Mantan perdana menteri Australia
Tony Abbott menyatakan bahwa "kebudayaan itu tidak semua setara" dan
mendesak Barat untuk memproklamasikan superioritasnya atas Islam.
Komentar ini mengundang kritik luas dan dianggap meniru pernyataan
bakal calon
presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Abbott, yang didepak Malcolm Turnbull lewat kudeta politik Partai
Liberal Party September lalu, mendesak Barat untuk "siap
memproklamasikan
superioritas sejati budaya kita terhadap budaya yang menghalalkan
pembunuhan manusia atas nama Tuhan".
"Kita tidak bisa terus membantah masalah massif di dalam Islam,"
tulisnya dalam kolom opini di Sydney Daily Telegraph seperti dilansir
Antara, Rabu petang (9/12).
Abbott, yang pernah dididik sebagai pendeta sebelum masuk politik
bahkan pernah dijuluki "pendeta gila", menambahkan bahwa warga
Australia mesti
berhenti merasa bersalah atas nilai-nilai "yang membuat negeri kita
bebas, jujur dan makmur".
Namun pemimpin oposisi Partai Buruh Ed Husic mengecam Abbott karena
berusaha "men-Trump-isasi" politik Australia. Donald Trump belum lama
ini mengusulkan orang muslim dilarang masuk ke AS.
Sementara itu Ketua Komisi HAM Australia Gillian Triggs, seperti
dikutip AFP, berkata, "Kita harus benar-benar hati-hati sebelum kita
membungkus pernyataan mengenai Islam sebagai agama, atau warga muslim
di Australia."
Dia melanjutkan, "Kebanyakan warga muslim yang saya temui dalam tugas
saya, saya mengenal mereka sungguh cinta damai dan orang dari keluarga
baik-baik. Oleh karena itu saya kira kita perlu berusaha keras
memahami mengapa sekelompok kecil ini menjadi begitu
teradikalisasi."(liputanislam.com
Komentar
Posting Komentar