Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu semakin membabi buta mengkritik Presiden Amerika Serikat Barack Obama karena mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman di wilayah rampasan. Netanyahu Tampak tidak menahan diri karena masa kepresidenan Obama, yang telah memberi bantuan militer senilai 38 juta dolar AS kepada Israel, akan segera berakhir dan digantikan oleh tokoh yang lebih bersahabat, Donald Trump.
Setelah tercapainya keputusan Dewan Keamanan PBB yang dinilai sebagai kekalahan Israel di pentas internasional, Netanyahu merespons dengan meminta dukungan dari dalam negeri. Kepada waganya sendiri, dia mengatakan, bahwa komunitas internasional terlalu berlebihan dalam mengkritik kebijakan Israel terhadap Palestina.
Dia menggambarkan, resolusi yang anti terhadap pemukiman Yahudi dari Dewan Keamanan adalah sebuah penghinaan bagi kedaulatan Israel dan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Dia mengatakan, hal tersebut saat melakukan kunjungan mendadak pada Hari Raya Pentahbisan di Tembok Ratapan, salah satu tempat paling suci bagi kaum Yahudi, yang berlokasi di Kota Tua Yerusalem dan merupakan daerah rampasan Israel saat memenangi perang 1967.
Pada Senin, Netanyahu menuding Obama telah melakukan konspirasi dengan Palestina di PBB untuk menggagalkan program pembangunan pemukiman bagi warga Yahudi di wilayah rampasan. Dunia internasional sendiri sudah lama menganggap program pemukiman sebagai hal yang ilegal. Namun baru kali ini Dewan Keamanan PBB meloloskan resolusi yang mengecam program tersebut, karena upaya yang sama pada tahun-tahun lalu selalu gagal oleh veto dari Amerika Serikat.
Sebagai balasan atas resolusi Dewan Keamanan, Netanyahu memerintahkan agar anggota kabinetnya membatasi kunjungan ke negara pendukung resolusi sampai Trump resmi menjadi presiden Amerika Serikat pada 20 Januari mendatang. Pada Kamis pekan lalu, Netanyahu sempat sukses melobi Mesir--yang merupakan pengusul resolusi--untuk membatalkan niatnya membawa persoalan pemukiman ke Dewan Keamanan.
Namun, pemimpin Israel itu kalah dalam manuver karena Selandia Baru, Venezuela, Senegal, dan Malaysia menyerahkan usulan tersebut satu hari kemudian. Usulan resolusi itu kemudian memperoleh hasil voting 14-0 dan Amerika Serikat menyatakan abstain. Sejumlah pengamat mengatakan bahwa Obama sengaja tidak menggunakan hak veto karena sudah tidak lagi harus mempertimbangkan politik dalam negeri. Banyak keputusan besar yang diambil presiden dalam masa tenggang seperti yang dialami Obama.[Antara]
Komentar
Posting Komentar