٍّ وَلَا قَالَ لِي لِمَ فَعَلْتَ هَذَا وَأَلَّا فَعَلْتَ هَذَا

مسند أحمد

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّازَّقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنِ ثَابِتٍ عَنِ أَنَسٍ قَالَ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ لَا وَاللَّهِ مَا سَبَّنِي سَبَّةً قَطُّ وَلَا قَالَ لِي أُفٍّ قَطُّ وَلَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ فَعَلْتُهُ لِمَ فَعَلْتَهُ وَلَا لِشَيْءٍ لَمْ أَفْعَلْهُ أَلَّا فَعَلْتَهُ

مسند أحمد

حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ حَدَّثَنَا عِمْرَانُ الْبَصْرِيُّ الْقَصِيرُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ خَدَمْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ فَمَا أَمَرَنِي بِأَمْرٍ فَتَوَانَيْتُ عَنْهُ أَوْ ضَيَّعْتُهُ فَلَامَنِي فَإِنْ لَامَنِي أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ إِلَّا قَالَ دَعُوهُ فَلَوْ قُدِّرَ أَوْ قَالَ لَوْ قُضِيَ أَنْ يَكُونَ كَانَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بنُ ثَابِتٍ حَدَّثَنِي جَعْفَرُ بْنُ بُرْقَانَ عَنْ عِمْرَانَ الْبَصْرِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ فَذَكَرَ مِثْلَهُ

مسند أحمد

حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا سَلَّامٌ يَعْنِي ابْنَ مِسْكِينٍ عَنْ ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ فَمَا قَالَ لِي أُفٍّ قَطُّ وَلَا قَالَ لِمَ صَنَعْتَ كَذَا

مسند أحمد

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِسْحَاقَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِسْعَ سِنِينَ فَمَا قَالَ لِي قَطُّ لِشَيْءٍ صَنَعْتُهُ قَطُّ أَسَأْتَ وَلَا بِئْسَ مَا صَنَعْتَ

[Sumber : Elhooda.net]

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing