Seandainya dalam kehidupan ini kita bebas untuk berbuat dan menentukan hasilnya, tentu kita akan memilih perbuatan dan hasil yang yang terbaik seperti yang kita inginkan. Tapi ini kehidupan, dimana kita hanya punya rencana dan keinginan-keinginan tanpa bisa memastikan hasil sesuai yang kita inginkan.
Adalah tabu kalau kita melakukan suatu perbuatan yang kita anggap baik, tetapi tidak berkenan di hati orang lain, kemudian kita menyesalinya. Biarlah amal perbuatan kita, Allah yang menilai, dan seluruh pengorbanan kita ikhlaskan untuk bekal ibadah kita di hadapan Allah SWT kelak di akhirat.
Dalam hidup di zaman serba susah ini amat banyak saudara-saudara kita terjerat hutang kepada rentenir hanya untuk keperluan konsumsi. Ada pergulatan batin antara mencari nafkah dengan jalan pintas atau menceburkan diri di kubangan hutang yang di gali para rentenir lintah darat yang haus darah...benar-benar haus darah...memerah dan meminum darah sampai tetes darah penghabisan bagi para korbannya, hingga kita menjadi bias memahami makna tolong-menolong dan memangsa daging saudara sendiri sesama manusia yang katanya penuh adab dan sopan santun dengan menjebaknya dalam belenggu hutang berbunga...bunga berbunga...
Dosa siapa salah siapa bila kita terjebak dalam jeratan rentenir lintah darat ? Agaknya kita dituntun untuk menjadi arif dan bijaksana memenuhi kebutuhan raga yang kelak akan mati, sebab sebodoh-bodohnya akal pasti akan mampu memahami bahwa kita dilahirkan ke dunia sudah mempunyai ketentuan rejeki sendiri-sendiri yang cukup berlimpah, tinggal bagaimana kita menggalinya dengan cucuran keringat kita untuk kebutuhan kita sehari-hari
Allah tidak menghendaki kebinasaan dan kesia-siaan dalam hidup kita, kecuali kita yang menghendaki kebinasaan karena tidak mampu mempergunakan hati dan fikiran dengan sempurna.
Adalah tabu kalau kita melakukan suatu perbuatan yang kita anggap baik, tetapi tidak berkenan di hati orang lain, kemudian kita menyesalinya. Biarlah amal perbuatan kita, Allah yang menilai, dan seluruh pengorbanan kita ikhlaskan untuk bekal ibadah kita di hadapan Allah SWT kelak di akhirat.
Dalam hidup di zaman serba susah ini amat banyak saudara-saudara kita terjerat hutang kepada rentenir hanya untuk keperluan konsumsi. Ada pergulatan batin antara mencari nafkah dengan jalan pintas atau menceburkan diri di kubangan hutang yang di gali para rentenir lintah darat yang haus darah...benar-benar haus darah...memerah dan meminum darah sampai tetes darah penghabisan bagi para korbannya, hingga kita menjadi bias memahami makna tolong-menolong dan memangsa daging saudara sendiri sesama manusia yang katanya penuh adab dan sopan santun dengan menjebaknya dalam belenggu hutang berbunga...bunga berbunga...
Dosa siapa salah siapa bila kita terjebak dalam jeratan rentenir lintah darat ? Agaknya kita dituntun untuk menjadi arif dan bijaksana memenuhi kebutuhan raga yang kelak akan mati, sebab sebodoh-bodohnya akal pasti akan mampu memahami bahwa kita dilahirkan ke dunia sudah mempunyai ketentuan rejeki sendiri-sendiri yang cukup berlimpah, tinggal bagaimana kita menggalinya dengan cucuran keringat kita untuk kebutuhan kita sehari-hari
Allah tidak menghendaki kebinasaan dan kesia-siaan dalam hidup kita, kecuali kita yang menghendaki kebinasaan karena tidak mampu mempergunakan hati dan fikiran dengan sempurna.
Komentar
Posting Komentar