rumah-rumah mereka lebih baik jika mereka hendak melakukan sholat.
Jika seorang wanita hendak pergi ke masjid, ada beberapa adab khusus
yang perlu diperhatikan:
1.Meminta izin kepada suami atau mahramnya
2.Tidak menimbulkan fitnah
3.Menutup aurat secara lengkap
4.Tidak berhias dan memakai parfum
Perbuatan kaum wanita yang memakai parfum hingga tercium baunya dapat
menimbulkan fitnah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi
Wasallam, "Siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian
keluar menuju masjid, maka tidak akan diterima shalatnya sehingga ia
mandi"
Abu Musa radhiallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda,
كُلُّ عَيْنٍ زَانِيَةٌ وَالْمَرْأَةُ إِذَا اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ
بِالْمَجْلِسِ فَهِىَ كَذَا وَكَذَا يَعْنِى زَانِيَةُ
"Setiap mata berzina dan seorang wanita jika memakai minyak wangi lalu
lewat di sebuah majelis (perkumpulan), maka dia adalah wanita yang
begini, begini, yaitu seorang wanita pezina".
5. Ketika Memasuki Masjid Hendaklah Berdoa dan Mendahulukan Kaki Kanan
Hendaklah orang yang keluar dari rumahnya membaca doa,
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَإِلاَّ بِاللَّهِ
"Dengan menyebut nama Allah aku bertawakal kepada-Nya, tidak ada daya
dan upaya selain dari Allah semata".
Kemudian ketika berjalan menuju masjid hendaklah berdoa,
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَفِي
سَمْعِي نُورًا وَعَنْ يَمِينِي نُورًا وَعَنْ يَسَارِي نُورًا
وَفَوْقِي نُورًا وَتَحْتِي نُورًا وَأَمَامِي نُورًا وَخَلْفِي
نُورًا وَاجْعَلْ لِي نُورًا
"Yaa Allah, berilah cahaya di hatiku, di penglihatanku dan di
pendengaranku, berilah cahaya di sisi kananku dan di sisi kiriku,
berilah cahaya di atasku, di bawahku, di depanku dan di belakangku,
Yaa Allah berilah aku cahaya".
6. Shalat Tahiyatul Masjid
Di antara adab ketika memasuki masjid adalah melaksanakan shalat dua
rakaat sebelum duduk. Shalat ini diistilahkan para ulama dengan shalat
tahiyatul masjid. Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ
قَبْلَ أَنْ يَجْلِ
"Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia
shalat dua rakaat sebelum dia duduk".
Yang dimaksud dengan tahiyatul masjid adalah shalat dua rakaat sebelum
duduk di dalam masjid. Tujuan ini sudah tercapai dengan shalat apa
saja yang dikerjakan sebelum duduk. Oleh karena itu, shalat sunnah
wudhu, shalat sunnah rawatib, bahkan shalat wajib, semuanya merupakan
tahiyatul masjid jika dikerjakan sebelum duduk. Merupakan suatu hal
yang keliru jika tahiyatul masjid diniatkan tersendiri, karena pada
hakikatnya tidak ada dalam hadis ada shalat yang namanya 'tahiyatul
masjid'. Akan tetapi ini hanyalah penamaan ulama untuk shalat dua
rakaat sebelum duduk. Karenanya jika seorang masuk masjid setelah
adzan lalu shalat qabliah atau sunah wudhu, maka itulah tahiyatul
masjid baginya. Syariat ini berlaku untuk laki-laki maupun wanita.
Hanya saja para ulama mengecualikan darinya khatib jumat, di mana
tidak ada satupun dalil yang menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu
'alaihi Wasallam shalat tahiyatul masjid sebelum khutbah. Akan tetapi
beliau datang dan langsung naik ke mimbar. Syariat ini juga berlaku
untuk semua masjid, termasuk masjidil haram.
Tahiyatul masjid disyariatkan pada setiap waktu seseorang itu masuk
masjid dan ingin duduk di dalamnya. Termasuk di dalamnya waktu-waktu
yang terlarang untuk shalat, menurut sebagian pendapat kalangan ulama.
8. Mengagungkan Masjid
Bentuk pengagungan terhadap masjid berupa hendaknya seseorang tidak
bersuara dengan suara yang tinggi, bermain-main, duduk dengan tidak
sopan, atau meremehkan masjid. Hendaknya juga ia tidak duduk kecuali
sudah dalam keadaan berwudhu untuk mengagungkan rumah AllahTa'ala dan
syariat-syariat-Nya. AllahTa'ala berfirman,
"Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan
syiar-syiar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati".
9. Menuggu Ditegakkannya Shalat Dengan Berdoa Dan Berdzikir.
Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata, "Setelah shalat dua rakaat
hendaknya orang yang shalat untuk duduk menghadap kiblat dengan
menyibukkan diri berdzikir kepada Allah, berdoa, membaca Alquran, atau
diam dan janganlah ia membicarakan masalah duniawi belaka".
Terdapat keutamaan yang besar bagi seorang yang duduk di masjid untuk
menunggu shalat, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi
Wasallam,
فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فيِ الصَّلاَةِ مَاكَانَتِ
الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ واْلمَلاَئِكَةُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ أَحَدِكُمْ
مَادَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي صَلىَّ فِيْهِ يَقُوْلُوْنَ:
اَللّهُمَّ ارْحَمْهُ الّلهُمَّ اغْفِرْ لَهُ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيْهِ
مَا لَمْ يُحْدِثْ
"Apabila seseorang memasuki masjid, maka dia dihitung berada dalam
shalat selama shalat tersebut yang menahannya (di dalam masjid), dan
para malaikat berdoa kepada salah seorang di antara kalian selama dia
berada pada tempat shalatnya, Mereka mengatakan, "Ya Allah,
curahkanlah rahmat kepadanya, ya Allah ampunilah dirinya selama dia
tidak menyakiti orang lain dan tidak berhadats".
10. Mengaitkan Hati Dengan Masjid
Berusaha untuk selalu mengaitkan hati dengan masjid dengan berusaha
mendatangi ke masjid sebelum shalat, menunggu shalat dengan berdzikir
dan beribadah, dan tidak buru-buru beranjak. Dan keutamaan inilah yang
akan dinaungi oleh AllahTa'ala ketika nanti tiada naungan
selainnaungan-Nya. Sebagaimana dalam hadis, "Tujuh jenis orang yang
Allah Ta'ala akan menaungi mereka pada hari tiada naungan kecuali
naungan-Nya, dan laki-laki yang hatinya selalu terkait dengan masjid)"
( muslim.or.id)
Komentar
Posting Komentar